Yoswaty, Dessy2014-05-242014-05-242014-05-24978-602-99314-2-6wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/6338Ikan tongkol bonito (Katsuwonus pelamis) banyak terdapat di Kecamatan Dumai Timur, hasil tangkapan yang utama bagi nelayan. Bakteri pembentuk histamin pada ikan tongkol dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran laut. Kandungan histamin pada ikan tongkol, jika dikonsumsi dapat menyebabkan alergi dan keracunan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sebaran bakteri pembentuk histamin pada ikan tongkol. Hasil penelitian diharapkan memberikan gambaran keberadaan bakteri pembentuk histamin. Penelitian dilaksanakan dari Juli-Desember 2010, dengan menggunakan metode survei. Analisis bakteri pembentuk histamin dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Faperika UNRI. Uji total bakteri pembentuk histamin pada Formulasi medium Niven yang dimodifikasi, uji konfirmasi pada L. Histidine Decarboxylase broth, dan identifikasi isolat dengan uji biokimia. Rancangan penelitian yaitu RAL satu faktor dengan empat taraf. Perlakuan yang diberikan adalah lama penyimpanan 0 jam (A0), 2 jam (A2), 4 jam (A4) dan 6 jam (A6). Hasil analisis menunjukkan bahwa keseluruhan bakteri yang telah diisolasi dari ikan tongkol segar mempurryai kemampuan untuk memproduksi histamin (koloni bakteri berwarna merah jambu). Total bakteri pembentuk histamin: 1,5 x 103 - 2,2 x 106 sel g-1 sampel. Total bakteri pembentuk histamin tertinggi yaitu lama penyimpanan 6 jam, ikan tongkol masih layak untuk dikonsumsi dan resiko bahaya adalah rendah. Uji statistik lama waktu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap total bakteri pembentuk histamin pada ikan tongkol (P>0,05). Hasil uji konfirmasi yaitu bakteri pembentuk histamin positif pada semua sampel.enbakteri pembentuk histaminikan tongkolbioindikator pencemaranANALISIS BAKTERI PEMBENTUK HISTAMIN PADA IKAN TONGKOL (KATSUWONUS PELAMIS): STUDI KASUS DI PERAIRAN PANTAI KECAMATAN DUMAI TIMUR, KOTA DUMAIUR-Scientific Work Lecturer