5.Seminar Nasional Teknik Kimia Topi Tahun 2011
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Adsorpsi Logam Cu (II) Menggunakan Perlit Yang Teraktifasi Dengan Asam Clorida (HCl)(2013-05-13) Heltina, Desi; KhairatKadar limbah logam Cu di perairan saat ini sangat membahayakan lingkungan. Apabila tidak segera ditanggulangi maka akan mencemari lingkungan dan juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Penanganan limbah logam Cu dapat dilakukan dengan proses adsorpsi. Perlit merupakan suatu batuan alam yang dapat digunakan sebagai media adsorben untuk menyerap logam-logam berat salah satunya logam Cu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh daya jerap maksimum perlit yang teraktifasi sebagai adsorben dalam menyerap lugam Cu. Proses adsorpsi logam Cu dilakukan dengan cara menggunakan proses batch, dengan variasi kecepatan pengadukan (100, 200, dan 300 rpm) dan konsentrasi logam Cu (8,658, 17,444, dan 28,598 ppm). Pada waktu tertentu larutan sample diambil dan dianalisa dengan menggunakan AAS. Dari hasil analisa diperoleh daya jerap maksimum sebesar 57,86 % pada konsentrasi logam Cu 8,658 ppm dan kecepatan pengaduk 300 rpm.Item Preliminary Study : Karakteristik Pemanfaatan Nitrogen Cair Sebagai Pengganti Chemical Cleaning untuk Pembersihan Tangki Industri(2013-05-13) Amri, IdralKualitas pengumpulan dan penyimpanan di industri perminyakan sangat ditentukan oleh unjuk kerja tangki-tangki yang ada. Unjuk kerja optimum dicapai bila peralatan beroperasi pada kondisi optimal, life time peralatan juga akan berdampak kepada penurunan kualitas dari peralatan-peralatan industri yang ada, baik tingkat korosi maupun terbentuknya endapan yang berakibat mengurangi kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan. Banyak teknologi yang tersedia saat ini untuk melakukan upgrading dan perbaikian tangki-tangki operasi, baik menggunakan bahan kimia maupun proses – proses mekanis lainnya. Ada banyak kelemahan dengan menggunakan teknologi dan bahan kimia yang ada, diantaranya dapat menganggu sistem lingkungan dimana proses pembersihan itu dilakukan, karena akan membahayakan likngkungan sekitarnya. Udara merupakan sumber daya alam yang melimpah dan tersedia secara ekonomis. Nitrogen merupakan komponen penyusun utama udara dalam kondisi yang seimbang bisa dipakai untuk menggantikan proses-proses yang digunakan sekarang. Nitrogen yang merupakan komponen terbesar udara, bisa dipisahkan dan digunakan sebagai bahan pembersih pada unit proses produksi. Diharapkan Nitrogen cair dapat membersihkan sludge dan korosi yang menempel di tangki secara baik dan bersifat ramah lingkungan apabila dikeluarkan sebagai limbah dari proses pengolahan.Item Pengaruh Ukuran dan Kadar Partikel Batang Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Material Wood Plastic Composites (WPC) Berbasis Limbah Batang Sawit(2013-05-13) Febria Sari, Eka; Nirwana; BahruddinWood Plastic Composite (WPC) merupakan komposit kayu dengan polimer termoplastik.Tujuan penelitian ini adalah kayu sawit sebagai pengganti kayu komersil yang semakin berkurang ketersediaannya dan untuk mengatasi limbah pada lingkungan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perbandingan komposisi serbuk kayu sawit dan PP origin (wt/wt) 50:50, 60:40 dan 70:30. Ukuran serbuk kayu sawit 40-60; 60-80; 80-100 mesh. Dengan MAPP (5%) dan Minarex-H (5%). Pencampuran (pengadonan) bahan baku tersebut dilakukan menggunakan alat Rheomix 3000 HAAKE Mixer dengan kondisi operasi 180oC dan 60rpm selama 20menit. Pengujian yang dilakukan berupa uji serapan air, kuat tarik, kuat lentur dan uji morfologi menggunakan alat Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tarik, kuat lentur, serapan air dan morfologi material WPC dipengaruhi oleh ukuran serbuk batang sawit dan rasio campuran serbuk batang sawit/PP. Hasil terbaik diperoleh