Browsing by Author "Akbar, Fajril"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item A. Daftar Isi Seminar Nasional Teknik Kimia Teknologi Oleo Petrokimia Indonesia(2017-01-09) Akbar, FajrilItem Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu (Ii) Menggunakan Serbuk Gergaji Teraktivasi dengan Asam Asetat(2013-05-08) Drastinawati; Akbar, Fajril; Yulia Fitri, EfriSerbuk gergaji merupakan salah satu limbah yang mengandung lignin sekitar 20-30 %. Lignin berfungsi sebagai adsorben logam berat. Untuk meningkatkan kemampuan jerap serbuk gergaji dilakukan aktivasi pada serbuk gergaji dengan menggunakan asam asetat 0,5 M. Proses adsorpsi yang dilakukan pada penelitian ini secara batch dengan variabel berubah yaitu kecepatan pengadukkan adsorpsi (300, 400, 500 dan 600 rpm) dan suhu adsorpsi (30, 40, 50 dan 600C). Data proses adsorpsi, dianalisa secara spektrofotometri menggunakan AAS (Atomic Adsorption Spectrofotometri). Kinetika adsorpsi logam Cu (II) menggunakan serbuk gergaji teraktivasi didapatkan mengikuti orde satu. Nilai konstanta laju adsorpsi, k serbuk gergaji dengan variabel kecepatan pengadukan didapatkan harga k sebesar 0,008 menit-1 untuk kecepatan pengadukan 600 rpm. Pada variasi suhu diperoleh nilai k lebih rendah sebesar 0,003 menit-1 untuk suhu 600C pada semua kecepatan pengadukan.Item Pembuatan Cellular Glass dari Fly Ash Pabrik Kelapa Sawit(2016-11-30) Akbar, Fajril; Fadli, Ahmad; Ismawati, Heni; Sihombing, JessicaCellular glass adalah material insulasi termal yang tidak mudah terbakar, memiliki stabilitas termal rendah dan tahan terhadap bahan kimia. Cellular glass dapat dihasilkan menggunakan bahan baku abu terbang (fly ash) dan limbah pecahan kaca dengan penambahan dolomite sebagai foaming agent. Tujuan penelitian ini adalah membuat cellular glass dan menentukan komposisi penambahan foaming agent terbaik pada cellular glass yang dihasilkan. Cellular glass dibuat dengan metode foaming. Tahapan awal, Fly ash pabrik kelapa sawit dikalsinasi dengan suhu 600ºC selama 4 jam. Kemudian limbah pecahan kaca digiling menggunakan crusher sampai berbentuk powder. Selanjutnya fly ash dan limbah pecahan kaca serta dolomite diayak dengan menggunakan ayakan 100 mesh. fly ash 50% massa, glass powder 50% massa dan dolomite dengan variasi 0, 4, 8, 12, 16, dan 20% massa dicampurkan di dalam 32% massa larutan NaOH sampai terbentuk slurry. Slurry diaduk selama 30 menit. Selanjutnya slurry dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC selama 12 jam hingga terbentuk green bodies. Green bodies kemudian disintering pada suhu 900ºC selama 30 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil terbaik adalah dengan komposisi fly ash 50% massa, glass powder 45% massa, dan dolomite 8% massa. Karakteristik cellular glass yang dihasilkan adalah Bulk density 1,041 gr/cm3, shrinkage 12,281%, porosity 58,738% dan compressive strength 2,877 MPa.Item Pembuatan Serbuk Hidroksiapatit Dan Komposit Alumina-Hidroksiapatit Berpori Untuk Aplikasi Orthopedik(2015-12-01) Fadli, Ahmad; Akbar, Fajril; KomalasariKeramik alumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan untuk implan tulang. Walaupun alumina berpori memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi sifat bioinert alumina telah membatasi aplikasinya untuk bone implant. Sebaliknya, hidroksiapatit (HA) sudah berhasil digunakan didalam operasi tulang karena karena ia memiliki sifat bioaktif, biokompatibel dan mampu menumbuhkan tulang. Akan tetapi, kekuatan bahan HA tersebut adalah rendah. