Browsing by Author "Anwar, Khairul"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item FORMULASI SINERGI KEBIJAKAN DESENTRALISASI LINTAS KEMENTERIAN: STUDIKASUS KEBIJAKAN KELAPA SAWIT K2-I (Kemlskinan, Kebodohan,dan Infrastruktur) DIRIAU 2005-2010(2012-12-05) Anwar, Khairul; Yusri, AIi; Marta, AuradianPenelitian ini berangkat dari pertanyaan pokok; model sinergisitas formulasi kebijakan seperti apakah yang dapat mengelola konflik kebijakan perkebunan kelapa sawit K2I di Riau 2005-2010? Dalam tahun kedua ini, potanyaan pokok tersebut dapat dirinci secara lebih spesifik adalah sebagai berikut: bagaimana pola dan arah interaksi aktor yang terlibat dalam proses kebijakan K2I? Bagaimanakah cara aktor mencapai kepentingan? Bagaimanakah para aktor mengorganisir din dan berkoalisi?Metode dalam peneiitian ini adalah deskriptif-kualitatif yakni berusaha menggambarkan suatu fenomena sosial secara terperinci sesuai dengan keadaan sebenamya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi berupa cacatan resmi, FGD, dokumen, artikel ilmiah, laporan media massa serta berbagai sumber laiimya, dan melakukan pengamatan langsung dengan tujuan memperkuat analisis. Data yang dikvimpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan Modern Political Economy yang memuat empat langkah seperti yang dijelaskan Frieden (1991). Peneiitian ini menemiJcan hal-hal sebagai berikut; /7ertoma,formulasi kebijakan perke'uunan kelapa sawit K2-I ditentukan oleh interaksi antara birokrasi, pengusaha, dan politisi dalam memperebutkan sesuatu yang menguntungkan dari kebijakan perkebunan. Perebutan antar aktor inilah menyebabkan mengapa proses kebijakan di Riau berkembang dinamis; ada sifat mendukimg, menolak, dan menerima dengan syarat kebijakan Sawit K2-I. Persoalan reaksi politik lokal terhadap formulasi kebijakan perkebunan ini adalah inti dari persoalan politik lokal selama ini. Kedua, dalam sinergisitas formulasi kebijakan perkebunan kelapa sawit di Riau menunjukkan bahwa aktor yang efektif mempengaruhi perpolitikan Riau adalah mereka yang efektif merumuskan kebijakan perkebunan. jKertga,model sinergisitas formulasi kebijakan desentralisasi adalah abstraksi dari fenomena sosial yang menjadi basis model sinergisitas formulasi kebijakan era desentralisasi di Riau. Model yang mengetengahkan variabel keterlibatan Aktor (masyarakat, pemerintah dan swasta), kepentingan, basis sosial dan sumber daya mulai dari tingkat isu kebijakan, masalah dan formulasi dan legitimasi kebijakan.Item Formulasi Sinergi Kebijakan Lintas Kementrian: Studi Kasus Kebijakan Kelapa Sawit K2l (kemiskinan, dan infrastruktur ) di Riau 2005-2010(2012-10-23) Anwar, KhairulModel sinergisitas kebijkan yang ditemukan ini berangkat dari ide penelitian adalah bagaimana membuka ruang politik lebih luas antara pemerintah, masyarakat, dan swasta (PMS) dalam proses kebijakan.Item Membaca Inovasi Daerah Dari Kasus Das Dosan,Siak(2016-01-05) Anwar, Khairul; Harto, Syafri; Isril; Asrida, WanPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan inovasi di daerah aliran sungai (DAS) dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan mengambil contoh kasus Program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Masyarakat (P3KS) di kampung Dosan Kabupaten Siak 2007-2015 Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan itu adalah menggabungkan pendekatan Modern Political Economy dan governability. Hasil studi ini menemukan bahwa pertama,; inovasi Daerah ditentukan oleh kapasitas manajerial dan politik kepala daerah Kedua,Lingkungan politik,kepemimpinan dan kemampuan membangun jaringan kerjasama adalah faktor kunci inovasi Daerah; Ketiga, pentingnya mendorong pengembangan nilai-nilai harmoni bukan konflik di tengah-tengah masyarakat lokal DASItem PEMETAAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN KELAPA SAWIT DI DAS: KASUS DAS SIAK 2005-2010(2014-05-20) Anwar, Khairul; Asrida, Wan; Bahri, SyamsulPenelitian ini bertujuan menemukan peta konflik yang terjadi disekitar DAS Siak dan strategi seperti apakah yang dapat diterapkan dalam mengelola konflik desa perkebunan berbasis DAS Siak tahun 2005-2010.Metode yang digunakan dalam mencapai tujuan itu adalah dengan cara mengidentifikasi; (1)Siapa saja aktor yang terlibat dalam konflik itu? (2)Apa yang menjadi kepentingan para aktor mengenai kebijakan perkebunan kelapa sawit; (3) Apa