DSpace Repository

Menurunkan Kandungan Ammonia Di Gas Buang PT.Dsm Kaltim Melamine Bontang

Show simple item record

dc.contributor.author Ahmadi, Muchlis
dc.contributor.author Susilo, Paulus Joko
dc.date.accessioned 2015-09-28T03:04:20Z
dc.date.available 2015-09-28T03:04:20Z
dc.date.issued 2015-09-28
dc.identifier.issn 1907-0500
dc.identifier.other wahyu sari yeni
dc.identifier.uri http://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/7549
dc.description.abstract PT.DSM KALTIM MELAMINE Bontang adalah melamine plant yang proses produksinya menggunakan stamicarbon prosess. Kapasitas awal pabrik adalah pada kondisi rate urea feed 20 T/h, namun pada perkembangannya, pabrik bisa beroperasi pada rate urea feed 24 T/h. Secara umum tahapan proses produksi terdiri dari front end, back end dan carbamate section. Bahan baku pabrik melamine terdiri dari urea melt dan ammonia yang di supply oleh PT.PUPUK KALTIM. Dalam proses yang terjadi, sebagian besar ammonia dikirim kembali ke front end dan sebagian lagi dikirim kembali ke PKT dalam bentuk carbamate. Namun sebagian kecil lagi, ammonia harus dibuang bersama gas gas yang lain sebagai gas buang. Batasan kandungan ammonia dalam gas buang di stack diatur oleh keputusan pemerintah yang tertuang dalam Kepmen LH No.133 tahun 2004 dimana maksimal ammonia di gas buang adalah 500 mgr/Nm3. Permasalahannya adalah bahwa design pabrik dilakukan jauh sebelum Kepmen dikeluarkan. Dimana dari neraca massa diketahui bahwa konsentrasi ammonia di gas buang adalah 5000 ppm. Berdasarkan hal tersebut maka harus dilakukan studi untuk memenuhi peraturan dari pemerintah tersebut. Dari hasil studi diputuskan untuk memasang plate heat exchanger di absorbent. Pada kondisi normal operasi, usaha ini bisa menurunkan kandungan ammonia di stack sampai menjadi 450 – 700 .ppm. Dalam perjalanannya, setelah plant shut down pada bulan mei 2006 kandungan ammonia di stack naik menjadi sekitar 1500 -2500 ppm. Dari hasil investigasi masalah diketahui bahwa penyebab naiknya konsentrasi ammonia di gas buang adalah dikarenakan adanya bocoran ammonia di PPV-3202. PPV-3202 adalah valve pengaman ammonia compressor pada saat emergency shut down, pada normal operasi seharusnya menutup penuh. Karena ada bocoran tersebut, maka jumlah ammonia yang ke stack system meningkat sehingga konsentrasi ammonia di gas buang naik. Karena perbaikan PPV-3202 baru bisa dilakukan pada saat plant shut down. Maka selama perbaikan belum bisa dilakukan, upaya yang dilakukan adalah dengan cara mengencerkan absorbent dengan condensate. Hal ini bisa menambah kemampuan melarutkan ammonia di absorber sehingga kandungan ammonia di gas buang turun menjadi sekitar 800 – 1200 ppm, namun pengaruh yang muncul adalah bertambahnya kandungan air di carbamate en_US
dc.description.provenance Submitted by wahyu sari yeni (ayoe32@ymail.com) on 2015-09-28T03:04:20Z No. of bitstreams: 1 Makalah Muchlis Ahmadi.pdf: 575445 bytes, checksum: f603adc2d925a055091fa594fa435f2f (MD5) en
dc.description.provenance Made available in DSpace on 2015-09-28T03:04:20Z (GMT). No. of bitstreams: 1 Makalah Muchlis Ahmadi.pdf: 575445 bytes, checksum: f603adc2d925a055091fa594fa435f2f (MD5) en
dc.description.sponsorship Teknologi Oleo Dan Petrokimia Indonesia Tahun 2006 en_US
dc.language.iso en en_US
dc.subject Ammonia en_US
dc.subject Gas buang en_US
dc.subject Absorber en_US
dc.title Menurunkan Kandungan Ammonia Di Gas Buang PT.Dsm Kaltim Melamine Bontang en_US
dc.type UR-Proceedings en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account