pada ukuran serbuk batang sawit (40/60; 80/100) dan rasio campuran serbuk batang sawit/PP (60-80; 80-100) mesh, yaitu dengan kuat tarik54,84 kgf/cm2, kuat lentur1,74 kgf/cm2 dan serapan air 5,97%.Item Pengaruh Rasio Massa Serat Batang Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Material Wood Plastic Composite dari Campuran Polypropylene dan Batang Sawit(2013-05-13) Indra Polta, Benny; Nirwana; BahruddinTujuan penelitian ini adalah mempelajari rasio massa serat batang sawit terhadap sifat dan morfologi campurannya dengan polipropilene (PP). Sampel dibuat dengan rasio massa serat batang sawit/PP sebesar 50/50, 60/40, dan 70/30; dan kadar MAPP sebesar 0; 5; dan 7,5% massa. Sebagai plastisizer digunakan Minarex-H dengan kadar 5% massa. Pencampuran (pengadonan) bahan baku tersebut dilakukan menggunakan alat Internal Mixer tipe Rheomix 3000 HAAKE dengan kondisi operasi pada suhu 180oC dan dan kecepatan rotor 60rpm selama 20menit. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian sifat fisik ialah kerapatan, kadar air, dan daya serap air. Sedangkan untuk pengujian sifat mekanik ialah kuat tarik dan kuat lentur yang disesuaikan dengan standar ASTM. Untuk pengujian morfologi dilakukan menggunakan alat Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tarik, kuat lentur, serapan air dan morfologi material WPC dipengaruhi oleh rasio massa dari serat batang sawit/PP dan kadar MAPP. Hasil terbaik diperoleh pada rasio massa serat batang sawit/PP (50/50) dan kadar MAPP 0% yaitu dengan kuat tarik 84,53 kgf/cm2 , kuat lentur 4,43 kgf/cm2 , sedangkan serapan air pada rasio massa SBS/PP (50/50), MAPP 7,5%, minarex 5% dengan nilai 1,93%.Item PENGARUH PUTARAN PENGADUK TERHADAP UNJUK KERJA RDMM PADA PEMURNIAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS SERBUK GERGAJI(2013-05-08) Herman, SyamsuPembuatan SLS dari serbuk gergaji dalam reaktor bertekanan mengunakan pelarut sodium bisulfit (NaHSO3), masih memiliki kemurnian yang masih rendah (TSS 560 ppm).Usaha untuk meningkatkan kemurnian SLS dilakukan dengan cara melewatkan SLS ini kedalam reaktor RDMM .yang dilengkapi dengan membran TCA.Unjuk kerja RDMM dilihat dari fluk permeat yang diperoleh pada variasi putaran pengaduk ( 0; 65; 100; 160; 200 rpm) dan membran diam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimal (fluks besar) terjadi pada putaran pengaduk 160 rpm.Item Pembuatan Pulp Semi Mekanis dari Batang Jagung dengan Ekstrak Abu Tandan Kosong Sawit(2013-05-08) Maulvi Sani, Ikmal; Zulfansyah; Iwan Fermi, MuhammadIndonesia was ranked ninth producers to supplied the pulp industry. Wood still used as the main raw materials with natural wood supply more than 70%. The pulp industry worldwide always faced a problem on lack of raw material due to deforestation. Corn stalks is an alternative source of non wood fiber for making pulp. This research was investigated the influence variable process with chemi-mechanical pulping of corn stalk toward pulp properties. The variable process were used solid to liquor ratio (8/1; 10/1; and 12/1) and cooking time (2 hour; 3 hour; and 4 hour). The pulping of corn stalk was accelerated in batch reactor with normal boiling temperature. The results showed pulp with yield 53,43 - 58,50%.and lignin 11,35 - 13,91%.. The influence of variable process on the pulp properties was significant. The increased variable process were caused decreased of yield and Indonesia was ranked ninth producers to supplied the pulp industry. Wood still used as the main raw materials with natural wood supply more than 70%. The pulp industry worldwide always faced a problem on lack of raw material due to deforestation. Corn stalks is an alternative source of non wood fiber for making pulp. This research was investigated the influence variable process with chemi-mechanical pulping of corn stalk toward pulp