Abstract:
Kelapa sawit merupakan tanatnan primadona di Propinsi Riau. Kelapa sawit tidak
hanya dikembangkan oleh perusahaan negara dan swasta tapi juga peikebunan rakyat yang
dikelola oleh masyarakat. Data di lapangan menunjukkan kecenderungan peningkatan luas
areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat. (Fauzi, Widyastuti, dan
Hartono, 2002). Dengan meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit maka kebutuhan
bibit juga meningkat. Kendala utama yang dihadapi dalam pengadaan bibit kelapa sawit
secara generatif adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berkecambah. Secara alamiah
biji kelapa sawit baru berkecambah 3-4 bulan (Syukur, 1982). Penehtian ini bertujuan untuk
menentukan konsentrasi H2SO4 yang dapat mempercepat pericecambahan biji kelapa sawit.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan
4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah 7 taraf konsentrasi H2SO4 yaitu: Ko: 0%
(kontrol), K,: 15%, Kj: 30%, K3: 45%, K4: 60%, K5: 75%, K^: 90%. Perendaman dilakukan
selama 15 menit, selanjutnya dilakukan uji perkecambahan. Media perkecambahan terdiri dari
campuran tanah kebun, pasir, dan pupuk kandang dengan peibandingan 1:1:2. Parameter yang
diamati meliputi viabilitas biji (saat muncul kecambah, persentase perkecambahan, dan
kecepatan perkecambahan) serta vigor biji (persentase kecambah normal, abnormal, dan biji
mati). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam untuk mengetahui
pengaruh perlakuan teihadap parameter yang diukur. Hasil analisis ragam yang berbeda nyata diuji lanjut menggunakan Dimcan Multi Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk
mengetahui letak beda nyata antar perlakuan.