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah membuat keramik alumina-HA untuk aplikasi biomedik. Strategi ini bertujuan mengkombinasikan sifat mekanik alumina yang tinggi dengan sifat bioaktif dari hidroksiapatit. Penelitian ini akan dilakukan selama dua tahun. Tujuan riset pada tahun pertama adalah membuat hidroksiapatit dengan menggunakan proses hidrothermal dan akan diteliti pengaruh komposisi bahan baku (rasio Ca/P), kondisi proses (pH, suhu reaksi, kecepatan pengadukan, suhu dan waktu tinggal kalsinasi) terhadap karakter hidroksiapatit yang dihasilkan. Karakter yang akan diamati adalah kristaliniti, fase, morphologi dan ukuran partikel. Sumber kalsium (Ca) yang digunakan adalah kulit kerang darah yang telah dikalsinasi terlebih dahulu menjadi CaO, sedangkan ammonium dihidrogen fospat digunakan sebagai sumber fospat. Sintesis hidroksiapatit dilakukan menggunakan metode hidrotermal suhu rendah. Proses diawali dengan cara mencampurkan CaO dari kulit kerang, ammonium dihidrogen fospat dengan perbandingan rasio Ca/P tertentu serta aquades sebanyak 600 mL. Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70-90°C sambil diaduk dengan kecepatan tertentu. Hasil sintesis berupa slurry, selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 120°C selama 15 jam. Sampel kering selanjutnya dihancurkan hingga halus dan dikalsinasi pada suhu 700-900°C dengan laju pemanasan 10°C/menit selama 1 jam. Serbuk hidroksiapatit hasil sintesis yang telah dikalinasi selanjutnya diuji menggunakan XRD, FTIR dan SEM. Ukuran diameter kristal hidroksiapatit yang diperoleh dengan variasi suhu reaksi 70 oC,80 oC dan 90 oC pada kecepatan pengadukan 300 rpm adalah 63,43 nm, 52,85 nm dan 52,48 nm. Sedangkan dengan variasi kecepatan pengadukan 200 rpm, 250 dan 300 rpm pada suhu reaksi 90 oC adalah 62,92 nm, 52,59 nm dan 52,48 nm. Semakin besar rasio Ca/P maka diameter kristal hidroksiapatit semakin kecil berturut – turut dari rasio Ca/P 0,67, 1,67 dan 2,67 adalah 54,38, 52,37 dan 52,32. Dan diameter kristal hidroksiapatit semakin kecil dengan semakin besarnya pH awal reaksi, berturut – turut dari pH awal reaksi 4, 6 dan 9 adalah 62,98, 62,92 dan 52,32. Semakin besar rasio Ca/P maka tidak ada senyawa fosfat lain yang terbentuk, terlihat pada rasio Ca/P 0,67 dan 1,67 terbentuk senyawa fosfat lain berupa TCP dan CP sedangkan rasio Ca/P 2,67 tidak terdapat senyawa fosfat lain. Dan semakin besar pH awal reaksi maka tidak ada senyawa fosfat lain yang terbentuk, terlihat pH 4 dan 6 terbentuk senyawa fosfat lain berupa DCPA dan CP sedangkan pH 9 tidak terdapat senyawa fosfat lainItem PRODUKSI BIOFUEL DARI ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT(2013-04-01) Akbar, Fajril; Zahrina, Ida; YelmidaPengolahan CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku industri hilir berbasis oleokimia diawali dengan proses pemurnian CPO sehingga diperoleh RBDPO (refined bleached deodorized palm oil). Pada proses ini akan terpisah asam lemak sawit distilat sebagai limbah. Asam lemak sawit distilat merupakan hidrokarbon rantai panjang sehingga dapat direngkah menjadi biofuel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asam lemak sawit distilat dapat direngkah menjadi biofuel menggunakan katalis zeolit sintesis (dipreparasi dari fly ash sawit) dengan konversi reaksi mencapai 98,7% pada temperatur 280oC. namun selektivitas reaksi ke arah pembentukan biofuel masih rendah (masih terbentuk senyawa kimia lain). Penelitian ini bertujuan merengkah asam lemak sawit distilat sebagai bahan baku untuk produksi biofuel dengan menggunakan katalis zeolit alam yang dikombinasi dengan logam transisi (Ni, Mo, Co, Fe dan Cu). Hasil yang dicapai adalah untuk mendapatkan data kondisi proses yang optimum dari reaktor perengkahan katalitik skala laboratorium yang selanjutnya dapat dijadikan data untuk teknologi tepat guna, publikasi artikel di jurnal nasional terakreditasi serta HKI. Teknologi pengolahan biofuel dari asam lemak sawit distilat akan dapat dimanfaatkan oleh industri pengolahan dan pemurnian minyak sawit maupun industri hilirnya untuk bahan bakar mesin-mesin produksi maupun alat transportasi buah sawit dari kebun ke lokasi pengolahan. Selain itu, masyarakat di sekitar industri pengolahan sawit yang umumnya berlokasi jauh dari sumber bahan bakar