PHKI-Fisheries and Marine
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing PHKI-Fisheries and Marine by Author "Hasibuan, Saberina"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Kandungan Mineral Tanah Kolam Podsolik Merah Kuning (Pmk), Laju Sedimentasi Dan Profil Tanah Pmk Pada Kolam Budidaya Ikan Patin Intensif(2017-11-14) Hasibuan, Saberina; Mahdiyah, EviTanah kolam Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan tanah yang tersebar luas di Sumatera dan potensial sebagai tanah dasar kolam. Penggunaan kolam tanah PMK sebagai pusat pembesaran ikan Patin (Pangasius sp.) terbesar di Provensi Riau dikelola dengan pemberian pakan intensif. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran intensitas mineral tanah PMK sebagai dasar kolam pembesaran ikan Patin yang telah berlangsung selama 20 tahun. Sedangkan tujuan khususnya mendapatkan: 1) kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun dengan 3 (tiga) tahap yaitu: 1) persiapan analisis kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian skala lapangan dilakukan pada sentra budidaya ikan Patin di Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan skala laboratorium dilakukan pada Lab. Mutu Lingkungan Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Kolam tanah PMK dibagi atas 4 (empat) kategori yaitu kolam umur <5 tahun; kolam 6-10 tahun; 11- 15 tahun; dan 16-20 tahun. Pengukuran parameter kualitas tanah dasar kolam disusun berdasarkan kategori umur kolam untuk dilihat peningkatan kadar dan intensitas mineral sekunder, laju sedimentasi dan gambaran profil tanah PMK pada kolam budidaya ikan Patin intensif. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), ANOVA dan dilanjutkan dengan uji F, uji Tukey Student Range serta Analisis Regresi. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa aktivitas budidaya ikan Patin yang dilaksanakan secara intensif menggunakan benih ikan patin ukuran 5–7 cm dengan padat tebar ratarata 50 ekor/m2 yang dipelihara selama 3 bulan memiliki rata-rata FCR 1,8. Pelet yang digunakan selama pembesaran hingga mencapai 300 gram/ekor adalah pelet buatan sendiri dengan kadar protein lebih kurang 25%. Tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif memiliki kandungan 41,66-67,29%, debu berkisar 21,22-30,48% dan lempung yang rendah yaitu berkisar 11,49-28,68% dengan kelas tekstur antara debu berpasir sampai berdebu, warna tanah 6-7/2-3 YR (Oranye-Coklat kuning kusam). Kesuburan secara kimia tanah PMK pada kolam ikan Patin intensif menunjukkan pengaruh kadar mineral sekunder tipe 1:1 cukup dominan dalam mengendalikan tingkat kesuburan kolam secara alami. Nilai KPK <10me/100g yang rendah dan rasio C/N <20 menunjukkan bahwa aktivitas budi daya ikan Patin yang dilakukan secara intensif masih dalam batas aman dan sedikit berpotensi mempengaruhi penurunan kualitas air. Jenis mineral primer kuarsa pada umur kolam < 5 tahun lebih dominan, sedangkan mineral sekunder tipe 1:1 kaolin pada umur kolam 6-10 tahun dan 16-20 tahun lebih dominan dan mineral sekunder tipe 2:1:1 klorit pada semua umur kolam kecuali 6-10 tahun. Kandungan mineral pada tanah PMK ini menunjukkan perkembangan mineral yang cepat dalam proses pelapukannya. Kehadiran mineral kaolin menunjukkan kesuburan tanah kolam PMK yang rendah menuju ke sedang dengan hadirnya mineral klorit.Item Perbaikan Proses Pembeiajaran Mata Kuliah Rekayasa Budidaya Perikanan Di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau(2015-07-07) Sedana, I Putu; Hasibuan, SaberinaMetoda yang dipakai selama ini dirasakan kurang mendukung untuk dapat menguasai baik memahami maupun mendalami mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa. Dimana, pada awalnya sarana yang digunakan untuk menunjang perkuliahan ini adalah hanya papan tulis, metoda penyampaian ceramah, bahan bacaan kebanyakan berbahasa Inggris dan tatap muka sampai sekitar 21 kali serta latihan soal soal yang masih kurang. Keadaan ini menyebabkan mahasiswa semakin sulit untuk memahami dan mengerti isi perkuliahan ini. Upaya perbaikan terus dilakukan dengan mengkombinasikan metoda pengajaran ceramah dan diskusi (tanya-jawab),