preferensi politik para aktor lokal dan,(4) Bagaimanakah cara para aktor dan masyarakat lokal tersebut mengorganisir diri dan berkoalisi dengan kelompok-kelompok sosial dalam mengelola konflik yang akan dan sudah terjadi? Hasil studi tahun pertama diharapkan menghasilkan data base pemetaan,dan langkah-langkah pengelolaan aktor dalam situasi konflik DAS di Riau. Hasil studi tahun pertama ini diharapkan bisa menjadi deskripsi (data) awal pemetaan interaksi aktor dalam situasi konflik DAS di IndonesiaItem Penguatan Kapasitas Perempuan Dalam Pemilu Dan Proses Politik Di Desa Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Asrida, Wan; Amin, Raja Muhammad; Marta, Auradian; Anwar, Khairul; Febrina, RuryPengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan pada komunitas perempuan di Desa Koto Baru Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singigi. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan dari Maret sampai dengan Mei 2018. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kaum perempuan sehingga terjadi peningkatan kapasitas untuk ikut serta dalam Pemilu dan proses politik. Hasil dari pengabdian ini adalah adanya komitmen dari perempuan di Desa Koto Baru untuk tidak lagai menjadi objek politik tapi sebagai subjek politik dengan ikut partisipasi aktif dalam Pemilu dan mempengaruhi kebijakan minimal di tingkat desa.Item Political Model Of Conflict Based On Palm Plantation Near To Riverside Area: Desa Dosan Siak Case, 2009-201(2015-10-08) Anwar, Khairul; Isril; Asrida, WanThe focus of this research is to find out political model and triggering factors of social conflict happening around riverside area in 2007-2012. The method of this research is to identify; (1) general and particular triggering factors. (2) actors involved in the conflict. (3) actors' interest about palm plantation policy. (4) conflict solving strategy that is to come and has already done. The result shows that the society can survive if synergy in groups,and then the non-legal dominant factors of conflict in riverside area are: poverty and awareness of the economic factor of area.Item Politik Pengelolaan Das Di Riau: Negara Harus Kuat(wahyu sari yeni, 2018-08-19) Anwar, Khairul; Harto, SyafriMakalah ini bertujuan menjelaskan pola interaksi aktor dalam situasi konflik di DAS Siak dengan mengambil contoh kasus kampong Dosan. Metode yang digunakan adalah mengidentifikasi; (1)Siapa saja aktor yang terkait dalam pengelolaan DAS dan apa kepentingannya? (2) Apa preferensi politik para aktor lokal dan,(3) Bagaimanakah cara para aktor mengorganisir diri dan berkoalisi dengan kelompok-kelompok sosial? Penelitian ini bersandarkan model teori negara developmentalis (developmental state). Hasil penelitian ini adalah berupa model politik sinergi kelompok yang diaplikasikan ke DAS Siak. Model ini memiliki empat elemen pokok yaitu aktor,kepentingan,basis sosial, dan sumberdaya. Keempat unsur tersebut mensinergikan para pelaku pemerintah,masyarakat dan pelaku bisnis ke dalam tiga tahapan proses kebijakan yaitu A.isu kebijakan.B. Masalah kebijakan. C. Kebijakan sektor publik. Implementasikan model sinergi kelompok di DAS Siak ditentukan oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut: (1) faktor eksternal berupa kebijakan ekonomi pusat dan Daerah bidang kehutanan dan perkebunan,pertanahan dan industri. (2) Faktor internal dari kampung Dosan meliputi para aktor Dosan, Kepntingan aktor, pengetahuan sosial masyarakat,kapasitas teknokratik dan kapasitas politik pemimpin Daerah. Strategi yang efektif adalah langkah yang memadukan antara kapasitas teknoratik dan kapasitas politik; (3) faktor eksternal dan internal masyarakat memnentukan penerapan model konteks pengelolaan DAS dalam situasi konflik DAS SiakItem Prosiding Seminar Penelitian dan Pengabdian FISIP Universitas Riau(wahyu sari yeni, 2019-04-01) Suyanto, Suyanto; Nasution, Belli; Anwar, Khairul; Anwar, Khairul; Handoko, Tito; Prayuda, RendyPenerbitan prosiding ini dalam perspektif kepentingan teknis ialah upaya kesinambungan menjaga tradisi akademis sebagai bagian dari dokumentasi tertulis. Sementara dalam perspektif teoritis-akademis, prosiding ini penerbitannya dapat menjadi referensi bagi kepentingan pendidikan di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, baik di Universitas Riau maupun universitas lainnya di Riau dan