PHKI - Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi
Permanent URI for this community
Browse
Browsing PHKI - Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi by Title
Now showing 1 - 20 of 45
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kepadatan Dan Biomassa Ikan Dibawah Cahaya Lampu Tl Dengan Estensitas Dan Lama Penyinaran Berbeda Pada Dua Musim Penangkapan Di Perairan Desa Naras I Padang Pariaman Sumatera Barat(2015-07-07) Rengi, Pareng; Bustari; Saputra, Toni; Sri Wiyono, EkoPencahayaan lampu di lingkungan perairan merupakan suatu stimulan agar organisme air memberi respon atau tanggapan. Respon yang muncul bukan lagi bersifat alami, tetapi telah mengarah kepada perilaku yang terkendali dan terarah. Ikan bila disinari dengan cahaya lampu juga akan meresponinya, mereka akan bergerak mendekati sumber cahaya dan adakalanya juga akan menjauh. Ikan tertarik dengan cahaya karena ikan tersebut mempunyai sifat phototaksis positif, maka berkeinginan mencari intensitas cahaya yang cocok, tetapi adakalanya juga tujuan lain misalnya untuk mencari makan. Pengkonsentrasian dan aktifitas ikan di sekitar pencahayaan erat hubungannya dengan sifat dan karateristik sumber cahaya, salah satu diantaranya adalah intensitas I cahaya. Ikan apabila dirangsang dengan cahaya maka akan bergerak ke atas secara tiba-tiba dan terkejut karena shok, tetapi setelah beberapa menit kemudian ikan-ikan f akan menyebar (Dragsund, 1958 cit. Ben-Yamin, 1987). Cepat atau lambatnya ikan meresponi dan mendekati sumber cahaya lampu sangat ditentukan oleh besar kecilnya intensitas cahaya yang digunakan. Ikan berkumpul dan menetap di sekitar sumber cahaya lampu dalam rentang waktu tertentu dan kemudian akan berpencar kembali (Takayama, 1959).Item Deoksigenasi Catalytic Slurry Cracking (Dcsc) Limbah Padat Sawit Menjadi Bio-Oil Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbaharukan(2015-07-05) Sunarno; Saputra, Edy; Zahrina, IdaZSM-5 merupakan zeolit sintetis yang banyak digunakan dalam industri terutama sebagai katalis. ZSM-5 ini dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sementara abu dari pembakaran cangkang dan sabut sawit pada boiler banyak mengandung silika. Abu savvit ini dapat dikonversi menjadi silika terpresipitasi, sehingga pada penelitian ini mencoba membuat ZSM-5 dari bahan baku silika terpresipitasi. Tujuan penelitian adalah mensintesis ZSM5 dengan variabel Si/AI(20, 25,30), Suhu (160, 175,190 °C) dan waktu sintesis (12,18 ,24 jam). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, sintesis ZSM-5 dan analisis produk. Persiapan bahan baku meliputi produksi silika terpresipitasi dan pembuatan natrium aluminat. Produksi silika terpresipitasi dibuat dengan mencampur abu sawit dengan larutan NaOH pada suhu 105C, diaduk selama 4 jam. Setelah kondisi dingin dilakukan penyaringan . Filtrat ditambahkan HCl pekat sampai membentu gel dan dioven. Silika terpresipitasi ini dianalisa kadar silikanya yaitu 84,7%. Pembuatan natrium aluminat dilakukan dengan mencampur A1(0H)3 dan larutan NaOH. Endapan yang terbentuk dioven. Sintesis ZSM - 5 dilakukan dengan melarutkan natrium aluminat dengan aquadest (suspensi 1). Silika terpresipitasi dicampur dengan aquadest (suspensi 2). Suspensi I dicampur dengan suspensi 2 (suspensi 3). Suspensi 3 ditambahkan NaOH sehingga diperoleh nisbah Na^O/AbO,:! 7,4, diaduk selama 30 menit dan dimasukkan dalam autoclaf pada temperatur dan waktu tertentu. Padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dioven pada 110°C selama 6 jam. Produk dianalisis dengan FTIR dan hasilnya dibandingkan pita serapan pada bilangan gelombang dari ZSM-5 Vempati. Hasil penelitian ini menunjukkan pada suhu 175''C dan waktu 18, 24 jam rata-rata dihasilkan 3 karakter ZSM-5, sedangkan pada suhu 175C,18 jam dan Si/AI 30 diperoleh 4 karakter, Hal ini menunjukkan terbentuknya kristal ZSM-5. Pada suhu 160''C dan 190°C tidak didapatkan kristal ZSM-5.Item DISAIN TUGAS AKHIR MAHASISWA BERBASISKAN INTEGRASI PENELITIAN BASIC