HapsohGusmawartatiNazaruddin2016-08-092016-08-092016-08-09Dodyhttp://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/8615-Potensi hasil hutan dari daerah Riau yang sangat memungkinkan untuk dikelola masyarakat umum adalah Madu Hutan. Populasi lebah madu di daerah Riau tersebar diberbagai wilayah. Wilayah yang kawasan hutannya paling banyak memproduksi madu liar adalah; Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Pelalawan. UKM Al-Hikmah mendapatkan suplay madu hutan dari UKM Abdul Malik, selain dari daerah Indragiri Hulu, madu hutan yang diperoleh UKM mitra disuplay dari beberapa daerah Kuantan Sengingi dan Pelalawan oleh kelompok pengelola madu. Meskipun disuplay dari wilayah yang berbeda kualitas madu hutan yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Hanya saja terdapat perbedaan dari fisik dan rasa. Selama ini pengelolaan madu hutan masih dilakukan secara tradisional. Kualitas madu hutan dari pedalaman Provinsi Riau dipasaran nasional cukup baik, tidak kalah dengan madu Sumbawa dan madu Arab. Akan tetapi dengan pengelolaan yang masih sangat sederhana sekali berdampak kepada penurunan kualitas madu yang telah dipanen dari hutan. Umumnya madu hutan yang baru dipanen mengandung kadar air lebih dari 24% (24-28%), sedangkan kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI adalah <24%. Demikian pula kadar air madu yang diperuntukan industri dan farmasi menuntut persentase yang sangat rendah yaitu 18%. Kadar air yang tinggi madu hutan sering kali nilai jualnya jatuh dipasaran atau dibeli dengan harga murah. Tidak hanya itu, madu dengan kadar air yang tinggi cenderung cepat rusak akibat terfermentasi sehingga tidak tahan lama. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang mendasar untuk kedepannya. Lebih jauh lagi untuk meningkatkan harga madu di pasaran. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan kepada UKM supaya madu yang dihasilkan mendapat sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan sertifikasi nasional Indonesia (SNI). Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dalam bentuk kegiatan partisipasif perguruan tinggi melalui pendekatan terhadap sumberdaya manusia yang ada di UKM mitra. Bentuk kegiatan dilakukan bertahap dan terdistribusi dalam tiga tahun. Kegiatan yang dilakukan ditahun pertama ini adalah 1) Pembuatan peralatan dan mesin produksi madu; alat pemeras & penyaring madu (UKM Al-Hikmah), 2) Pembuatan ruang khusus pengolahan madu (UKM Al-Hikmah). 3) Kegiatan bimbingan dan pelatihan antara lain; a) Pelatihan penggunaan peralatan produksi (alat pemeras manual). b) Pelatihan panen lestari dan higienis sesuai standar Internal Control System (ICS), beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan ICS ini meliputi; prosedur pemanenan yang tepat, penggunaan peralatan yang higienis, pengetahuan kelestarian madu hutan dan konservasi. c) Pelatihan farmasi dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Kegiatan ini berdasarkan saran saat site visit diganti dengan pembuatan izin usaha madu dan SNI. d) Pelatihan Manajemen Keuangan dan Perusahaan. Hasil yang diperoleh hingga saat ini pengabdian telah membuat ruang khusus pengolahan madu, mesin pemeras dan penyaring. Pelatihan yang telah dilaksanakan panen lestari dan higienis sesuai Standar internal control system.en-USMADU HUTAN SIALANGIbPE MADU HUTAN SIALANG AIR MOLEK KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU ( 2013)UR e-Research