Abstract:
Kedelai {Glycine max (L) Merrit) sebagai tanaman penghasil biji-bijian
merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting (Cahyadi, 2007).
Hal ini karena kegunaannya yang bervariasi antara lain sebagai bahan pjmgan,
pakan, maupun bahan baku berbagai industri manufaktur (Adisarwanto, 2009).
Kedelai memiliki kandungan gizi yang tinggi, dimana dalam biji kedelai terdapat
35% protein, 35% karbohidrat, 18% lemak, 10% air dan sisanya beberapa mineral
seperti Ca, P, Fe, vitamin A dan vitamin B (Adisarwanto, 2005).
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Namun
untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus diimpor karena produksi dalam negeri
belum dapat mencukupi kebutuhan (Adisarwanto, 2009). Menurut perkiraan
Danarti et al (1997), pada tahun 2010, konsumsi kedelai mencapai 2,8 juta ton
sementara produksi dalam negri pada saat yang sama hanya 1,2 juta ton ini berarti
Indonesia harus mengimpor 1,6 juta ton.