LBR-Fisheries and Marine
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/2862
2024-03-29T05:14:44ZTeknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7074
Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)
Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, Iesje
Penelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok
hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk
memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais,
sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada
skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan
penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan
pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada
tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan
menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan
dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat
dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan.
Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang
10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal
berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah.
Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi
akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air
antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan
ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah
air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air.
Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8%
dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak
difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan
ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari
serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa
ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan
jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang
dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi
protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa
secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada
budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran
yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar
26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01-
0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu
meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan
pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung
pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu
meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme
penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggi.
2015-06-11T00:00:00ZTeknologi Reproduksi Ikan Rawa
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7051
Teknologi Reproduksi Ikan Rawa
Sukendi, Sukendi; Aryani, Netty; Alawi, Hamdan; Heltonika, Benny
The aim the research is to increase the reproductive potential of A.
testudineus) female that gonad maturity level(TKG), Gonad Maturation Indeks
(IKG), Fecundity end Egg Diameter, in the control group (feed without enrichment of
vitamin E) and exposed to 150mg/kg, 300 mg/kg, 450mg/kg feed of vitamin E.
Treatment of vitamin E levels were different gonad maturity level, gonad maturation
indek, fecundity but egg diameter not differ. Females exposed to 300 mg/kg feed
of vitamin E total fish reached TKG IV 72,22 % , Gonad Maturation Indeks 10,12
fecundity 5.114 egss and egg diameter 0,72 mm
2015-05-04T00:00:00ZAnalisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perikanan Propinsi Riau
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7033
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perikanan Propinsi Riau
Hamid, Hamdi; Tripanti, Melysa; Yulinda, Eni; Arief, Hazmi; Bathara, Lamun
This research aims to construct a model of fisheries development in Riau Province. This research focuses specifically on:
1.Analyze the competitiveness and determine the bases sector/non fishery bases in Riau Province.
2. Analyze factors that influence development of fisheries in Riau Province .
Based on the LQ analysis, fisheries became the basis sectors in Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu and Meranti Islands whereas aquaculture has been the basis sector for the District of Kampar , Pelalawan, Rokan Hulu, Kuansing and Pekanbaru .
Based on analysis of competitiveness (shift share) indicates that the fisheries sector Bengkalis, Siak, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu, and Pekanbaru is reside in quadrant I, which means that growth is rapid but not relative competitiveness, while Rokan Hilir, Dumai, Rokan Hulu, Kuansing and Meranti Islands reside in quadrant III, which means that the growth of the fisheries sector is relatively slow and not competitive, so it takes effort to improve the provision of supporting the development of fisheries infrastructure.
The results of the econometric model analysis, fishing production influenced by wide of public territorial water and existence of TPI and PPI, whereas aquaculture product influenced by amount of aquaculture household and fish seed production have an effect on to fishery product so that required government support for the provision and support society for aquaculture.
2015-04-22T00:00:00ZPemanfaatan Bahan Baku Alternatif Sebagai Sumber Protein Dalam Pakan Untuk Memacu Pertumbuhan Benih Ikan Baung (Mystus nemurus CV)
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7026
Pemanfaatan Bahan Baku Alternatif Sebagai Sumber Protein Dalam Pakan Untuk Memacu Pertumbuhan Benih Ikan Baung (Mystus nemurus CV)
Suharman, Indra; Asiah, Nur
Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase tepung eceng gondok terfermentasi yang terbaik dalam formulasi pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan baung. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu penggantian tepung kedelai dengan tepung eceng gondok terfermentasi masing-masing sebesar 0% (P1), 10% (P1), 20% (P2), 30% (P3), dan 40% (P4) dengan kandungan protein pakan sebesar 30%. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan baung berukuran bobot rata-rata 6.3-6.9 gram dengan padat tebar 15 ekor per wadah percobaan. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari, yaitu pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung eceng gondok terfermentasi dapat digunakan untuk mensubstitusi tepung kedelai pada pakan benih ikan baung. Tingkat substitusi tepung eceng gondok terfermentasi yang terbaik adalah dengan tingkat substitusi sebesar 10% tepung eceng gondok terfermentasi + 90% tepung kedelai.
2015-04-16T00:00:00Z