Indonesia umumnya. Prosiding ini mengetengahkan empat sub tema tersebut berlanadaskan keingian lembaga ini untuk turut serta memberikan kontribusi positif bagi mengimplementasikan salah satu tridharma perguruan tinggi bidang penelitian. Prosiding ini ialah bagian integral dari hasil penelitian yang diimplementasikan melalui sebuah kumpulan karya akademis (prosiding). Oleh karena itu menurut hemat kami, semua hasil penelitian atau pun proses kreatif akademis ini secara subtansi, berdasarkan dari pelbagai kedinamisan ide dan isu yang diangkat oleh para penulis, kehadiran prosiding ini memiliki tiga tujuan utamaItem Sinergi dan Strategi Kebijakan Desentralisasi Lintas Kementerian: Studi Kasus Kebijakan Kelapa Sawit K2I di Riau 2006-2011(2013-04-01) Anwar, Khairul; Haryanto, Meizy; Yusri, Ali; Bahri, SyamsulPenelitian ini berangkat dari pertanyaan pokok; model sinergi formulasi dan implementasi kebijakan desentralisasi seperti apakah yang dapat mengelola konflik kebijakan perkebunan kelapa sawit K2I di Riau 206-2011? Dalam tahun pertama ini, pertanyaan pokok tersebut dapat dirinci secara lebih spesifik adalah sebagai berikut: Siapa saja aktor terlibat dalam proses kebijakan itu? Apa tujuan dan kepentingan masing-masing aktor? Bagaimanakah para aktor mengorganisir diri dan berkoalisi?,dan apa yang menjadi sumberdaya politik para aktor lokal tersebut dalam mendapatkan legitimasi? Tahun pertama bertujuan membuat pemetaan sosial, isu, masalah dan strategi kebijakan.Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yakni berusaha menggambarkan suatu fenomena sosial secara terperinci sesuai dengan keadaan sebenarnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dokumentasi berupa cacatan resmi, FGD, dokumen, artikel ilmiah, laporan media massa serta berbagai sumber lainnya, dan melakukan pengamatan langsung dengan tujuan memperkuat analisis. Data yang dikumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pendekatan Modern Political Economy yang memuat empat langkah seperti yang dijelaskan Frieden (1991). Penelitian ini menemukan hal-hal sebagai berikut; pertama, menunjukkan bahwa ada banyak isu kebijakan sawit yang muncul kepermukaan namun yang paling menonjol adalah perebutan kendali atas izin perkebunan, konflik penguasaan lahan, perdebatan pola perkebunanDinamika wacana isu dan masalah sosial muncul dan dimunculkan oleh aktor yang efektif menanamkan pengaruh politik dalam membuat keputusan perkebunan kelapa sawit.Kendali terhadap para aktor yang memegang kendali atas kebijakan perkebunan inilah yang menjadi strategi trobosan dalam proses kebijakan perkebunan di Riau kedepan. Kedua,karena kebijakan perkebunan kelapa sawit K2-I ditentukan oleh interaksi antara birokrasi, pengusaha, dan politisi dalam memperebutkan sesuatu yang menguntungkan dari kebijakan perkebunan.Maka strategi aliansi kelompok pemerintah dan koalisi actor pemerintah dengan non-pemerintah dapat dilakukan dengan mendesentralisasikan proses pengambilan keptusan, mendemokrasikan politik local,kearifan local,dan konpensasi ekonomiItem Social Conflict Based on Palm Plantation Near to Riverside Area: Desa Dosan Siak Case, 2007-2012(2015-01-29) Anwar, Khairul; Isril; Asrida, WanThe focus of this research 1s to find out triggering factors of social conflict happening around riverside area in 2001-2012. Method of this research is to Identify (1) qeneral and particular tr1qqerinq factors. (2) actors involved in the conffict (3) actors' interest about palm plantation poliCY ( 4) conflict solv1nq strateqv that 1s to come and has already done. Result shows that the non-leqal dominant factors of conflict in riverside area are p:Jverty and awareness of the economic factor of area.Item Social Conflict Based on Palm Plantation Near to Riverside Area: Desa Dosan Siak Case, 2007-2012(2016-11-07) Anwar, Khairul; Isril; Wan, AsridaThe focus of this research is to find out triggering factors of social conflict happening around riverside area in 2007-2012. Method of this research is to identify; (1) general and particular triggering factors. (2) actors involved in the conflict. (3) actors' interest about palm plantation policy. (4) conflict solving strategy that is to come and has already done. Result shows that the non-legal dominant factors of conflict in riverside area are: poverty and awareness of the economic factor of area.