PHKI-Engineeringhttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/69362024-03-29T02:03:36Z2024-03-29T02:03:36ZPENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PRODUKSI KANVAS REM BAHAN KOMPOSIT DENGAN PENGISI LIMBAH KELAPA SAWITbadri, muftilPrayitno, Adhyarief, dodi sofyanhttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/86232016-08-13T19:00:16Z2016-08-13T00:00:00ZPENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PEDESAAN MELALUI PRODUKSI KANVAS REM BAHAN KOMPOSIT DENGAN PENGISI LIMBAH KELAPA SAWIT
badri, muftil; Prayitno, Adhy; arief, dodi sofyan
Serangkaian kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian Hibah Bersaing multi tahun, secara umum tujuan yangdicapai adalah pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembuatan kanvas rem yang kuat, tahan aus, ramah lingkungan, mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, dan lahirnya teknologi baru pembuatan kanvas rem yang dapat digunakan oleh dunia ilmiah dan industri. Manfaat yang akan dicapai antara lain: (1) secara ilmiah berkembangnya teknologi baru pemrosesan limbah kelapa sawit sebagai pengisi untuk digunakan sebagai kanvas rem; (2) secara komersil, usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai mitra dapat menghasilkan produk baru sebagai komoditi baru dari limbah kelapa sawit yang melimpah; (3) memungkinkan untuk menghasilkan paten baru.
Pada penelitian Tahun 1, timtelah membuat pelat komposit bahan pengisi terak limbahtandan kosong kelapa sawit yang dicampur dengan bahan aditif lain, yaitu: grafit, serat baja, alumina, dan phenolic resin. Pelat ini diuji secara fisik dan mekanik. Diharapkan komposit dengan sifat fisik dan mekanik memenuhi kriteria desain bahan kanvas rem.Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, antara lain: (1) peralatan produksi pelat komposit pengisi terak limbah tandan kosong kelapa sawit untuk bahan baku kanvas rem cakram telah dibangun; (2) pelat komposit dengan massa bahan baku yang bervariasi telah diproduksi. Peralatan produksi pelat komposit bahan kanvas rem menggunakan alat bantuproduksi (jigs and fixtures) yang dibuat dari pelat baja, dilengkapi dengan elemen pemanas dan kontrol temperatur.Pelat komposit bahan kanvas rem telah dihasilkan berdasarkan variasi massa bahan penyusunnya. Selanjutnya kekuatan tekan setiap variasi komposit diuji menggunakan universal testing machine (UTM). Struktur mikro permukaan pelat komposit yang dihasilkan juga diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM). Pengamatan struktur mikro menggunakan SEM dilakukan sebelum pengujian keausan terhadap pelat komposit. Setelah pengujian keausan, struktur mikro permukaan pelat komposit selanjutnya diamati menggunakan SEM. Hasil penelitian Tahun 1telah dipublikasikan pada seminar internasional 2nd International Conference on Ocean, Mechanical and Aerospace –scientists and engineers- (OMAse) 2015 dan telah submit Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering) Malaysia (indexed by Scopus).
Rencana tahapan lanjutan pada penelitian Tahun 2 sebagai berikut: (1) perencanaan pembuatan kanvas rem cakram model baru; (2) rekayasa proses pembuatan produk; dan (3) standarisasi produk kanvas rem. Pada penelitian Tahun 2, hasil penelitian akan dipublikasikan pada seminar dan artikel ilmiah internasional.
-
2016-08-13T00:00:00ZTipologi Elemen Pembayang Kenyamanan Termal Pada Bangunan Disepanjang Jalan Jendral Sudirman Kota PekanbaruFaisal, GunRangkuti, Gladies Imanda Utamihttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/82622016-04-26T19:01:18Z2016-04-26T00:00:00ZTipologi Elemen Pembayang Kenyamanan Termal Pada Bangunan Disepanjang Jalan Jendral Sudirman Kota Pekanbaru
Faisal, Gun; Rangkuti, Gladies Imanda Utami
Pada tahun 2013 tercatat suhu udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 22,60°C
sampai 34,6°C dengan kelembaban udara rata-rata 79,14 persen. Tingginya suhu ini
berdampak pada penambahan pemanfaatan energi untuk kepentingan kenyamanan bangunan.
