LBR-Mathematics and Natural Sciences
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/2864
2024-03-19T06:48:19ZBeberapa Aspek Biologi Herpetofauna Di Kawasan Kampus Universitas Riau
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/9370
Beberapa Aspek Biologi Herpetofauna Di Kawasan Kampus Universitas Riau
Titrawani, Titrawani; Yusfiati, Yusfiati; Elvyra, Roza
Universitas Riau (UR) memiliki luas wilayah 250 ha dengan areal bangunan sekitar 20 ha dan sisanya berupa ruang terbuka hijau dengan areal hutan kota seluas 50 ha.
Ruang terbuka hijau (green open spaces) yang ada dikampus UR merupakan kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang berfungsi untuk sarana lingkungan dan pengamanan jaringan prasarana, atau meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah.
Universitas Riau memiliki Arboretum, dengan luas lebih 5,914 ha yaitu suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang bermanfaat untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ. Selain untuk penelitian arboretum dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Pada Arboretum terdapat juga sungai dan waduk (danau) yang selalu dialiri air sepanjang tahun walaupun pada musim kemarau dengan debit air yang lebih kecil
2018-08-21T00:00:00ZPotensi Sda Riau Bagi Pengembangan Bioteknologi
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7050
Potensi Sda Riau Bagi Pengembangan Bioteknologi
Muhdarina; Amri, T.Ariful; Linggawati, Amilia; Nurhayati; Marleni, Reni
Lempung alam Cengar berhasil diubah menjadi adsorben setelah melalui tahap kalsinasi 500oC dan aktivasi dengan asam sulfat dengan jumlah mol bervarisi. Kalsinasi dan akivasi di atas merupakan tahap-tahap dalam penyediaan koagulan cair yang kemudian dipisahkan melalui penyaringan. Padatan sisa penyaringan merupakan padatan lempung-asam sulfat (CAS) yang digunakan sebagai adsorben dalam penelitian ini. CAS selanjutnya dikalsinasi kembali pada 230 oC, dikarakterisasi dan diuji daya adsorpsinya. Karakter Si/Al dan kapasitas tukar kation (KTK) dari adsorben CAS ditentukan secara gravimetri dan spektrofotometri. Kemampuan adsorben diuji untuk mengadsorpsi kation Pb(II) dalam air melalui adsorbat Pb(NO3)2 20 ppm pada waktu dan suhu yang bervariasi. Jumlah kation yang teradsorpsi diukur menggunakan metoda spektrometri serapan atom. Nisbah Si/Al dan KTK meningkat dengan peningkatan jumlah mol aktivator. Adsorben CAS cukup efisien digunakan sebagai adsorben untuk menjerap kation Pb(II) dari dalam air. Masing-masing adsorben mampu menjerap kation Pb(II) sebanyak 55% (CAS02), 58,5% (CAS04) dan (55,8% (CAS06) dengan waktu 90 menit dan temperatur 30 oC. Terbukti bahwa CAS sebagai hasil samping dari produksi koagulan cair berpotensi digunakan sebagai adsorben.
2015-05-04T00:00:00ZSintesis Dan Analisis Sifat Permukaan (Birnesite) Dan Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Adsorben Untuk Menurunka Kandungan Asam Humat Dan Ion Logam Fe (Iii) Pada Air Gambut
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/7035
Sintesis Dan Analisis Sifat Permukaan (Birnesite) Dan Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Adsorben Untuk Menurunka Kandungan Asam Humat Dan Ion Logam Fe (Iii) Pada Air Gambut
Yanti, Pepi Helza; Awaluddin, Amir; Mukhtar, Akmal; Sophia, Halida
Mangan oksida sangat menarik untuk diteliti karena memiliki aplikasi yang sangat beragam. Aplikasi mangan oksida sangat erat kaitannya dengan struktur yang dimiliki oleh mangan oksida tersebut. Mineral mangan oksida terdiri atas berbagai struktur yaitu struktur berongga seperti hollandite, todorokite, cryptomelane, pyrolusite dan coronadite;struktur berlapis seperti busserite, birnessite, chalcophanite ,dan lithiophorite; serta struktur amorphous. Mangan oksida dengan bentuk struktur berongga seperti cryptomelane (2x2) dapat dimanfaatkan sebagai katalis, penukar ion, dan adsorben[1]. Mangan oksida berongga lainnya, dengan bentuk struktur rongga yang lebih besar adalah todorrokite. Todorrokite dengan ukuran rongga (3x3) memiliki luas permukan yang relatif besar (hingga 250 m2/g) sangat potensial digunakan sebagai katalis dan odsorben[2]. Mangan oksida dengan rongga paling kecil (1x1) adalah pyrolusite yang banyak digunakan pada industri gelas dan baterai.