SAINS DENGAN PENELITIAN PENDIDIKAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU(2014-05-19) Yustina; Suwondo; ArnentisPenelitian Inplementasi integrasi penelitian basic sail's dengan penelitian PTK ini sudah diuji cobakan pada mahasiswa yang mengambil matakuliah ekologi hewan TP 2012 di program studi pendidikan biologi FKIP pada bulan Juni tahun 2012. Tujuan penelitian adalah menyediakan disain penelitian yang terintegrasi penelitian basic sains dengan penelitian pendidikan untuk TA/skripsi mahasiswa di prodi biologi FKIP. Pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian tahap2 ini yaitu integrasi dari hasil penelitian tahap-1 yang dilakukan melalui observasi keragaman dan distribusi komunitas kupu-kupu diarea kampus UR pada bulam Mei tahun 2012, yang integtasikan kedalam (LKM, bahan ajar dan penilaian). Parameter penelitian tahap 2 ini yaitu daya serap, ketuntasan belajar dan motivasi belajar. Hasil ujicoba penelitian ini adalah daya serap dengan rata-rata nilai post test I yaitu 71,76 (Ketegori cukup) dan mengalami peningkatan pada post test II yaitu 77,02 (Kategori baik) serta Ulangan Harian I dengan rata-rata 79.09 (Kategori Baik), ketuntasan belajar mahasiswa yaitu 100% (Tuntas). Min skor motivasi belajar mahasiswa sebelum adalah 3,41 (Kategori Sedang) dan ratarata Min skor motivasi sesudah pembelajaran melalui penerapan model kooperatif tipe NHT meningkat menjadi Min skor 4,29 (Kategori Tinggi) dengan persentase peningkatan Motivasi sebesar 22,72%. Simpulan adalah bahwa implementasi disain integrasi penelitian basic sains dengan penelitian PTK, melalui uji coba melalui penerapan model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan basil belajar pada materi keanekaragaman dan distribusi jenis kupukupu dalam matakuliah ekologi hewan pada semester genap TP 2012 di program studi pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.Item Eksplorasi Penanda Genetik Spesifik Ikan Endemik Sungai Paparan Banjir Riau (GENUS Kryptopterus DAN Ompok) Berbasis Gen Cox-1 Dan D Loop Region(2015-04-11) Elvyra, Roza; Roslim, Dewi IndriyaniSungai paparan banjir atau floodplain river di Indonesia hanya ditemukan di Kalimantan, Palembang, Jambi dan Riau. Sungai paparan banjir di Riau umumnya dicirikan oleh warna perairan coklat tua, transparansi tinggi dan pH relatif lebih rendah. Ada beberapa jenis ikan yang bersifat endemik di sungai paparan banjir yaitu jenis-jenis ikan dari genus Kryptopterus dan Ompok yang termasuk famili Siluridae yang dikenal secara umum di Indonesia sebagai ikan lais, dan secara spesifik di Riau dikenal dengan nama ikan selais. Ikan selais merupakan maskot kota Pekanbaru dan ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi. Oleh karena potensinya, eksplorasi informasi yang mendalam mengenai ikan ini sangat perlu diketahui dengan pasti terutama dengan teknik molekuler yang telah berkembang pesat akhir-akhir ini. Sampai saat ini, informasi ilmiah mengenai penanda genetik ikan endemik sungai paparan banjir khususnya dari provinsi Riau belum begitu banyak diketahui. Penelitian yang telah dilakukan umumnya masih terbatas secara morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penanda genetik spesifik ikan endemik sungai paparan banjir Provinsi Riau, berbasis gen penyandi protein yaitu gen Cox-1 pada tahun pertama, sedangkan pada tahun kedua menentukan penanda genetik spesifik berbasis daerah bukan penyandi protein (non coding region) yaitu D-loop region. Penelitian mengenai penanda genetik spesifik dapat digunakan sebagai DNA barcode yang mencirikan identitas jenis dan asal-usul jenis tersebut. Dalam penelitian tahun kedua, setiap individu dari masing-masing jenis yang didapatkan dari genus Kryptopterus dan Ompok yang menjadi objek penelitian, dilakukan isolasi DNA total dari bagian ototnya. Daerah D-loop region DNA mitokondria dari DNA total akan diamplifikasi dengan primer forward dan reverse menggunakan mesin PCR. Kualitas hasil amplifikasi dapat dilihat pada gel agarose 1,2 % menggunakan