Abstract:
Pulau Sumatera khususnya Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki areal
perkebunan kelapa sawit paling luas di Indonesia. Luas areal perkebunan sawit di
Riau terus tumbuh dengan pesat. Hal ini diiringi dengan meningkatnya limbah batang
sawit hasil peremajaan. Batang sawit dan abu tandan kosong belum dimanfaatkan
secara maksimal. Limbah batang sawit mengandung selulosa (35,92%), hemiselulosa
(26,05%), dan lignin (17,74%). Ditinjau dari komposisinya, batang sawit berpotensi
diolah lebih lanjut untuk memurnikan selulosa – , yang dapat dijadikan bahan baku
produk turunan selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari
pengaruh temperatur pemasakan, waktu pemasakan, dan nisbah larutan – padatan
terhadap proses hidrolisis batang sawit untuk memisahkan selulosa- Hidrolisis
batang sawit dengan larutan ekstrak abu TKS dilakukan dalam reaktor hidrolisis
dengan variasi kondisi operasi temperatur pemasakan (70, 80, 90, 100, dan 110oC).
Proses hidrolisis berlangsung dengan sirkulasi cairan pemasak. Setelah proses
hidrolisis selesai, batang sawit hasil hidrolisis tersebut dianalisa, kemurnian selulosa –
, kadar lignin, dan kadar hemiselulosa batang sawit. Kondisi operasi maksimal
diperoleh pada temperatur pemasakan 100oC dengan kemurnian selulosa – 90,61,
kadar lignin 4,7%, dan hemiselulosa 0,58%.