minyak, dapat mengaplikasikan teknologi ini untuk memproduksi bahan bakar sendiri. Akibat lokasinya yang jauh dari sumber bahan bakar minyak, menyebabkan daerah-daerah ini sering mengalami kekurangan pasokan bahan bakar dan harganya juga lebih tinggi akibat biaya transportasi bahan bakar. Masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan bahan bakar ini sebagai bahan bakar kompor. Oleh karena itu, penting diupayakan pemanfaatan limbah asam lemak sawit distilat sebagai sumber bahan bakar alternatif guna mewujudkan industri ataupun desa mandiri energi, yang selanjutnya akan bermuara pada peningkatan perekonomian masyarakat. Yield tertinggi diperoleh sebesar 52% menggunakan katalis Zeolit Aktif pada konsentrasi asam 3 N pada temperatur 380oC. Senyawa utama yang diperoleh yaitu pentadecane sebanyak 32,22% dan asam palmitat sisa sebesar 6,17%. Perengkahan asam lemak sawit distilat menggunakan katalis Cu/Zeolit, Fe/Zeolit, FeMo/Zeolit, Ni/ Zeolit dan NiMo/Zeolit tidak memberi yield biofuel yang lebih tinggi dari katalis Zeolit Aktif pada konsentrasi asam 3 N. Proses perengkahan asam lemak sawit distilat dengan berbagai katalis menghasilkan senyawa utama berupa pentadecane. Senyawa lainnya yaitu hexane, octane, tridecane, octadecane, pentadecane serta heptadecane.Item PROSES PENCAIRAN LANGSUNG TANDAN KOSONG SAWIT MENJADI BAHAN BAKAR CAIR DENGAN KATALIS Hzsm-5 Dan Nimo/Zsm-5(2014-02-18) Akbar, Fajril; Yenti, Silvia ReniLimbah biomass berupa Tandan Kosong Sawit (TKS) yang jumlahnya melimpah di propinsi Riau sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bahan yang bernilai ekonomis yaitu Bahan Bakar Cair (BBC) sebagai sumber energi alternatif terbaharukan. Kebaharuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan proses Reaksi katalitik satu langkah TKS menjadi BBC dengan menggunakan media Thermo-oil sebagai media pereaksi antara TKS dan katalis HZSM-5dan NiMo/ZSM-5 untuk pengolahan limbah padat industri sawit berupa TKS dalam upaya untuk mendapatkan route baru dalam memproduksi BBC dan juga untuk mendapatkan management lingkungan yang relatif lebih baik (zero waste tecnology) pada industri pengolahan sawit. Selain itu keunggulan yang diharapkan pada proses yang dikembangkan ini yaitu dari segi kualitas BBC serta konsumsi energi yang digunakan dibandingkan dengan proses konvensional yang digunakan sekarang ini. Aspek penelitian yang akan ditinjau dalam pengembangan Proses Pencairan Langsung Tandan Kosong Sawit Menjadi Bahan Bakar Cair Sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan meliputi aspek jenis katalis, ratio biomas-katalis, heating rate dan final pyrolisis temperatur. Hasil dari data yang dihasilkan menjadi landasan dasar pengembangan proses dalam perancangan proses lebih lanjut dalam skala Pilot Plant untuk mengkonversi Tandan Kosong Sawit menjadi Bahan Bakar CairItem Sintesis Zeolit 4a Dari Bahan Dasar Abu Sabut Kelapa Sawit(2015-09-26) Akbar, Fajril; Yelmida; ZultiniarLimbah padat industri minyak sawit berupa cangkang, sabut dan tandan, mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi dalam abu hasil pembakarannya. Besarnya kandungan silica ini, sangat memungkinkan untuk menggunakan limbah padat industri sawit sebagai sumber silika dalam sintesis zeolit 4A. Sintesis zeolit 4A dari bahan dasar abu sabut sawit, dilakukan dengan mencampurkan reaktan berupa larutan natrium silikat dengan natrium aluminat. Larutan Natrium silikat dibuat melalui peleburan abu sabut sawit dengan NaOH kering. Hasil leburan dilarutkan dengan aquadest, dan diambil filtratnya. Campuran reaktan larutan natrium silikat dengan natrium aluminat diaduk sampai homogen dengan variasi perbandingan volume reaktan 40/60 dan 60/40 ml dan waktu pengadukan selama 3 jam hingga terbentuk gel. Gel selanjutnya dipanaskan dalam oven selama 8 jam pada suhu 80o C. Hasil sintesis disaring dan dicuci dengan aquadest hingga