mesin elektroforesis. Daerah D-loop region yang teramplifikasi dilakukan perunutan DNAnya dengan mesin perunutan (seqencer) DNA. Hasil runutan yang terdiri dari basa nukleotida DNA mitokondria dianalisis dengan program Mega versi 4,0 untuk mendapatkan data penanda genetik spesifik sebagai DNA barcode masing-masing jenis dan DNA barcode lokasi asalnya berbasis D-loop region.Item Evaluasi Daya Gabung dan Heterosis Hibrida Hasil Persilangan Half Diallel Lima Genotipe Cabai (Capsicum annum L.) di Lahan Gambut(2015-03-31) Armaini; Deviona; WardatiDalam rangka perakitan varietas baru dilakukan hibridisasi lima genotype secara half diallel yang berguna untuk mengintrogesikan gen pengendali sifat toleransi ke tetua unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya gabung umum dan daya gabung khusus hibrida di lahan gambut. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 15 genotipe hasil persilangan half diallel 5 tetua cabai dengan 3 ulangan. Karakter yang diamati adalah parameter kuantitatif yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah per tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA, karakter genotype F1 yang berpengaruh nyata dianalisis lanjut dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) taraf 5 %. Selanjutnya dilakukan analisis daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa genotype C5 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah pertanaman, genotype C159 memiliki nilai daya gabung umum terbaik pada karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus dan lebar tajuk dan genotype C 120 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter panjang buah. Kombinasi persilangan yang memiliki nilai daya gabung khusus tinggi untuk karakter hasil adalah genotype C5 X C120.Item Fabrikasi Superkapasitor Dengan Sifat-Sifat Kapasitif Tinggi Melalui Peningkatan Antarmuka Piranti Menggunakan Nanopartikel Logam(2015-07-04) Iwantono; AH Umar, Akrajas; Taer, ErmanDalam penelitian tahun pertama ini, telah berhasil dilakukan penumbuhan dan karakterisasi nanopartikel logam (Platinum, Palladium dan Emas) di atas permukaan pengumpul arus stainless steel 316L. Nanopartikel metal ini berfungsi sebagai antar muka (interface) antara pengumpul arus dan electrode sel superkapasitor. Untuk mendapatkan kondisi optimum, penumbuhan nanopartikel metal tersebut dilakukan dengan memvariasikan jenis dan jumlah surfaktan, konsentrasi ascorbic acid, CTAB, larutan penumbuhan, waktu penumbuhan dan metode penumbuhan. Karakterisasi nanopartikel metal ini dilakukan dengan menggunakan metode SEM, EDAX dan XRD. Dari hasil riset dan kajian yang telah dilakukan, maka diperoleh kondisi penumbuhan nanopartikel metal dengan karakteristiknya adalah sebagai berikut ini. Nanopartikel platinum dengan kondisi penumbuhan optimum (metode multisteps growth, konsentrasi ascorbic acid 0,2 M; konsentrasi larutan penumbuh (K2PtCl4) 1 mL dan waktu penumbuhan berulang 5 jam + 5 jam) memiliki karaktertistik sebagai berikut: bentuk partikelnya bulat (spherical), densitas tinggi, tumbuh merata di atas permukaan stainless steel dan uniform, dengan ukuran partikel rata-rata adalah 24,6 - 26,8 nm). Sedangkan nanopartikel palladium optimum yang tumbuh pada stainless steel current collector diperoleh dengan kondisi penumbuhan sebagai berikut: penumbuhan didahului proses mediasi /pembenihan (seed-mediated process), konsentrasi ascorbic acid 0,3M; konsentrasi CTAB 0,1 mL; waktu penumbuhan selama 5 jam. Hasil nanopartikel palladium yang tumbuh di atas current collector stainless steel adalah: nanopartikel tumbuh cukup merata di permukaan stainless steel, berbentuk bulat (spherical), densitas tinggi, uniform dengan ukuran partikel rata-rata antara 16,7 - 24,6 nmItem Kajian Eksperimental Pengaruh Dinding Bata Tanpa Tulangan (URM) Dan Dinding Bata Bertulang (RM) Terhadap Perilaku Portal Beton Bertulang Akibat Beban Gempa(2015-07-08) Djauhari, Zulfikar; RidwanDinding bata sering digunakan sebagai partisi pemisah di bagian