properties. The variable process were used solid to liquor ratio (8/1; 10/1; and 12/1) and cooking time (2 hour; 3 hour; and 4 hour). The pulping of corn stalk was accelerated in batch reactor with normal boiling temperature. The results showed pulp with yield 53,43 - 58,50%.and lignin 11,35 - 13,91%.. The influence of variable process on the pulp properties was significant. The increased variable process were caused decreased of yield and Indonesia was ranked ninth producers to supplied the pulp industry. Wood still used as the main raw materials with natural wood supply more than 70%. The pulp industry worldwide always faced a problem on lack of raw material due to deforestation. Corn stalks is an alternative source of non wood fiber for making pulp. This research was investigated the influence variable process with chemi-mechanical pulping of corn stalk toward pulp properties. The variable process were used solid to liquor ratio (8/1; 10/1; and 12/1) and cooking time (2 hour; 3 hour; and 4 hour). The pulping of corn stalk was accelerated in batch reactor with normal boiling temperature. The results showed pulp with yield 53,43 - 58,50%.and lignin 11,35 - 13,91%.. The influence of variable process on the pulp properties was significant. The increased variable process were caused decreased of yield and lignin content pulp.Item Kinetika Adsorpsi Ion Logam Cu (Ii) Menggunakan Serbuk Gergaji Teraktivasi dengan Asam Asetat(2013-05-08) Drastinawati; Akbar, Fajril; Yulia Fitri, EfriSerbuk gergaji merupakan salah satu limbah yang mengandung lignin sekitar 20-30 %. Lignin berfungsi sebagai adsorben logam berat. Untuk meningkatkan kemampuan jerap serbuk gergaji dilakukan aktivasi pada serbuk gergaji dengan menggunakan asam asetat 0,5 M. Proses adsorpsi yang dilakukan pada penelitian ini secara batch dengan variabel berubah yaitu kecepatan pengadukkan adsorpsi (300, 400, 500 dan 600 rpm) dan suhu adsorpsi (30, 40, 50 dan 600C). Data proses adsorpsi, dianalisa secara spektrofotometri menggunakan AAS (Atomic Adsorption Spectrofotometri). Kinetika adsorpsi logam Cu (II) menggunakan serbuk gergaji teraktivasi didapatkan mengikuti orde satu. Nilai konstanta laju adsorpsi, k serbuk gergaji dengan variabel kecepatan pengadukan didapatkan harga k sebesar 0,008 menit-1 untuk kecepatan pengadukan 600 rpm. Pada variasi suhu diperoleh nilai k lebih rendah sebesar 0,003 menit-1 untuk suhu 600C pada semua kecepatan pengadukan.Item Pembuatan Pulp Semi Kimia dari Ampas Tebu dengan Ekstrak Abu Tandan Kosong Sawit(2013-05-08) Holy, Valiant; Zulfansyah; Iwan Fermi, MuhammadIn Indonesia, pulp industry has increased in the last two decades. In 1987, the pulp production capacity was only 0.5 million tons and increased to 6.5 million ton in 2007. Until now, 70% of pulp`s raw material came from natural forest. Wood as pulp`s raw material need to be reduced due to environmental concern and its availability continue to decline. Bagasse was lignoselulose which have potential as an alternative resource for pulp. Semi chemical process were pulpmaking process that combining chemical and mechanical process. This research was studied the physical properties of pulp with liquid to solid ratio (8/1, 10/1, and 12/1) and cooking time (2, 3, and 4 hours). The result shows that bagasse pulp have yield of 58.17% - 61.04%, lignin 18.27% - 21.34%. Yield pulp from bagasse has been achieved requirement for semichemical pulp.Item Study Hybrid Desain Membrane Fotocatalitic Reaktor Untuk Menghasilkan Hidrogen dari Air(2013-05-08) Amri, Idral; Nurlaela, EllaKrisis dunia yang berkepanjangan, ancaman bahan bakar fosil yang semakin menipis, merupakan tantangan untuk pencarian sumber energi altenatif baru yang murah, efisien dan ramah lingkungan. Untuk keperluan itu, perlu dirancang suatu sistim penyimpanan energi matahari,yang salah satunya