9.Seminar Nasional Teknik Sipil 2015https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/80382024-03-29T00:59:39Z2024-03-29T00:59:39ZA.Daftar Isi Seminar Nasional Teknik Sipil 2015https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/80922016-03-08T19:06:21Z2016-03-08T00:00:00ZA.Daftar Isi Seminar Nasional Teknik Sipil 2015
Sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak lepas dari kebutuhan sarana penghubung antar
pulau-pulau, salah satunya adalah jembatan. Jembatan Barelang merupakan jembatan tipe
cable stayed yang menghubungkan Pulau Batam–Tonton dengan bentang 642 meter. Jembatan
cable stayed merupakan suatu sistem struktur statis tidak tentu berderajat tinggi, dimana gaya–
gaya dalam yang bekerja dipengaruhi bersama oleh kekakuan komponen penunjang utama
jembatan yaitu sistem–sistem lantai kendaraan (deck, gelagar memanjang, gelagar melintang)
serta kabel kabel mutu tinggi dan pylon utamanya. Ada tiga jenis pola penyusunan kabel yang
sering digunakan pada jembatan cable stayed yaitu: tipe fan, tipe harp, dan tipe radial. Pada
kasus ini dibandingkan tipe fan yang membentuk pola penyusunan kabel yang menyebar dan
tipe radial yang penyusunan kabelnya bertumpu di satu titik pada pylon bagian atas.
Permodelan pola susunan kabel tipe fan dan tipe radial dalam memikul berat sendiri dan beban
gempa dilakukan dengan bantuan software analisa struktur SAP 2000 untuk menghitung
displacement dan gaya dalam yang terjadi di titik pylon dan gelagar jembatan. Proses analisis
menggunakan model jembatan Barelang. Zona wilayah gempa yang digunakan adalah wilayah
Batam lokasi jembatan tersebut berada dengan jenis tanah lunak. Beban gempa yang
diinputkan berupa riwayat waktu (time history). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
perpindahan dan gaya dalam pada struktur jembatan tipe fan relatif lebih besar dibandingkan
dengan struktur jembatan tipe radial.
2016-03-08T00:00:00ZAnalisis Perbandingan Perilaku Struktur Jembatan Cable Stayedtipe Fan Dan Tipe Radialakibat Beban GempaMasrilayantiYosen, Naviskohttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/80912016-03-08T19:04:49Z2016-03-08T00:00:00ZAnalisis Perbandingan Perilaku Struktur Jembatan Cable Stayedtipe Fan Dan Tipe Radialakibat Beban Gempa
Masrilayanti; Yosen, Navisko
Sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak lepas dari kebutuhan sarana penghubung antar
pulau-pulau, salah satunya adalah jembatan. Jembatan Barelang merupakan jembatan tipe
cable stayed yang menghubungkan Pulau Batam–Tonton dengan bentang 642 meter. Jembatan
cable stayed merupakan suatu sistem struktur statis tidak tentu berderajat tinggi, dimana gaya–
gaya dalam yang bekerja dipengaruhi bersama oleh kekakuan komponen penunjang utama
jembatan yaitu sistem–sistem lantai kendaraan (deck, gelagar memanjang, gelagar melintang)
serta kabel kabel mutu tinggi dan pylon utamanya. Ada tiga jenis pola penyusunan kabel yang
sering digunakan pada jembatan cable stayed yaitu: tipe fan, tipe harp, dan tipe radial. Pada
kasus ini dibandingkan tipe fan yang membentuk pola penyusunan kabel yang menyebar dan
tipe radial yang penyusunan kabelnya bertumpu di satu titik pada pylon bagian atas.
Permodelan pola susunan kabel tipe fan dan tipe radial dalam memikul berat sendiri dan beban
gempa dilakukan dengan bantuan software analisa struktur SAP 2000 untuk menghitung
displacement dan gaya dalam yang terjadi di titik pylon dan gelagar jembatan. Proses analisis
menggunakan model jembatan Barelang. Zona wilayah gempa yang digunakan adalah wilayah
Batam lokasi jembatan tersebut berada dengan jenis tanah lunak. Beban gempa yang
diinputkan berupa riwayat waktu (time history). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
perpindahan dan gaya dalam pada struktur jembatan tipe fan relatif lebih besar dibandingkan
dengan struktur jembatan tipe radial.
