Abstract:
Jagung memegang peranan penting sebagai bahan pokok kedua setelah
padi. Dengan terus meningkatnya pertumbuhan penduduk serta berkembangnya
industri yang menggunakan jagung sebagai bahan baku, maka kebutuhan jagung
akan semakin meningkat. Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan dengan
intensifikasi maupun dengan ekstensifikasi pertanian. Perluasan areal pertanian ke
lahan-lahan piasan seperti lahan sulfat masam merupakan tuntutan untuk masa
mendatang, karena lahan-lahan subur yang tersedia terbatas. Tanah sulfat masam
mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi, dalam keadaan reduksi
mempunyai pH 6,0-7,5 dalam keadaan oksidasi mempunyai pH 4. Dengan luas 2
juta hektar, tanah sulfat masam dan sulfat masam potensial di Indonesia sangat
potensial untuk perluasan lahan pertanian.
Kebutuhan air merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
dalam perbaikan kondisi tanah sulfat masam. Diharapakan dengan pemupukan
yang sesuai dengan kadar air tanah, efisiensi air dapat meningkat. Oleh karena itu
perlu diusahakan agar jumlah pemberian pupuk tidak akan mendorong
pertumbuhan tanaman yang melebihi daya dukimg air tanah yang tersedia.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk N, P dan K
pada beberapa tingkat kelembaban tanah terhadap efisiensi penggunaan air serta
interaksinya pada tanaman jagung manis di medium sulfat masam potensial.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Riau selama 3 bulan, dimulai pada bulan Maret hingga bulan Mei
2007 yang dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap secara faktorial
dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah kelembaban tanah
yang terdiri dari W = kelembaban tanah pada pF 3, A2 = kelembaban tanah pada
pF 2,4, A3 = kelembaban tanah pada pFl. Faktor kedua adalah pemberian pupuk
yang terdiri dari MO = tanpa pemberian pupuk. M l = 100 kg Urea/Ha, 75 kg
TSP/I-Ia, 50 kg KCl/Ha, M2 = 200 kg Urea/Ha, 150 kg TSP/Ha, 100 kg KCl/Ha,
M3 = 300 kg Urea/Ha, 225 kg TSP/Ha, 150 kg KCl/Ha, M4 = 400 kg Urea/Ha,
300 kg TSP/Ha, 200 kg KCl/Ha. Parameter yang diamati meliputi : waktu muncul
bunga jantan dan betina, tinggi tanaman, berat segar tanaman, berat berangkasan
kering, evapotranspirasi per hari, efisiensi air, dan berat tongkol tanpa klobot.
Dari hasil penelitian di dapat bahwa interaksi pemberian pupuk dengan
tingkat kelembaban tanah berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter
yang diamati. Untuk tingkat kelembaban tanah dapat dilihat bahwa tingkat
kelembaban tanah pada pFl merupakan kondisi yang paling baik dibanding
dengan tingkat kelembaban tanah yang lairmya. Pada faktor pemupukan pada taraf
M3 yaitu dengan dosis 300 kg Urea/ha, 225 kg TSP/ha, 150 kg KCl/ha,
memperlihatkan pengaruh yang meningkat terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman jagung manis.