dalam atau penutup luar bangunan pada struktur portal beton bertulang maupun struktur portal baja, khususnya untuk bangunan rendah dan bertingkat sedang. Dinding pengisi tersebut dipasang apabila struktur utama selesai dikerjakan, yang pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan finishing bangunan. Oleh sebab itu, dalam perencanaarmya dianggap sebagai komponen non-struktur, bahkan keberadaarmya tidak menjadi permasalahan dalam pemodelan struktur asalkan intensitas beban yang timbul sudah diantisipasi terlebih dahulu (misal, dianggap sebagai beban merata). Akan tetapi riset-riset terkini menunjukkan bahwa meskipun dikategorikan sebagai komponen non-struktur tetapi mempunyai kecenderungan berinteraksi dengan portal yang ditempatinya terutama bila ada beban horizontal (akibat gempa). Interaksi yang timbul kadang menguntungkan kadang merugikan bagi kinerja portal utamanya dan hal tersebut menjadi perdebatan yang cukup lamaItem Kandungan Mineral Tanah Kolam Podsolik Merah Kuning (Pmk), Laju Sedimentasi Dan Profil Tanah Pmk Pada Kolam Budidaya Ikan Patin Intensif(2017-11-14) Hasibuan, Saberina; Mahdiyah, EviTanah kolam Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan tanah yang tersebar luas di Sumatera dan potensial sebagai tanah dasar kolam. Penggunaan kolam tanah PMK sebagai pusat pembesaran ikan Patin (Pangasius sp.) terbesar di Provensi Riau dikelola dengan pemberian pakan intensif. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran intensitas mineral tanah PMK sebagai dasar kolam pembesaran ikan Patin yang telah berlangsung selama 20 tahun. Sedangkan tujuan khususnya mendapatkan: 1) kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) tahun dengan 3 (tiga) tahap yaitu: 1) persiapan analisis kandungan mineral tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif; 2) laju sedimentasi pada kolam budidaya ikan Patin intensif; dan 3) profil tanah dasar kolam PMK pada kolam budidaya ikan patin intensif. Penelitian skala lapangan dilakukan pada sentra budidaya ikan Patin di Desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dan skala laboratorium dilakukan pada Lab. Mutu Lingkungan Budidaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Kolam tanah PMK dibagi atas 4 (empat) kategori yaitu kolam umur <5 tahun; kolam 6-10 tahun; 11- 15 tahun; dan 16-20 tahun. Pengukuran parameter kualitas tanah dasar kolam disusun berdasarkan kategori umur kolam untuk dilihat peningkatan kadar dan intensitas mineral sekunder, laju sedimentasi dan gambaran profil tanah PMK pada kolam budidaya ikan Patin intensif. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), ANOVA dan dilanjutkan dengan uji F, uji Tukey Student Range serta Analisis Regresi. Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa aktivitas budidaya ikan Patin yang dilaksanakan secara intensif menggunakan benih ikan patin ukuran 5–7 cm dengan padat tebar ratarata 50 ekor/m2 yang dipelihara selama 3 bulan memiliki rata-rata FCR 1,8. Pelet yang digunakan selama pembesaran hingga mencapai 300 gram/ekor adalah pelet buatan sendiri dengan kadar protein lebih kurang 25%. Tanah kolam PMK pada kolam Budidaya ikan Patin intensif memiliki kandungan 41,66-67,29%, debu berkisar 21,22-30,48% dan lempung yang rendah yaitu berkisar 11,49-28,68% dengan kelas tekstur antara debu berpasir sampai berdebu, warna tanah 6-7/2-3 YR (Oranye-Coklat kuning kusam). Kesuburan secara kimia tanah PMK pada kolam ikan Patin intensif menunjukkan pengaruh kadar mineral sekunder tipe 1:1 cukup dominan dalam mengendalikan tingkat kesuburan kolam secara alami. Nilai KPK <10me/100g yang rendah dan rasio C/N <20 menunjukkan bahwa aktivitas budi daya ikan Patin yang dilakukan secara intensif masih dalam batas aman dan sedikit berpotensi mempengaruhi penurunan kualitas air. Jenis mineral primer kuarsa pada umur kolam < 5 tahun lebih dominan, sedangkan mineral sekunder tipe 1:1 kaolin pada umur kolam 6-10 tahun dan 16-20 tahun lebih dominan dan mineral sekunder tipe 2:1:1 klorit pada