Ahmal2015-07-302015-07-302015-07-30wahyu sari yenihttp://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/7365Interaksi Muhammadiyah dengan masyarakat pelestari budaya Balimau Kasai menunjukan pola interaksi disosiatif dan asosiatif. Sejak masuknya Muhammadiyah tahun 1937 hingga terjadinya konflik dengan masyarakat lokal, rupanya berhasil mengurangi rutinitas mereka secara keseluruhan. Berhasilnya Muhammadiyah menghentikan ritual ini disebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Balimau Kasai bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, di wi layah Airtiris peran ninik mamak turut mendorong hilangnya tradisi ritual balimau. Sebagian kalangan adat berpandangan, bahwa ritual Balimau Kasai ini sama dengan ritual yang ada di Sungai Gangga India. Pada tahun 1980-an ritual Balimau Kasai hanya diadakan di Batu Belah dan Pulau Belimbing II. Kegiatan Balimau Kasai ini telah menjadi ritual budaya yang terpisah dari unsur magisnyaenInteraksiMuhammadiyahBalimau KasaiLimo Koto KamparInteraksi Muhammadiyah Dalam Budaya Balimau Kasai TahunUR-Scientific Work Lecturer