2016-03-08T00:00:00ZModel Fisik Kincir Air Sebagai Pembangkit ListrikRinaldiHendri, AndyJunaidi, Akhiarhttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/80902016-03-08T19:02:47Z2016-03-08T00:00:00ZModel Fisik Kincir Air Sebagai Pembangkit Listrik
Rinaldi; Hendri, Andy; Junaidi, Akhiar
Salah satu jenis energi baru terbarukan adalah tenaga air skala kecil atau sering disebut dengan
mikrohidro atau disebut juga Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Mikrohidro
mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan tinggi tertentu dan kecepatan
aliran. Energi yang dihasilkan oleh model fisik kincir air merupakan energi terbarukan dapat
diukur dengan menggunakan digital torque tester yang dihubungkan dengan sumbu model
kincir. Kecepatan putaran yang tinggi belum tentu mempunyai energi yang besar karena
apabila diberi sedikit saja beban akan sangat mempengaruhi kecepatan putaran tersebut. Tujuan
penelitian ini untuk mengembangkan teknologi, material, komponen mekanik, komponen
elektronik dan rancang bangun sistem sumber daya energi, sehingga mempunyai dampak
strategis untuk perkembangan teknologi dan dapat diterapkan di masyarakat. Pengukuran
putaran kincir menggunakan tachometer menghasilkan nilai putaran Radial Per Menit (RPM)
yang mempengaruhi nilai energi yang dihasilkan dari kincir tersebut. Model kincir yang
digunakan adalah undershot. Dari hasil penelitian diketahui kecepatan putaran kincir tertinggi
pada H1h1 (tinggi dasar kincir 1 cm terhadap dasar saluran dan 1 cm tinggi pintu air di hilir
saluran) yaitu sebesar 13,76 RPM. Energi tertinggi yang didapat dengan menggunakan alat
torque tester pada H1h1 (tinggi dasar kincir 1 cm terhadap dasar saluran dan 1 cm tinggi pintu
air di hilir saluran) yaitu sebesar 78,30 cNm atau 0,0002175 watthour.
2016-03-08T00:00:00ZStudi Eksperimental Perilaku Sambungan Dengan Alat Sambung Sekrup Pada Elemen Struktur Baja RinganHaris, SabrilHerman, Hazmalhttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/80892016-03-08T19:05:19Z2016-03-08T00:00:00ZStudi Eksperimental Perilaku Sambungan Dengan Alat Sambung Sekrup Pada Elemen Struktur Baja Ringan
Haris, Sabril; Herman, Hazmal
Perkembangan teknologi bahan konstruksi saat ini menunjukkan kecenderungan penggunaan
material yang semakin efisien sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah penggunaan
material baja ringan sebagai elemen struktur dalam konstruksi bangunan. Dalam perakitan
elemen struktur menjadi satu kesatuan, sistem sambungan pada konstruksi baja ringan
mempunyai peranan yang sangat penting. Paper ini membahas hasil studi eksperimental
sambungan pada elemen struktur baja ringan dengan menggunakan alat sambung sekrup. Profil
baja ringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah profil berbentuk kanal dengan ukuran
75 x 35 mm dengan ketebalan 0,75 mm. Karakteristik material diperoleh melalui uji tarik
dengan mengacu kepada Annual Book of ASTM Standars 1991 Section 3. Perilaku sambungan
diamati untuk 4 spesimen benda uji yang disambung pada kedua bagian sayap penampang
kanal dengan konfigurasi sambungan sejajar satu baris. Dengan menggunakan Universal
Testing Machine, beban aksial tarik diberikan secara bertahap kepada spesimen sampai tercapai
kondisi ultimate. Dari hasil pengujian terlihat bahwa kegagalan sambungan disebabkan oleh
terjadinya kerusakan pada lubang sambungan sehingga alat sambung sekrup berotasi pada
bidang gaya tarik. Pola kegagalan sambungan ini merujuk pada salah satu jenis kegagalan
‘tilting’ yang didefinisikan oleh Peraturan Baja Ringan AS/NZS 4600:2005 dan SNI Baja
Canai Dingin 2013. Nilai beban ultimate yang diperoleh dari hasil eksperimental menunjukkan
kesesuaian dengan formula analitik yang ada pada peraturan baja ringan dengan rata-rata
perbedaan hasil sebesar 7,8 %.
2016-03-08T00:00:00Z