semua umur kolam kecuali 6-10 tahun. Kandungan mineral pada tanah PMK ini menunjukkan perkembangan mineral yang cepat dalam proses pelapukannya. Kehadiran mineral kaolin menunjukkan kesuburan tanah kolam PMK yang rendah menuju ke sedang dengan hadirnya mineral klorit.Item Karakterisasi Morfometrik Dan Meristik Kryptopterus Spp. Di Provinsi Riau(2015-07-07) Elvyra, Roza; Yus, YusnartiIkan Kryptopterus spp. biasa hidup pada ekosistem sungai paparan banjir yang dikenal juga dengan sungai rawa banjiran atau floodplain river. Ikan-ikan dalam genus Kryptopterus di Indonesia dikenal dengan nama ikan lais. Ikan-ikan ini di Indonesia hanya tersebar pada beberapa sungai di Kalimantan dan Sumatera. Salah satu daerah penyebarannya di Sumatera adalah di provinsi Riau. Di provinsi Riau, ikan lais Kryptopterus spp. merupakan ikan yang dikonsumsi masyarakat dan bemilai ekonomis tinggi. Ikan lais dalam bentuk salai (diawetkan dengan cara diasap) merupakan ciri khas makanan daerah Riau. Penelitian yang fokus terhadap jenis-jenis ikan Kryptopterus spp. di Indonesia umumnya dan di Riau khususnya, masih sangat sedikit dilakukan. Informasi yang jelas mengenai keanekaragaman jenis dalam genus Kryptopterus masih perlu digali. Apalagi data keanekaragaman jenis Kryptopterus spp. yang telah dihasilkan dalam buku identifikasi yang ada, sejauh ini masih belum terdokumentasi secara utuh dengan jumlah sampel yang hanya satu-satu. Sementara itu, data mengenai hubungan kekerabatan Kryptopterus spp. balk secara intraspesies maupun interspesies, dan keterkaitan perbedaan morfometrik tubuh Kryptopterus spp. dengan kekhasan parameter fisika kimia habitatnya di sungai-sungai provinsi Riau belum diketahui.Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaKeanekaragaman dan aktivitas mikroba di tanah gambut belum banyak dipelajari dan digunakan sebagai indikator potensial terhadap gangguan pada kawasan tersebut. Oleh karena itu, tujuan jangka panjang dari usulan penelitian ini adalah: (I) mengembangkan parameter-parameter mikrobiologi sesuai yang dapat digunakan sebagai indikator potensial terhadap perubahan kondisi di kawasan gambut, dan (2) inventarisasi isolat-isolat indigenus potensial bagi kepentingan masyarakat dan ilmu pengetahuan. Target khusus yang ingin dicapai adalah kebijakan yang dapat dijadikan alternatif dalam pengelolaan kawasan gambut berkelanjutan dan sistem penggunaan lahan gambut ditinjau secara mikrobiologi. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap. Laporan penelitian ini merupakan paparan hasil dari kegiatan tahun pertama. Penelitian tahun pertama adalah karakterisasi fisika kimia tanah yang mengacu pada standart methods; penghitungan biomasa mikroba dengan metode ekstraksi fumigasi, penghitungan populasi bakteri dengan metode plate count; pengukuran respirasi tanah secara in situ; dan aktivitas eksoenzim tanah yang" diukur secara kolorimetri menggunakan sampel tanah yang ditambah substrat analog untuk setiap eksoenzim uji.Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaRiau merupakan salah satu propinsi yang memiliki lahan gambut dengan luas sekitar 45% (4,044 juta Ha) dari total wilayah yang ada (Darajat 2006). Salah satu kawasan gambut tersebut adalah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) yang terletak di Kabupaten Bengkalis-Siak dan Kota Dumai (Devita 2009). Secara umum kondisi alam Cagar Biosfer GSK-BB merupakan dataran rendah dengan beberapa danau alam, yang merupakan perpaduan unik antara kawasan konservasi dan hutan produksi yang tidak dikonversi (Purwanto et al. 2009). Sebagian besar kawasan Cagar Biosfer GSK-BB telah berubah fungsi menjadi areal pertanian, hutan tanaman industri, pemukiman dan mendapat tekanan akibat aktivitas antrophogenik, seperti pembakaran hutan dan kanalisasi. Perubahan fiingsi lahan mengakibatkan vegetasi asli mulai berkurang dan digantikan oleh semak belukar dan pohon kecil (Partomiharjo et al. 2007). Perubahan struktur vegetasi tersebut akan mempengaruhi struktur tanah dan