Priyono, AgusAhmad, AdriantoBahruddin2013-05-152013-05-152013-05-151907-0500wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id:80/handle/123456789/3369Kabupaten Kepulauan Meranti terkenal sebagai salah satu penghasil tepung sagu terbesar di Indonesia. Kabupaten Kepulauan Meranti memproduksi 440.000 ton tepung sagu/tahun. Setiap 1 ton tepung sagu menghasilkan 200.000 liter limbah cair sagu/ton tepung sagu, sehingga diperkirakan akan menghasilkan limbah cair sagu 88.000.000 liter/tahun. Limbah cair sagu memiliki komposisi bahan organik yang tinggi, sehingga jika dibuang ke perairan maka akan menyebabkan pencemaran air dan menurunkan kualitas perairan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penanganan secara anaerob. Pengolahan secara anaerob pada dasarnya atas bantuan bakteri. Bakteri perlu dilakukan proses pembibitan dan aklimatisasi sebelum dilakukan pengolahan anaerob. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh waktu aklimatisasi terhadap produksi biogas, pH, konsentrasi biomassa (VSS), dan kinetika pertumbuhan. Penelitian dilakukan menggunakan bioreaktor anaerob dengan volume 20 L pada kondisi operasi suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses aklimatisasi berlangsung selama 11 hari dan pH rata-rata 7,2. Konsentrasi biomassa rata-rata selama proses aklimatisasi sebesar 0,212 g/L. Biogas yang dihasilkan rata-rata sebesar 1895 mL/hari, sedangkan laju pertumbuhan spesifik (μ) sebesar 0,0931. Dengan demikian, bakteri anaerob dapat digunakan pada proses pengolahan limbah cair sagu.enAklimatisasiBiogasKonsentrasi biomassa (VSS)pHSaguKajian Aklimatisasi Proses Pengolahan Limbah Cair Pabrik Sagu Secara AnaerobUR-Proceedings