Yunitamel, LusyAhmad, AdriantoZahrina, Ida2013-05-152013-05-152013-05-151907-0500wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id:80/handle/123456789/3372Produksi sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti dapat mencapai 450.000 ton pertahun. Peningkatan produksi pati sagu diikuti dengan peningkatan jumlah limbah cair sagu yang dihasilkan. Dalam memproduksi pati sagu dibutuhkan 20.000 liter air per ton sagu, yang mana 94% air tersebut akan menjadi limbah cair. Limbah cair tersebut mempunyai kadar COD yang tinggi yaitu sebesar 50.000 mg/L dan berpotensi untuk dikonversi menjadi biogas. Salah satu cara pengolahan limbah cair sagu tersebut menjadi biogas dengan menggunakan bioreaktor hibrid anaerob yang merupakan penggabungan antara sistem pertumbuhan tersuspensi dan sistem pertumbuhan melekat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju pembebanan organik optimum dengan produksi biogas yang tinggi menggunakan bioreaktor hibrid anaerob bervolume kerja 10 L dan menggunakan media batu. Penelitian ini memvariasikan laju pembebanan organik yaitu 12,5; 16,7; 25 dan 50 kgCOD/m3hari dan dikondisikan pada suhu ruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pembebanan organik berpengaruh terhadap produksi biogas. Produksi biogas optimum yaitu pada laju pembebanan organik 25 kgCOD/m3hari, biogas yang dihasilkan pada saat tunak yaitu pada hari ke 12 sebesar 41.600 ml.enBiogasAnaerob.Bioreaktor HibridLimbah Cair SaguPengaruh Laju Pembebanan Organik terhadap Produksi Biogas dari Limbah Cair Sagu Menggunakan Bioreaktor Hibrid AnaerobUR-Proceedings