dc.contributor.author |
Syahza, Almasdi |
|
dc.date.accessioned |
2013-04-24T03:22:26Z |
|
dc.date.available |
2013-04-24T03:22:26Z |
|
dc.date.issued |
2013-04-24 |
|
dc.identifier.other |
wahyu sari yeni |
|
dc.identifier.uri |
http://repository.unri.ac.id:80/handle/123456789/3008 |
|
dc.description.abstract |
Di Propinsi Riau saat ini sedang gencar-gencarnya dibangun berbagai
perkebunan besar dan industri yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar baik
yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Kebijaksanaan yang demikian ini telah menjadi keputusan
pemerintah untuk meningkatkan ekspor nonmigas yang sudah dicanangkan sejak
Pelita ke II. Disamping membangun perkebunan secara besar-besaran, pemerintah
juga berusaha untuk mendirikan berbagai industri yang menampung hasil-hasil
perkebunan seperti industri minyak kelapa sawit maupun industri yang mengolah
hasil hutan seperti industri kayu dan kertas. Disamping itu guna meningkatkan
produksi dan pendapatan masyarakat Pemerintah Daerah Riau telah mengambil
kebijaksanaan pengembangan perkebunan melalui perusahaan inti rakyat
perkebunan (PIR-BUN). Perkebunan yang dikembangkan di Daerah Riau pada saat
ini adalah perkebunan kelapa sawit yang telah dimulai sejak awal tahun 1980-an.
Seperti yang dikemukakan oleh Almasdi Syahza (1998) bahwa ada
beberapa alasan kenapa Pemda Riau mengutamakan kelapa sawit sebagai
komoditi utama; Pertama, dari segi fisik dan lingkungan keadaan Daerah Riau
memungkinkan dikembangkan perkebunan kelapa sawit. Kondisi Daerah Riau yang
relatif datar akan memudahkan dalam pengelolaan dan dapat menekan biaya
produksi; Kedua, kondisi tanah yang memungkin menguntungkan untuk tanaman
kelapa sawit, ini akan membuat produksi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
lain; Ketiga, dari segi pemasaran produksi Daerah Riau mempunyai keuntungan,
karena letaknya yang strategis dengan pasar internasional yakni Singapur;
Keempat, daerah Riau merupakan daerah pusat pengembangan Indonesia bagian
barat dengan dibukanya kerja sama IMS-GT, tentu saja akan membuka peluang
pasar yang lebih menguntungkan; dan kelima, berdasarkan hasil yang telah di
capai menunjukkan bahwa kelapa sawit memberikan pendapatan yang tinggi
kepada petani dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya. |
en_US |
dc.description.provenance |
Submitted by wahyu sari yeni (ayoe32@ymail.com) on 2013-04-24T03:22:26Z
No. of bitstreams: 1
almasdi11.pdf: 141335 bytes, checksum: be3e074a5616ea59073cb64210fb51b1 (MD5) |
en |
dc.description.provenance |
Made available in DSpace on 2013-04-24T03:22:26Z (GMT). No. of bitstreams: 1
almasdi11.pdf: 141335 bytes, checksum: be3e074a5616ea59073cb64210fb51b1 (MD5) |
en |
dc.language.iso |
en |
en_US |
dc.title |
PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU |
en_US |
dc.type |
Other |
en_US |