Abstract:
Adanya pembaharuan Kurikulum Pendidikan Nasional yang dikenal dengan nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang akhirnya bagi seluruh sekolah di
Indonesia yang akan diberlakukan tahun 2004, merupakan reaksi atas segala keluhan
masyarakat serta pendapat dan saran para pakar pendidikan atas lemahnya sistem,
pengelolaan pengajaran dan paradigma kurikulum yang berlaku selama ini.
Banyak kritik dan komentar daripada para pakar pendidikan yang intinya
menyimpulkan bahwa kurikulum pendidikan nasional kurang antisipatif dalam realitas
kehidupan bangsa, terutama dalam menjawab tantangan globalisasi dunia. Kegiatan
belajar di kelas seolah-olah jauh daripada realitas dan sulit menjawab persoalan
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu adanya kecenderungan dewasa ini untuk kembali
pada pemikiran bahwa anak didik akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika mereka 'mengalami 'apa yang dipelajarinya,
bukan 'mengetahuinya'. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi `mengingat' jangka pendek, narnun gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Itulah yang
terjadi di kelas-kelas sekolah kita