komposisi komunitas mikroba tanah. Kondisi lingkungan yang terganggu akibat penggunaan lahan akan mempengaruhi populasi, keanekaragaman dan aktivitas mikroba tanah (Bahig et al. 2008). Hingga saat ini, belum jelas diketahui korelasi antara keanekaragaman dan aktivitas mikroba dengan perubahan vegetasi lahan gambut. Aktivitas dan komposisi komunitas mikroba dari suatu ekosistem perlu diketahui dan dapat digunakan sebagai salah satu indikator kualitas tanah (Acosta-Martinez et al. 2007; Hargreaves et al. 2003), sehingga penurunan aktivitas mikroba tanah dapat digunakan sebagai indikasi awzd dari gangguan yang terjadi pada ekosistem (Winding et al. 2005).Item Keanekaragaman Dan Aktivitas Mikroba Di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu: Sebagai Indikator Terhadap Tekanan Penggunaan Lahan(2015-07-06) Zul, Delita; Leni Fibriarti, BernadetaLahan gambut memainkan peranan penting sebagai cadangan air dan karbon. Diperkirakan sekitar 120 giga ton karbon disimpan di lahan gambut yang setara dengan 5% dari total global karbon terestrial. Selain itu, lahan gambut juga merupakan salah satu habitat unik bagi mikroba. Hingga saat ini, aktivitas dan komposisi komunitas mikroba di lahan gambut masih sedikit diketahui (Jackson et al. 2008; Fisk et al. 2003; Dedysh et al. 2006), walaupun demikian satu novel genus Actinobacteria berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari hutan rawa gambut Thailand (Thawai et al. 2005). Lahan gambut banyak ditemui di daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Papua New Guiniea yang mulai berkurang luasnya karena faktor alam dan aktivitas antrophogenik seperti penebangan, kebakaran, kanalisasi, pertanian dan perubahan peruntukan lahan (Jacobs 1988).Item Menyibak Potensi Lempung Alam Lokal Sebagai Adsorben Polutan Anorganik Di Dalam Air(2015-07-05) Muhdarina; Nurhayati; Bahri, SyaifulUpaya menggali potensi sumber daya mineral lokal telah dibuat dengan suatu penelitian bertahap tentang modifikasi karakter lempung alam. Penelitian ditargetkan untuk mendapatkan adsorben berbasis lempung yang mampu menghilangkan bahan pencemar dari lingkungan berair. Lempung alam Desa Cengar dipilih sebagai objek kajian. Lempung alam Cengar dipilar secara langsung dengan ion keggin (WK) dan bertingkat (gabungan sodium asetat dan ion keggin, SAK). Karakter lempung-keggin yang ditentukan adalah jenis dan gugus-gugus fungsional mineral, kapasitas tukar kation dan morfologi struktur permukaan. Kemampuan adsorpsi kation Cu(II) dari larutan oleh lempung-keggin ditentukan dengan mengamati variabel waktu kontak adsorben-adsorbat, konsentrasi awal adsorbat, temperatur proses dan berat adsorben berdasarkan aspek kinetika, keseimbangan dan termodinamika. Pilarisasi lempung alam menunjukkan pelebaran jarak kissi dari 3,57A menjadi 4,5A dan tambahan mineral baru, bentonit. Lempung-keggin ini mempunyai kapasitas tukar kation (WK: 62,795 dan SAK: 67,083 meq/g) dan permukaan yang heterogen dengan ukuran pelat dan butiran yang kecil. Laju dan keseimbangan adsorpsi kation Cu(II) oleh lempung-keggin memenuhi model kinetika order-kedua pseudo dan isoterma Freundlich. Adsorpsi Cu(II) pada lempungkeggin dipengaruhi oleh kenaikan temperatur, sehingga didapatkan WK berjalan secara eksotermis dengan penurunan entropi dan tidak spontan, tetapi adsorpsi oleh SAK terjadi secara endotermis, entropi positif dan berjalan secara spontan.Item Menyibak Potensi Lempung Alam Lokal Sebagai Adsorben Polutan Anorganik Di Dalam Air(2015-07-05) Muhdarina; Nurhayati; Bahri, SyaifulLempung alam Desa Cengar telah dimodifikasi untuk memperbaiki sifat adsorpsinya. Tiga pemodifikasi dipilih yakni larutan beraii 1 molar ammonium asetat, ammonium klorida dan sodium klorida. Semua lempung dikarakterisasi jenis dan identitas mineral, komposisi, jumlah kation penukar dan morfologi permukaan. Logam Cu dan Ni dipilih sebagai model adsorpsi pada setiap adsorben dengan mengatur waktu kontak, konsentrasi adsorbat, temperatur proses dan pH larutan