netral, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 120o C selama 2 jam. Zeolit hasil sintesis dianalisis secara spektroskopi inframerah dan difraksi sinar-x. Hasil analisis dibandingkan terhadap zeolit standard. Spektrum inframerah zeolit hasil sintesis pada perbandingan volume reaktan natrium silikat dan natrium aluminat 40 /60 dan 60/40 mirip dengan spectrum inframerah zeolit standard. Pola difraksi sinar-x zeolit hasil sintesis sesuai dengan pola difraksi sinar-x zeolit standard.Item Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Waktu Pengadukan dan Waktu Pemanasan Gel(2013-05-17) Yelmida; Zahrina, Ida; Akbar, Fajril; Suchi, AdeliaSaat ini, penggunaan mineral zeolit semakin meningkat dari industri kecil hingga industri besar. Kebanyakan industri lebih menyukai penggunaan zeolit sintetis dibandingkan dengan zeolit alam karena keaktifan, keselektifan dan kestabilannya yang lebih baik. Salah satu jenis zeolit sintetis adalah zeolit 4A yang dapat disintesis dari natrium silikat dan natrium aluminat. Sebagai sumber silika pada sintesis zeolit 4A dapat digunakan fly ash batu bara atau limbah padat industri sawit, yaitu abu dari hasil pembakaran sabut sawit. Pada penelitian ini, sebagai sumber silika untuk pembuatan natrium silikat yaitu fly ash yang berasal dari sisa pembakaran sabut dan cangkang di boiler. Sintesis zeolit 4A pada penelitian ini dilakukan dalam reaktor berpengaduk dengan perbandingan volume reaktan 60/40, kecepatan pengadukan 200 rpm, temperatur pemanasan gel 80 oC dan temperatur pengeringan 120oC. Sintesis dilakukan dengan memvariasikan waktu pengadukan (2, 3, 4 dan 5 jam) dan waktu pemanasan gel (6, 7, 8 dan 9 jam). Produk sintesis kemudian dianalisis secara kualitatif menggunakan spektroskopi inframerah dan difraksi sinar X. Berdasarkan hasil analisis spektroskopi inframerah dan difraksi sinar X, zeolit 4A terbentuk pada waktu pengadukan 3 jam dan waktu pemanasan gel 8 jam.Item SINTESIS ZSM-5 DARI FLY ASH SAWIT SEBAGAI SUMBER SILIKA(2013-05-06) Zahrina, Ida; Yelmida; Akbar, FajrilZSM-5 merupakan salah satu zeolit sintesis yang banyak digunakan di industri terutama sebagai katalis. Hal ini disebabkan ZSM-5 memiliki aktivitas dan selektivitas yang tinggi pada beberapa reaksi konversi hidrokarbon. ZSM-5 dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sumber silika yang biasa digunakan berupa natrium silikat (silika monomer), silikat hidrat, silika sol, silika gel, calcined silica, fumed silica dan silika presipitasi. Selain silika dan alumina, basa organik (sebagai templating agent) juga ditambahkan pada sintesis ZSM-5. Penelitian ini bertujuan mensistesis ZSM-5 dari fly ash sawit sebagai sumber silika tanpa menggunakan templat. Sintesis dilakukan dalam autoclaf pada temperatur 190oC, nisbah molar Na2O/Al2O3 7,4 dengan variasi nisbah molar Si/Al 30 – 40 dan waktu síntesis 12 – 24 jam. Produk sintesa dianalisis dengan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik untuk sintesis ZSM-5 dari fly ash sawit adalah pada nisbah molar Si/Al 40 dan waktu sintesis 12 jam.Item SlNTESIS ZEOLIT PEMBENTUK DETERJEN DARI BAHAN DASAR KAOLIN(2013-03-07) Akbar, Fajril; Zultiniar; Reni Yenti, SilviaTelah dilakukan dilakukan sintesis zeolit pembentuk deterjen dari bahan dasar kaolin. Sintesis zeolit pembentuk deterjen dilakukan dengan cara mengaduk kaolin dan natrium hidroksida dalam larutan air selama 8 jam, kemudian campuran dipanaskan pada suhu 100"C selama 8 jam. Selanjutnya padatan yang didapat dikeringkan pada suhu 120"C selama 3 jam. Zeolit hasil sintesis dikaraktensasi dengan menggunakan spektrofotometer Inframerah dan difraktometer sinar-x, Dalam penelitian ini telah dipelajari beberapa parameter fisika dari reaksi sintesis, yaitu jumlah natrium hidroksida, waktu pembentukan gel dan ukuran partikel kaolin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan natrium hidroksida dan kaolin 12:10 bisa menghasilkan zeolit pembentuk deterjen