HapsohGusmawartati2016-08-092016-08-092016-08-09Dodyhttp://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/8611-Sampah kota (sampah pasar, rumah tangga dan restoran) dan limbah pertanian (tandan kosong kelapa sawit, jerami, kulit pisang, dan kulit singkong) dapat dijadikan bahan baku pupuk organik. Pertanian terpadu merupakan pertanian yang menggabungkan pertanian (tanaman), peternakan dan perikanan dengan memperhatikan wawasan lingkungan. Kombinasi dari ketiga komponen tersebut dapat saling mendukung untuk menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan manusia, hewan dan alam itu sendiri. Kebutuhan utama untuk menghasilkan produk pertanian adalah unsur hara sebagai sumber nutrisi. Untuk kegiatan tersebut sangat dianjurkan pupuk organik. Pupuk organik dapat diproduksi secara in-situ maupun ex-situ dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan baku dan dapat diperkaya dengan teknologi mikrob. Produk yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik secara konvensional biasanya mempunyai kandungan unsur hara rendah, sehingga untuk aplikasinya diperlukan dalam jumlah besar. Pupuk organik yang ada baik yang diperkaya dengan mikrob sudah banyak di pasaran namun belum banyak yang teruji melalui penelitian. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dan terdiri atas 7 tahap percobaan yaitu: Tahap I: penentuan bahan baku pupuk organik yang memberikan kadar hara tinggi, tahap II: identifikasi mikrob pendekomposisi yang sudah ada (MOS), isolasi dan uji potensi mikrob pendekomposisi tahap III: penentuan bahan pendekomposer pupuk organik yang alami dan efektif (Tahap I-III tahun I), tahap IV : isolasi dan uji potensi mikrob pemerkaya satu pupuk organik (mikrob penambat Nitrogen), tahap V: isolasi dan uji potensi mikrob pemerkaya dua pupuk organik (mikrob pelarut Fosfat), tahap VI: aplikasi pupuk organik yang diperkaya pada percobaan pot (tahun II) dan tahap VII (Tahun III): percobaan lapangan untuk beberapa komoditas tanaman (perkebunan, pangan dan hortikultura). Hasil penelitian Tahun I pupuk organik terbaik berasal dari bahan baku kombinasi jerami padi + sampah pasar (C/N 13,19, N 2,5%, P 0,37% dan K 2,625%) dan kombinasi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) + sampah restoran (C/N 17,83, N 2,55%, P 0,38% dan K 2,8%). Dekomposer terpilih dari kulit durian setengah melapuk BKD 3 (Pseudomonas sp). Tahun II diperoleh mikrob pengkaya penambat N non simbiotik berasal dari tanah gambut HTA1 10-4 ii (Azotobacter sp) dan pengkaya pelarut P dari HTA3 10-4 (Pseudomonas sp). Percobaan pot aplikasi pupuk organik yang diperkaya mikrob pada pembibitan kelapa sawit, hasil kedelai dan cabai masih menghimpun data. Demikian juga tahun III percobaan dilapangan aplikasi pupuk organik yang diperkaya pada kelapa sawit TBM II, produksi kedelai dan cabai.en-USteknologi mikrobpupuk organikPENGKAYAAN PUPUK ORGANIK DENGAN TEKNOLOGI MIKROB UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN TERPADU YANG BERKELANJUTAN (2015)UR e-Research