adsorbat. Data-data adsorpsi diolah menurut konsep kinetika, kesetimbangan dan termodinamika. Mineral-mineral penyusun lempung alam adalah kaolinit, muscovit dan kuarsa. Tidak ada perubahan jenis mineral, komposisi oksida logam dan morfologi permukaan, tetapi intensitas mineral, jumlah oksida logam dan kation penukar berubah setelah modifikasi. Studi adsorpsi Cu dan Ni oleh lempung alam. dan lempung modifikasi menunjukkan adsorpsi mengikuti kinetika order pseudo-kedua (k: = 0,74 -5,74 g mg"' min"' untuk Cu dan 1,0-19,23 g mg"' min"' for Ni), isoterm Langmuir dengan kapasitas monolayer 0,25 - 0,63 mg g"' untuk Cu dan 0,35 - 0,56 mg g"' untuk Ni. Secara termodinamika, proses adsorpsi eksotermis (- AH = 9,6 - 93,3 kJmol"' untuk Cu danl0,7 - 168.9 kJmol"' untuk Ni), dengan penurunan entropi dan kenaikan energy bebas Gibbs. Adsorpsi bekerja pada pH 3,5 - 6,7 (Cu) dan 5-7,4 (Ni). Sodium asetat merupakan pemodifikasi terbaik, diikuti oleh ammonium asetat untuk adsorpsi Cu dan sodium asetat untuk adsorpsi N i .Item ModelPenilaianPenawaran Terendah yang ResponsifPada PengadaanBarang dan Jasa Pemerintah Berbasis Teknologi Komputasi(2015-04-08) Alfian; Gussyafri, HajiLebih dari seratus ribu perusahaan jasa konstruktsi di Indonesia setiap tahun terlibat dalam kompetisi (pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah) untuk mendapatkan pekerjaan pada proyek-proyek pemerintah. Salah satu tahapan yang paling penting dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah adalah penetapan calon pemenang lelang. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyatakan bahwa Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) mengusulkan penawar terendah yang responsif sebagai calon pemenang. Mengingat tidak adanya definisi dan rumusan yang jelas tentang maksud kata-kata “penawaran terendah yang responsif”, maka ketentuan tersebut dapat dinilai masih mengandung unsur normatif dan bersifat kualitatif, sehingga memiliki peluang untuk diinterpretasikan secara berbeda menurut kepentingan pihak-pihak (pengguna dan penyedia barang/jasa). Akibatnya, penetapan calon pemenang lelang cenderung bersifat subjektif, tidak baku, berlarut-larut, rentan terhadap praktik KKN, dapat menimbulkan kebocoran keuangan negara, anarkis, dan berpotensi menimbulkan berbagai komplik yang pada akhirnya dapat berpengaruh buruk terhadap kinerja proyek-proyek pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu metode dan sistem yang dapat digunakan untuk menilai, menentukan, dan menetapkan harga penawaran terendah yang responsif secara ilmiah, dan memenuhi prinsip: efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Metode dan sistem tersebut akan dikemas dalam bentuk perangkat lunak yang memiliki sifat-sifat: berbasis teknologi komputasi, mudah dioperasikan, memberikan hasil seketika, dan akurat, sehingga akan membantu Kelompok Kerja ULP pada seluruh Kementerian, Lembaga, SKPD, dan institusi lainnya di seluruh Indonesia dalam mengatasi berbagai persoalan empirik sehubungan dengan subjektifitas dan ketidakpastian (uncertain) penetapan pemenang dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah. Penelitian ini pula akan dapat mengisi kekosongan pemanfaatan kemajuan teknologi berbasis komputasi dalam pengambilan keputusan pada pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengembangan model, formulasi, dan desain perangkat lunak menggunakan pendekatan ilmu Manajemen Konstruksi dengan penerapan kaidah matematika, statistik, dan program komputasi, dengan berpedoman kepada ketentaun dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Data-data berupa Pagu Anggaran, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Engineer’s Estimate (EE), dan nilai nominal penawaran kontraktor yang lulus evaluasi administrasi dan teknis dimasukkan secara manual ke dalam sistem. Seluruh data yang di-input akan diproses secara digital di dalam sistem dan menghasilkan informasi mengenai: nilai nominal responsif, kelas interval penawaran harga, kelas interval