Browsing by Author "Andesgur, Ivnaini"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Effective Microoganisme (EM-4)Sebagai Bioaktivator Terhadap Kualitas Kompos Berbahan Dasar Limbah Padat Pabrik Minyak Kelapa Sawit(2016-11-30) Yenie, Elvi; Andesgur, IvnainiLimbah padat pabrik minyak kelapa sawit yang paling dominan berasal dari proses pengolahan di dalam pabrik berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang, serat, lumpur dan bungkil. Disamping itu, limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif dan abu yang berasal dari pembakaran TKKS di insinerator. Bahan baku yang digunakan adalah limbah padat pabrik minyak kelapa sawit seperti lumpur, abu, dan serat kelapa sawit serta sampah organik pasar sebagai penambahan sumber karbon. Tujuan penelitian ini adalahmempelajari pengaruh variasi bioactivator EM-4 sebesar 0,5%, 0,7%, 0,9% dankontrol pada proses pengomposan selama 21 hari terhadapkualitas kompos (N,P,K,Ca,Mg, pH, kadar air, temperatur), dan kompos yang dihasilkan dibandingkan dengan standar kualitas kompos yaitu SNI 19-7030-2004. Adapun hasil yang didapatkan adalah pengaruh penambahan bioaktivator EM4 pada 0,7% memberikan hasil yang terbaik yang ditunjukan dengan kandungan N-total 2,52%,P-total 0,97%, K-total 0,72%, Ca 0,49%, Mg 0,072%, pH 7,5 kadar air 29,67% dan temperatur 25 oC, serta kompos yang dihasilkan memenuhi standar kualitas kompos SNI 19-7030-2004. Pemanfaatan limbah padat pabrik minyak kelapa sawit merupakan salah satu solusi dalam pengendalian pencemaran lingkungan yang berkelanjutanItem Potensi Produksi Gas Metana Dari Kegiatan Landfilling di TPA Muara Fajar, Pekanbaru(2017-01-09) Sasmita, Aryo; Andesgur, Ivnaini; Rahmi, HerfiKota Pekanbaru merupakan kota besar dengan jumlah penduduk 1.038.118 jiwa pada tahun 2015, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2,63% per tahun. Jumlah penduduk yang besar tersebut memiliki konsekuensi di bidang pengelolaan lingkungan, salah satunya adalah besarnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat Kota Pekanbaru. Berdasarkan data yang tercatat di TPA Muara Faja, besarnya sampah yang masuk ke TPA Muara Fajar, setiap bulannya mencapai 14.500 Ton. Proses degradasi material organik yang berasal dari sampah akan menghasilkan gas metana (CH4), CO2, sisa bahan toksik, dan bau. Gas metana dan gas CO2 merupakan gas rumah kaca yang berkonstribusi terhadap pemanasan global. Walaupun demikian gas metana dapat pula dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar produksi gas metana yang diproduksi dari proses pembuangan sampah di TPA secara landfilling dan berapa lama lagi TPA muara Fajar masih dapat beroperasi menampung sampah Kota Pekanbaru. Dilakukan survey untuk mengetahui besarnya timbulan sampah yang masuk ke TPA setiap harinya dan berapa luas lahan yang masih tersisa untuk menerima sampah kota. Dalam penelitian ini menggunakan software Landgem untuk menghitung produksi gas metana yang dihasilkan dari proses degradasi sampah TPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan timbulan sampah yang masuk setiap hari, TPA Muara Fajar hanya dapat beroperasi menampung sampah Kota Pekanbaru hingga bulan Oktober 2018. Dari hasil perhitungan menggunakan program Landgem menunjukkan hasil bahwa produksi gas metana dari degradasi sampah terbesar pada tahun 2019 sebesar 1.331.487 m3/tahun dan gas tersebut akan habis pada tahun 2096.Item Potensi Produksi Gas Metana Dari Kegiatan Landfilling Di Tpa Muara Fajar, Pekanbaru(2016-12-13) Sasmita, Aryo; Andesgur, IvnainiKota Pekanbaru merupakan kota besar dengan jumlah penduduk 1.038.118 jiwa pada tahun 2015, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2,63% per tahun. Jumlah penduduk yang besar tersebut memiliki konsekuensi di bidang pengelolaan lingkungan, salah satunya adalah besarnya timbulan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat Kota Pekanbaru. Berdasarkan data yang tercatat di TPA Muara Faja, besarnya sampah yang masuk ke TPA Muara Fajar, setiap bulannya mencapai 14.500 Ton. Proses degradasi material organik yang berasal dari sampah akan menghasilkan gas metana (CH4), CO2, sisa bahan toksik, dan bau. Gas metana dan gas CO2 merupakan gas rumah kaca yang berkonstribusi terhadap pemanasan global. Walaupun demikian gas metana dapat pula dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar produksi gas metana yang diproduksi dari proses pembuangan sampah di TPA secara landfilling dan berapa lama lagi TPA muara Fajar masih dapat beroperasi menampung sampah Kota Pekanbaru. Dilakukan survey untuk mengetahui besarnya timbulan sampah yang masuk ke TPA setiap harinya dan berapa luas lahan yang masih tersisa untuk menerima sampah kota. Dalam penelitian ini menggunakan software Landgem untuk menghitung produksi gas metana yang dihasilkan dari proses degradasi sampah TPA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan timbulan sampah yang masuk setiap hari, TPA Muara Fajar hanya dapat beroperasi menampung sampah Kota Pekanbaru hingga bulan Oktober 2018. Dari hasil perhitungan menggunakan program Landgem menunjukkan hasil bahwa produksi gas metana dari degradasi sampah terbesar pada tahun 2019 sebesar 1.331.487 m3/tahun dan gas tersebut akan habis pada tahun 2096.Item Studi Parameter Suhu,Kadar Air, Dan Ph Terhadap Variasi Tinggi Tumpukan Pada Proses Pengomposan Lumpur Sawit(2018-03-12) Yenie, Elvi; Andesgur, IvnainiThe most dominant palm oil mill effluent comes from processing inside the factory in the form of empty fruit bunches (EFB), shells, fibers, mud and cake. In addition, solid waste derived from the processing of liquid waste in the form of active sludge and ash derived from burning EFB in incinerators. The raw materials used in this research are solid waste of palm oil factories such as mud, ash, and palm fiber and organic waste from market as additional carbon sources. The objective of this study was to learn the profile of temperature, moisture content, and pH during the composting process of palm sludge on variations of stack height 40 cm, 45 cm, and 50 cm of compost raw material. The result is high stack 40 cm peak temperature reach 43,3 oC, stack height 45 cm peak temperature reach 45,3 oC, and height of stack 50 cm peak temperature reached 47,3 oC. Temperature profiles during composting for 21 days show the thermophilic phase of the composting process has been achieved on a variation in compound heights of 45 cm and 50 cm, but at 40 cm heap altitude has not been reached. At the end of composting the measured pH was between 7,2 - 7,5 and in accordance with SNI 19-7030-2004 for 3 variations of compost pile. During the composting process the initial average moisture content ranges from 42.1 to 46.6% while at the end of composting the water content ranges from 39.3-43% for 3 variations of heap of compost raw material.Temperature, pH and humidity parameters during the composting process at 3 variations of compost raw material pile indicate the process works well.