adalah dalam bentuk gas hidrogen. Dasar pemilihan dari sistim ini adalah karena hidrogen dapat disimpan dan digunakan sebagai fuel untuk pembangkit tenaga selanjutnya,dengan mengkonversi menjadi energi listrik via fuel Cell. Hidrogen dapat dihasilkan dari proses penguraian partikel air dengan cara ; elektrolisa, penguraian air secara termal dan penguraian air secara fotokimia. Energi yang digunakan dapat diambilkan dari energi matahari. Sistim yang digunakan ini juga bersifat ramah lingkungan. Penguraian oksigen dan hidrogen menggunakan teknik photocatalytic, masih belum optimal, serta konversinya yang masih rendah, metode ini perlu di explore lagi, dengan melakukan modifikasi serta rekayasa peralatan untuk mendapatkan konversi hidrogen yang maksimum. Produk dari Proses photocatalysis air adalah berupa campuran partikel gas hidrogen dan oksigen, agar gas hidrogen dapat dimanfaatkan secara maksimal, diperlukan suatu unit membran yang terintegrasi dengan reaktor untuk menguraikan dan memisahkan gas hidrogen dari campurannya dalam suatu unit proses, yang dikenal dengan Hybrid Membrane Photocatalytic Reactor, yang berpotensi untuk melakukan proses-proses itu, sehingga akan diperoleh hidogen yang dapat digunakan secara komersial.Item Pembuatan Nitroselulosa dari Reject Pulp(2013-05-08) Wirayudha, JakaReject pulp merupakan limbah padat industri kertas yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu pemanfaatannya melalui reaksi nitrasi terhadap selulosa yang terdapat dalam reject pulp menjadi nitroselulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pembuatan nitroselulosa dari reject pulp dan menentukan pengaruh rasio reject pulp asam nitrat dan kecepatan pengadukan terhadap proses tersebut.Nitroselulosa dibuat melalui reaksi nitrasi reject pulp menggunakan reagen penitrasi asam nitrat dalam media asam sulfat. Rasio reject pulp asam nitrat divariasikan sebesar 15:120; 15:160; dan 15:200, sedangkan kecepatan pengadukan divariasikan sebesar 65, 130, dan 195 rpm. Pengujian terhadap sampel dilakukan dengan spektroskopi IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses nitrasi reject pulp dapat menghasilkan nitroselulosa yang dibuktikan dengan munculnya serapan gugus NO2 pada angka gelombang 1390 cm-1 dari spektrum FTIR sampel. Rasio reject pulp asam nitrat dan kecepatan pengadukan relatif tidak mempengaruhi perolehan nitroselulosa.Item PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH SAYURAN : PARAMETER SUHU DAN WAKTU PEMBALIKAN(2013-05-08) Yenie, Elvi; KomalasariKompos adalah hasil dekomposisi parsial atau tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan oleh mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan temperatur yang baik selama proses pengomposan sampah sayuran, sehingga menghasilkan kompos yang baik dan bermutu. Penelitian ini memvariasikan pembalikan setiap 4 hari sekali, 7 hari sekali dan 10 hari sekali selama 30 hari pengomposan dengan menggunakan orgadec sebagai bioaktivator. Selama proses pengomposan dilakukan pengamatan suhu harian, kadar kelembaban setiap pembalikan, pH awal dan akhir dan rasio C/N awal dan akhir. Pada pembalikan 4 hari sekali diperoleh temperatur tertinggi adalah 41.4oC, pembalikan 7 hari sekali 42.6 oC, dan pembalikan 10 hari sekali 46.6 oC dengan kelembaban akhir masing-masing perlakuan adalah 48.6%, 47.05% dan 46.09%. Kelembaban yang ideal pada proses pengomposan adalah antara 40 – 60% dan nilai rasio C/N yang diperoleh mendekati rasio C/N tanah pada perlakuan pembalikan 7 hari sekali yaitu 20.21, sedangkan rasio C/N tanah berkisar antara 12 – 20:1 C/N.Item Penentuan Daya Serap Perlit Terhadap Zat Warna Methylene Blue Secara Dinamis(2013-05-08) Khairat; ZultiniarLimbah yang dihasilkan oleh industri jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa ada pengolahan, maka ini dapat menurunkan kualitas dari lingkungan. Adanya zat warna dalam limbah industri seperti industri tekstil dapat dijadikan objek penelitian. Beberapa peneliti sebelumnya telah mencoba menggunakan beberapa material untuk menyerap zat warna seperti : lumpur krom, vermikulit, hydrilla verticillata, tanah liat dan sekam padi. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari kemampuan perlit untuk menyerap zat warna methylene blue dan sekaligus mencari kondisi optimum penyerapan perlit terhadap zat warna methylene blue. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum yang diperoleh untuk penyerapan methylene blue adalah pH 7, ukuran partikel 150 μm, konsentrasi 10 ppm untuk berat perlit 1 gram diperoleh efisiensi penyerapan perlit terhadap methylene blue adalah 70,3 %.Item Analisis Konfigurasi Sistem Produksi Hidrogen dari Etanol Produk Fermentasi yang Melibatkan Unit Membran(2013-05-08) Legawati, Lisa; Rionaldo, Hari; ZulfansyahEthanol from fermentation process must be purified to 99% to meet the requirements as a fuel. Ethanol and water are azeotrope mixture, so that the separation requires larger investment and greater energy. Produce hydrogen from ethanol reforming is one solution to get another energy source in the form of environmentally friendly hydrogen gas. H2 production from ethanol has advantages when compared with other H2 production techniques. Nowdays, hydrogen is one of alternative energy source that is currently widely studied and developed as a fuel for fuel cells to generated electricity. Membrane integration of hydrogen production system by ethanol reforming can produce hydrogen gas with high purity and suitable for use as a fuel for fuel cells. There are three type of configurations involving a palladium based membrane is simulated to obtain the best type of configuration, viewed from the conversion and yield of the product. Ethanol reforming membrane reactor is the best configuration type, because it produces the best result viewed from the yield generated, amounting to 21,4%. However, it should be noted that the merger of the membrane unit with the reaction can reduce the hydrogen permeability.Item Potensi Penerapan Gasifikasi Biomassa pada Pabrik CPO(2013-05-08) Hermanto; Iwan Fermi, Muhammad; Zulfansyah; Zahrina, IdaIndonesia is the world largest palm oil producer with over 23 milion tons of crude palm oil (CPO) production in 2010. About 77% of CPO is exported and the rest is used for domestic consumption. In the palm oil processing, one ton of fresh fruit bunchs can produce 0.23 ton CPO and 0.41 ton of solid waste like empty fruit bunchs, kernel shell and mesocarp fibre. Wheres in plantation, fell trunk, fronds of felling and annual pruning are the the main bio-waste. Some of these fibres and shells are utilized as fuel for mill’s boiler. Biomass energy potentials from palm oil processing were estimated about 83 GW. The objective of this paper is to present the result of study about biomass gasification potential on palm oil mill to generate electricity. The mass heat efficiency and electrical efficiency for biomass gasification were observed were 27.5 % and 25.6 % respectively, and from total biomass were estimated 21 GWe of electricity will be produce. The implementation of biomass gasification in Indonesia will fulfill the electricity demand and reduce the environmental problem in indonesia.Item Bioreaktor Hybrid Anaerob Dua Fasa Untuk Biokonversi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit(2013-05-08) Ahmad, Adrianto; Bahrudin; Zul Amraini, Said; Andrio, DavidAnaerobic hybrid bioreactor configuration in converting the liquid waste content of high organic materials can be done with a single-phase configuration and two-phase configuration. In a single-phase anaerobic hybrid bioreactor, methanogenesis and acidogenesis take place in a single bioreactor. As a