Bangunan menjadi pengkonsumsi terbesar energi akibat penggunaan pendingin ruangan,
begitu juga dengan bangunan di Kota Pekanbaru yang hampir seluruhnya menggunakan Air
Conditioner. Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan energi adalah pemanfaatan
elemen pembayang termal bangunan. Penggunaan Air Conditioner yang memakan banyak
energi, digantikan oleh penghawaan alami dengan menggunakan elemen-elemen arsitektur
yang dapat mengurangi panas bangunan.
Penelitian ini akan membahas tentang bagaimanakah sistem dan tipe elemen
pembayang bangunan yang mempengaruhi termal bangunan yang ada di Pekanbaru, sehingga
kita dapat mengetahui karakter dan bentuk dari elemen yang digunakan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi sistem dan tipe elemen dari bangunan di
Pekanbaru, dimana elemen-elemen tersebut merupakan salah satu cara bangunan dalam
mengatasi kondisi iklim.
Metode penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalistik sangat sesuai digunakan
dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi elemen pembayang
bangunan yang terdapat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru-Riau. Penelitian
ini berpedoman pada teori tipologi, teori termal dan elemen pembayang bangunan untuk
mengidentifikasi tipe-tipe elemen pembayang bangunan yang terdapat di kawasan Jalan
Jendral Sudirman tersebut.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat
dua tipe elemen pembayang bangunan di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru-
Riau yang didasarkan pada bentuk, dan jumlah elemen pembayang bangunan. Yaitu tipe
elemen Pembayang bangunan berdasarkan jumlah elemen pembayang dan tipe Elemen
Pembayang bangunan berdasarkan jenis pembayangnya
2016-04-26T00:00:00ZPembuatan Serbuk Hidroksiapatit Dan Komposit Alumina-Hidroksiapatit Berpori Untuk Aplikasi OrthopedikFadli, AhmadAkbar, FajrilKomalasarihttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/76252015-12-01T19:08:57Z2015-12-01T00:00:00ZPembuatan Serbuk Hidroksiapatit Dan Komposit Alumina-Hidroksiapatit Berpori Untuk Aplikasi Orthopedik
Fadli, Ahmad; Akbar, Fajril; Komalasari
Keramik alumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan untuk implan tulang.
Walaupun alumina berpori memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi sifat bioinert
alumina telah membatasi aplikasinya untuk bone implant. Sebaliknya, hidroksiapatit (HA) sudah
berhasil digunakan didalam operasi tulang karena karena ia memiliki sifat bioaktif,
biokompatibel dan mampu menumbuhkan tulang. Akan tetapi, kekuatan bahan HA tersebut
adalah rendah. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah membuat keramik alumina-HA
untuk aplikasi biomedik. Strategi ini bertujuan mengkombinasikan sifat mekanik alumina yang
tinggi dengan sifat bioaktif dari hidroksiapatit. Penelitian ini akan dilakukan selama dua tahun.
Tujuan riset pada tahun pertama adalah membuat hidroksiapatit dengan menggunakan proses
hidrothermal dan akan diteliti pengaruh komposisi bahan baku (rasio Ca/P), kondisi proses (pH,
suhu reaksi, kecepatan pengadukan, suhu dan waktu tinggal kalsinasi) terhadap karakter
hidroksiapatit yang dihasilkan. Karakter yang akan diamati adalah kristaliniti, fase, morphologi
dan ukuran partikel. Sumber kalsium (Ca) yang digunakan adalah kulit kerang darah yang telah
dikalsinasi terlebih dahulu menjadi CaO, sedangkan ammonium dihidrogen fospat digunakan
sebagai sumber fospat. Sintesis hidroksiapatit dilakukan menggunakan metode hidrotermal suhu
rendah. Proses diawali dengan cara mencampurkan CaO dari kulit kerang, ammonium
dihidrogen fospat dengan perbandingan rasio Ca/P tertentu serta aquades sebanyak 600 mL.
Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70-90°C sambil diaduk dengan kecepatan tertentu.
Hasil sintesis berupa slurry, selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 120°C selama 15
jam. Sampel kering selanjutnya dihancurkan hingga halus dan dikalsinasi pada suhu 700-900°C
dengan laju pemanasan 10°C/menit selama 1 jam. Serbuk hidroksiapatit hasil sintesis yang telah
dikalinasi selanjutnya diuji menggunakan XRD, FTIR dan SEM. Ukuran diameter kristal
hidroksiapatit yang diperoleh dengan variasi suhu reaksi 70 oC,80 oC dan 90 oC pada kecepatan
pengadukan 300 rpm adalah 63,43 nm, 52,85 nm dan 52,48 nm. Sedangkan dengan variasi
kecepatan pengadukan 200 rpm, 250 dan 300 rpm pada suhu reaksi 90 oC adalah 62,92 nm,
52,59 nm dan 52,48 nm. Semakin besar rasio Ca/P maka diameter kristal hidroksiapatit semakin
kecil berturut – turut dari rasio Ca/P 0,67, 1,67 dan 2,67 adalah 54,38, 52,37 dan 52,32. Dan
diameter kristal hidroksiapatit semakin kecil dengan semakin besarnya pH awal reaksi, berturut
– turut dari pH awal reaksi 4, 6 dan 9 adalah 62,98, 62,92 dan 52,32. Semakin besar rasio Ca/P
maka tidak ada senyawa fosfat lain yang terbentuk, terlihat pada rasio Ca/P 0,67 dan 1,67
terbentuk senyawa fosfat lain berupa TCP dan CP sedangkan rasio Ca/P 2,67 tidak terdapat
senyawa fosfat lain. Dan semakin besar pH awal reaksi maka tidak ada senyawa fosfat lain yang
terbentuk, terlihat pH 4 dan 6 terbentuk senyawa fosfat lain berupa DCPA dan CP sedangkan
pH 9 tidak terdapat senyawa fosfat lain
2015-12-01T00:00:00ZPembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur SelAmanFadli, AhmadKomalasarihttps://repository.unri.ac.id/handle/123456789/76242015-12-01T19:02:50Z2015-12-01T00:00:00ZPembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur Sel
Aman; Fadli, Ahmad; Komalasari
Keramik berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai microcarrrier untuk
kultur sel. Hal ini dikarenakan keramik memiliki sifat mekanik yang tinggi dan ukuran
pori yang bisa dikontrol untuk meningkatkan laju pertumbuhan sel yang ditanam pada
permukaan microcarrrier. Tujuan penelitian adalah membuat microcarrrier berpori dari
bahan dasar biokeramik tri calcium phosphate (TCP) menggunakan metode starch
consolidation. Pada tahun pertama ini dipelajari pengaruh waktu pengadukan dan
temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori yang dihasilkan. Starch yang
digunakan adalah partikel wheat (tepung gandung) yang berfungsi sebagai agen
pembentuk pori pada bodi keramik. Slurry dibuat dengan mencampurkan partikel wheat
particles dengan suspensi TCP dan air, kemudian slurry tersebut diaduk selama 1, 2 dan 3
jam. Selanjutnya slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder, dan
dikeringkan dalam oven pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodi
yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1000 dan 1100ºC.
Microcarrrier keramik yang diperoleh mempunyai struktur pori terbuka dengan ukuran
pori berkisar antara 300-310 μm dan terdapat interkonektifiti antara pori. ketika
temperature sintering naik dari 1000 ke 1100°C, terjadi penyusutan volum pada bodi
keramik pada rentang 53- 567%. Setelah proses sintering, diperoleh keramik berpori yang
memiliki porositas 59 – 78% dan kuat tekan 0,3 - 2,5 MPa.
2015-12-01T00:00:00Z