Marnelly, T. Romi2016-01-072016-01-072016-01-07978-602-14576-1-0wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/7726Belakangan ini kita dihadapkan pada suatu tantangan, yaitu pertumbuhan pariwisata sebagai suatu industri, yang pada akhir-akhir ini menunjukkan grafik peningkatan dan bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi.. Pariwisata hendaknya jangan hanya dinilai dari segi investasi yang digunakan atau dari devisa yang dihasilkan saja, tetapi perlu dikaji dari sudut lainnya yang bersifat non moneter (aspek sosial budaya).Pengalaman empiris membuktikan bahwa begitu banyak biaya (cost) dan waktu dikeluarkan melakukan ‘pembangunan’ tetapi mengalami kegagalan.karena tidak adaptif secara sosial budaya. Untuk itu perlu dikaji secara sosiologis. Pemerintah Kota Pekanbaru telah mencanangkan Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir. Sebagai desa wisata terkait daerah itu berdekatan dengan bantaran Sungai Siak disamping masyarakatnya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Untuk kelancaran keterlibatan masyarakat perlu dilihat dan dikaji dari Kesiapan masayarakat terhadap wacana tersebut dan bagaimana sikap masyarakat terhadap wacana tersebut. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yakni mulai Agustus sampai Oktober 2014. Teknik yang digunakan untuk menggali informasi tentang sikap dan kesiapan masyarakat.adalah dengan melakukan pendekatan FGD (Focus Group Discussion). Bentuk kegiatan utama yang dilakukan dengan cara dialog/diskusi sehingga tersusun suatu konsep atau metode menjadi sebuah laporan yang lengkap. Adapun yang terhimpun dalam kelompok diskusi ini adalah, pimpinan formal, tokoh masyarakat adat, ketua kelompok sadar wisata, dan masyarakat awam. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan fenemonologi, dimana semua data yang telah berhasil dikumpulkan dipaparkan apa adanya dan dianalisa berdasarkan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian ini adalah dapat diketahui bahwa sikap masayarakat terhadap wacana pengembangan desa wisata sangat positif dimana mereka setuju dan siap terlibat dalam hal tersebut. Sedangkan kesiapan masyarakat Kelurahan Tebing Tinggi Okura di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru dijadikan desa wisata dapat dikatakan telah siap dimana kesiapan itu dapat terlihat dari aspek kesiapan sumberdaya manusia yakni seperti terbentuknya kelembagaan desa wisata dan kelembagaan kelompok sadar wisata. Aspek aksebibilitas juga sudah dipersiapkan yang dapat dilalui kenderaan roda dua dan roda empat dan jalur sungai. Aspek fasilitas yakni fasilitas akomodasi dimana masyarakat banyak bersedia rumah mereka dijadikan rumah singgah kemudian fasilitas kuliner, masyarakat juga sudah ada warung-warung dan bersedia menyiapkan konsumsi bagi wisatawan yang menginap di rumah dan juga terdapat fasilitas tempat memancing dan pendopo juga menyedia sampan untuk disewa. Kemudian kesiapan atraksi budaya ada pencak silat, tari zapin, tari piring, tari olangolang, tetawak, dan kompang, lalu ada juga atraksi pertanian berupa kegiatan pertanian mencakup menyadap karet, menanam sayur, serta agrowisata yakni buah rambutan, mangga, durian. Agar masyarakat terhindar dari hal-hal negative akibat industry pariwisata ini maka perlu adanya pemberdayaan sosial budaya , pemberdayaan lingkungan desa, pemberdayaan kelembagaan dan pemberdayaan sumber daya manusiaenKesiapan Masyarakat Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Dijadikan Desa WisataUR-Proceedings