result it is somewhat difficult to control pH and low process stability. To overcome these weaknesses, the anaerobic hybrid bioreactor uses two phases. Condition of operation two-phase anaerobic hybrid bioreactor was conducted at room temperature and continuous. The hydraulic residence time in the bioreactor tested for acidogenesis ranged from 0.3, 0.5, 0.7, 1 day with COD loading rate ranges from 150, 100, 75 dan 50 kg/m³-day, while the hydraulic residence time in the bioreactor for methanogenesis was 1 day with COD loading rate of 50 kg/m³-day. Testing at high organic loading is done by the variable residence time the same of methanogenesis and acidogenesis bioreactors i.e 0.5, 0.7, 1 day with COD loading rate ranges from 150, 100, dan 50 kg/m³-day. The results showed that the hydraulic residence time was optimum at 1.5 days (0.5 days in acidogenesis phase and 1 day in methanogenesis phase) with a COD removal efficiency of 84 % is capable of removing COD by 92 kgCOD/m3-day with the quality of effluent at COD 8,000 mgCOD/L and the content of nutrients (NPK), which is relatively good and the acquisition of specific methane gas by 46 m3/kgCOD removed. In addition, system stability is relatively good with the ratio of volatile fatty acids and alkalinity of 0,052.Item Biokonversi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan Bioreaktor Hybrid Anaerob Fasa Tunggal(2013-05-08) Ahmad, Adrianto; Bahrudin; Zul Amraini, Said; Andrio, DavidThe performance of anaerobic processes in the bioconversion of palm oil mill effluent into gaseous fuel is very dependent on the concentration of biomass. Effort to increase the concentration of anaerobic biomass can be done by using anaerobic hybrid bioreactor. The bioreactor used had 3 chambers, each divided for an up and down flow pattern and having a working volume of 2,5 m3. Several series of experiments were conducted with variable hydraulic retention time (HRT) of 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4 and 5 day under room temperature conditions and continuous operation. This study uses two anaerobic hybrid bioreactors equipped with cell immobilization media. Media used in cell immobilization is a medium density form of solid palm oil mills waste, namely: empty fruit bunch and palm midrib. The results showed that the anaerobic hybrid bioreactor system was capable of converting single-phase oil palm mill effluent with a good performance, and high organic loading rate of COD removal efficiency of 84% for the bioreactor with palm midrib media and 88% for the bioreactor with empty fruit bunch media within bioconversion of one day and the stability of the bioreactor is relatively high so as to convert liquid waste into fuel gas.Item PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT(2013-05-07) Padil; Sunarno; Komalasari; Widyandra, YoppyPerkebunan kelapa sawit setiap tahunnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan produksi CPO yang terus meningkat seiring bertambahnya luas perkebunan sawit. Hal ini berdampak pada timbulan limbah padat sawit diantaranya adalah cangkang sawit. Pada penelitian ini digunakan cangkang sawit sebagai bahan baku pembuatan asap cair dan bentonit sebagai katalisnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pirolisis dan kondensasi. Mula-mula bentonit dipreparasi kemudian diaktivasi secara asam, cangkang sawit dijemur atau dipanaskan dibawah sinar matahari. Kemudian cangkang sawit di masukkan ke dalam reaktor sebanyak 250 gram dan katalis yang digunakan tetap sebanyak 36 gram (14,4%), suhu pirolisis 300 °C dengan waktu 0-180 menit. Asap yang keluar dari reaktor akan mengalir ke kondensor dan keluar menjadi asap cair. Langkah selanjutnya yaitu melakukan variasi terhadap rasio katalis terhadap cangkang sawit dengan waktu optimum yang diperoleh dari variasi waktu pirolisis sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pembuatan asap cair menggunakan katalis bentonit yaitu waktu pirolisis 60 menit dengan rasio katalis 11% (% berat). Pada kondisi ini, kadar asam asetat sebesar 21,767% dan kadar fenol 5,532%. Rendemen asap cair pada permulaan waktu pirolisis mengalami peningkatan kemudian mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya waktu pirolisis.Item Konsumsi Air Dan Potensi Penghematan Pada Proses Produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara V Pabrik CPO Sei Galuh(2013-05-07) Febria Sari, Eka; Zulfansyah; RimrawarmanAgroindustri sawit sangat berkembang pesat di Indonesia. Sampai tahun 2008, luas kebun sawit di Indonesia telah mencapai 7,4 juta hektar dengan produksi crude palm oil (CPO) lebih dari 18,7 juta ton per tahun. Setiap tahun produksi CPO yang dihasilkan oleh industri sawit terus meningkat, sehingga secara otomatis akan membuat areal perkebunan sawit di Propinsi Riau semakin bertambah luas. Proses pengolahan sawit menjadi CPO membutuhkan air dalam jumlah banyak, sehingga akan memproduksi limbah cair dalam jumlah yang besar juga. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui kebutuhan air dan produksi limbah cair, serta mempelajari cara penghematan penggunaan air pada Pabrik CPO. Limbah cair pada Pabrik CPO dipompakan ke fat pit dan selanjutnya akan dialirkan ke kolam pengolahan limbah. Debit kebutuhan air dan produksi limbah cair dapat dihitung melalui neraca massa total Pabrik. Pabrik CPO yang neraca airnya dijadikan sampel adalah PT. Perkebunan Nusantara V Pabrik CPO Sei GaluhItem Kinetika Proses Pembuatan Asam Oksalat Dari Ampas Tebu(2013-05-07) Reni Yenti, Silvia; Herman, Syamsu; ZultiniarAmpas tebu merupakan limbah tebu yang dapat diolah menjadi bahan yang bermanfaat seperti asam oksalat, dengan melebur selulosa menggunakan natrium hidroksida. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kinetika proses pembuatan asam oksalat dari ampas tebu dan diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini menggunakan ampas tebu sebanyak 15 gram, larutan natrium hidroksida 4N, temperatur peleburan 180⁰C dan variasi waktu peleburan (45, 60, 75, 90 dan 105) menit di dalam beaker glass. Untuk menguji asam oksalat yang dihasilkan dilakukan analisis kualitatif dengan menggunakan metode titrasi permanganometri dan titrasi asam basa, serta uji titik leleh. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa reaksi merupakan orde dua semu dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 0,0004.Item Produksi Ester Metil Sulfonat dari Ester Metil : 2. Evaluasi Ekonomi dan Analisa Sensitifitas(2013-05-07) Haryu Lestari, Ariesti; Ardy, Aisyah; Legawati, Lisa; Rionaldo, Hari; ZulfansyahIn view of environmental contamination caused by raw materials based on the petroleum, numerous studies have been conducted on alternative processes to obtain substitute raw materials from renewable resources. MES is kind of surfactant that based on crude palm oil. The production of these surfactant use methyl ester as downstream product of CPO. Methyl ester sulfonates can produce by using oleum-H2SO4 or SO3. After reviewing the use of both of the processes, the sulphonation process by using sulfur trioxide is the best one. Gas behavior, economical feasibility, production capacity, and the mode of process that apply for MES production being an magnificent reason for the chosen of sulfur trioxide. A promising prospect of this industry by theory will make sure in this paper using economical feasibilities. The calculation of economical feasibilities shown that the value of ROI (before tax) 44,42%, ROI (after tax) 28,88%, PBP 2,46 years. The sensitivity analysis also deserve to see the effect of the factor that influence the economical viability, and provide more information for the optimization of MES production.