Abstract:
Air payau yang masulc jauh ke daerah hulu sungai pada saat musim kemarau
dapat direduksi (didorong ke arah laut) dengan jalan memperbesar kecepatan arus
dari hulu pada saat debit kecil seliingga mampu mendorong arus yang berasal dari
laut akibat pasang. Untuk itu dilakukan rekayasa sungai di daerah muara dengan
membangun satu seri rangkaian bangunan krib dengan konfigurasi tertentu (panjang
krib, jarak antar krib dan arah pemasangan krib terhadap arah arus) dan lokasi
tertentu.
Untuk melihat pengaruh krib terhadap intrusi air asin dilakukan dengan
simulasi matematis aliran dua dimensi model RMA2 dan simulasi penyebaran
polutan model RMA4. Kalibrasi model matematis RMA2 dilakukan dengan
menentukan nilai penyimpangan RMS {root-men-square) antara U/Um model
numeris dan U/Um model matematik. Data pengukuran kalibrasi model
menggunakan data penelitian Yeo Hong Koo (2006). Konfigurasi krib yang
disimulasi adalah 3 variasi panjang (1), 3 variasi jarak pemasangan (S) dan 3 variasi
debit minimum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model RMA2 yang digunakan cukup
handal untuk mensimulasi aliran di daerah pasang surut, dimana rasio antara RMS
U/Um kedua model dengan rerata U/Um yang dihasilkan < 5%. Hasil simulasi
pengaruh pemasangan krib terhadap intrusi air asin menunjukkan bahwa pergeseran
batas air payau (BAP) lebih dipengaruhi oleh jarak pemasangan krib dibandingkan
oleh pengaruh pemasangan panjang krib. Kinerja krib dalam mereduksi intrusi air
asin cukup baik dan menghasilkan pergeseran BAP yang signifikan. Bila parameter
ukurnya adalah jarak pergeseran BAP dari letak awal pemasangan krib, maka
konfigurasi pemasangan krib yang paling baik adalah 1/B = 0,20; S = 81 dan dipasang
tegak lurus arus.