Mangan oksida dengan bentuk setruktur berlapis seperti birnessite dapat digunakan sebagai material penukar ion, material katoda untuk baterai lithium dan adsorben [3]. Birnesite juga digunakan sebagai prekursor yang digunakan dalam sintesis todorokite [4]. Pemanfaatan birnessite ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat permukaan khas yang dimilikinya, seperti luas permukaan, morfologi, dari material birnessite. Namun demikian, salah satu permasalahan yang timbul adalah birnessite sulit ditemui dalam keadaan murni di alam, sehingga perlu analisis sifat permukaan digunakan birnessite yang telah disintesis.
Sintesis mangan oksida dapat dilakukan dengan berbagai metoda, pada penelitian sebelumnya dengan menggunakan KMnO4 dan MnSO4 telah disintesis mangan oksida Holondite menggunakan metode hidrotemal [5], dengan metode yang sama prekursor Na-birnesite dan MgCl telah dihasilkan todorike [6]. Birnesite juga telah berhasil disintess dengan menggunaan KOH untuk mempelajari morfologi oleh mangan oksida berlapis dari cotton menjadi had platelike ]7]. Berdasarkan latar belakang di atas maka pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan analisis sifat permukaan mangan oksida –berlapis- dengan mengggunakan prekursor maltosa sebagai reduktor. Analisis terhadap sifat birnessite diamati terhadap karakterisasi, XRD, FTIR, TGA-DTA dan AAS.
2015-04-22T00:00:00ZEVALUASI KARAKTER FENOTIPIK DAN UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN PADI LOKAL MELALUI PERSILANGAN DAN MUTASI BUATAN
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/5775
EVALUASI KARAKTER FENOTIPIK DAN UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN PADI LOKAL MELALUI PERSILANGAN DAN MUTASI BUATAN
Wahibah, Ninik Nihayatul; Herman; Roslim, Dewi Indriyani
Padi (Oryza sdtiva L.) rnerupakan sumber pangan bagi masyarakat Indonesia
yang dikonsumsi tidak kuran g dari 200 juta penduduk. Konsumsi beras rata-rata
133 kglkapita/tahun, maka total kebutuhan beras 26,6 juta ton/tahun (Husodo
2007). Pertarnbahan jurnlah penduduk nrendorong rneningkatnya kebutuhan akan
beras, oleh karena itu perlu digalakkan usaha peningkatan produksi beras untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Angka Tetap (ATAP) prodtrksi padi tahun 2010 sebesar 574.864 ton padi
Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat dibanding produksi padi pada tahun
2005 sebesat 425.095 toMra (BPS 2011). Peningkatan produksi padi tersebut
belnm mencuktrpi kebutuhan konsumsi beras penduduk R.iau sebesar 659.6rc
tonlha. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan beras dari
Provinsi lain seperti Sumatera Barat atau Sumatera Utara. Untuk mengurangi
ketergantuttgaf tersebut, pemerintah Provinsi beserta pelnerintah Kabupaten se
Riau mengeluarkan kebijakan peningkatan produksi beras. Kebiikan tersebut
dapat diwujudkan dalam bentuk progrimr ekstensifikasi manpun intensifikasi.
Upaya ek-stensiJikasl dilakukan dengan rnengernbangkan areal pertanian seperti
mengembangkan varietas padi pada lahan gambut yang barryak terdapat di
Provinsi Riau. Usaha inten.sifikasr dilakukan dengan cara perbaikan varietas padi
melalui pengembangan galur-galur yang mempunyai potensi produksi tinggi
dengan biayaminimal.
2014-03-05T00:00:00Z