Jhonnerie, Romie2013-02-122013-02-122013-02-12wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id:80/handle/123456789/2079Dari hasil interpretasi citra satelit dan pengamatan lapangan, lokasi-lokasi yang mengalami abrasi dapat dijumpai hampir di seluruh kawasan Pulau Rangsang, terutama di bagian utara. Umumnya penyebab abrasi terjadi karena kuatnya energi gelombang Selat Malaka dan tidak adanya barier untuk mereduksi energi gelombang. Desa Parit Panjang, Terantang, Lemang, Tanah Kuning, Tanjung Telubung, Bekawan, Pulau Beting, Tanjung Belantik, Tebun, Parit Tebun, Repan 2, Kedang Keling, Kuala Pendapat, Sei Pendapat, Nipah Sendanu, Parit Atiyu, Sei Atiyu, Sungai Dokoi, Tanjung Samak,Tanjung Bakau, Parit Sarwi, Tanjung Gemuk, Pagar Alam memiliki lebar kawasan abrasi sebesar 5 0 - 100 meter. Desa Anak Setatah, Desa Bantar dan Pecab Buyung memiliki lebar kawasan abrasi sebesar 150 - 200 meter dan daerah yang langsung berhadapan dengan Selat Malaka memiliki lebar kawasan abrasi yang sangat besar yaitu 250 - 300 bahkan lebih, diantaranya Parit Masri, Parit Paselo, Parit Masjid, Tj. Medang Luar, Parit Pawiro, Teluk Teritip, Rumah Kelong, Sungai Gayung, Kampung Baru, Parit Tengah, Tanjung Kedabu, Ladang Kecil, Busur Tinggi, Kuala Pant, Senyongsong, Ladang Hantu, Parittogo, Rangsang. Daerah yang terletak di sepanjang Pantai Utara Pulau Rangsang atau daerah yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, memerlukan perhatian khusus dalam penanganan mitigasi lingkungan pesisir. Mengingat tidak adanya penghalang gerusan ombak terhadap garis pantai yang mengakibatkan tingginya proses abrasi yang terjadi setiap tahun, mencapai 30 meter bahkan lebih di beberapa tempat.enKondisi Dan Perubahan Garis Pantai Pulau Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi RiauUR e-Research