yang responsif, kelompok penawaran harga yang berada dalam kelas responsif, dan penawaran terendah dalam kelas interval responsif.Item Pemanfaatan Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Riau Sebagai Pengendali Hayati Jamur Rhizoctonia Solani(2015-07-08) Marta Linda, Tetty; Martina, Atria; Medali Emas, GulatAktinomisetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur yang umumnya terdapat pada tanah. Aktinomisetes sangat berpotensi menghasilkan senyawa bioaktif yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Penyakit tanaman yang banyak merugikan adalah penyakit rebah semai {damping-off) yang disebabkan oieh R. solani. R. solani merupakan jamur patogen tanaman yang menyerang tanaman pisang muda, teh, kopi, kacang tanah, tomat, padi, sawi dan cabai. Hasil seleksi isolat aktinomisetes endogenus dari tanah gambut RIau terhadap R. solani dengan metode agar disk diperoleh 7 isolat yang memiliki aktivitas daya hambat. Isolat yang menghasilkan aktivitas adalah L18 ( 3,2 cm), MH23 (2,2 cm), L12 (2,1 cm), L15 (2,1cm), L313 (1,0 cm), SM11 (2,1 cm) dan SM12 (1,9 cm). Uji aktivitas isolat aktinomisetes terpilih dalam medium fermentasi hanya 5 isolat yang memiliki aktivitas yaitu L18(4,5cm), MH23 (3,1 cm). Masa inkubasi masing-masing isolat aktinomisetes dalam memproduksi senyawa bioaktif berbeda-beda. Isolat L18, L12 dan L313 optimal pada waktu inkubasi 10 hah, isolat SM11 dan MH23 masing-masing pada hah ke 7 dan 9 dalam medium Casein Gliserol Agar. Hasil karakterisasi isolat aktinomisetes LI 2 filamennya membentuk rantai spora. Umumnya isolat aktinomisetes terseleksi memiliki kemampuan menghasilkan enzim protease dan amilase. Uji fermentasi senyawa karbon inkubasi selama 5 hari bereaksi negatif.Item Pembangunan Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon(2015-07-02) Taer, Erman; Awitdrus; Farma, Rakhmawati; Anita, SofiaSel Superkapasitor terdiri dari pengumpul arus {current collector), elektroda, pemisah (Separator) dan elektroiit. Elektroda karbon biasa diguneikan karena mempunyai sifat surface area yang tinggi, sifat listrik yang baik dan harga yang relatif murah. Sel superkapasitor mempunyai nilai kapasitan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan kapasitor konvensional. Elektroda karbon dapat dibuat dari bahan yang kaya akan lignoselulose. Serbuk gergaji kayu karet merupakan bahan pemula yang baik untuk sumber karbon. Serbuk pengergajian kayu karet akan mengalami proses pra-karbonisasi, pengilingan, pencetakan, karbonisasi, aktivasi, kemudian dilakukan penumbuhan nano partikel. Variasi tekanan, suhu karbonisasi dan aktivasi dilakukan untuk memporoleh optimasi sifat listrik yang baik (nilai tahanan yang rendah) untuk menjamin electrik series resistance (ESR) sel yang rendah dan sifat fisik yang sesuai (surface area) yang tinggi. Karakterisasi XRD, SEM dan BET dilakukan untuk mendukung sifat-sifat yang dikehendaki dapat diketahui. Hasil optimasi elektroda karbon akan digunakan untuk membangun sel supercapasitor dengan struktur Stainlesstel Current Colector/Elektroda karbon+Aguas Elektrolyte+Separator+Electroda karbon/ Stainlesstel Current Colector. Karakterisasi impedance dan Siklus Galvanic akan dilakukan sebagai investigasi nilai ESR dan prestasi cas dan discas sel.Item Pembuatan Komponen Elektronik Varistor Berbasis Bahan Keramik Oksida ZnO(2015-07-08) Tambunan, Walfred; Sebayang, PerdameanVaristor berfungsi untuk melindungi alat elektronik dari bahaya tegangan yang berlebih (Kostorz, 1988). Jenis material yang umum digunakan sebagai varistor adalah SiC dan ZnO. Keramik SiC relatif lebih sulit diproduksi dibanding dengan ZnO. Disamping itu varistor ZnO mempunyai keunggulan antara lain: koefisien non linier lebih tinggi, respon lebih cepat, dan harga material bahan baku jauh lebih murah (Gupta, 1991). Penggunaan varistor sangat luas di bidang elektronik, karena varistor memiliki sifat yang non ohmik. Apabila terjadi lonjakkan tegangan (V) cukup besar maka arus (I) yang dialirkan akan kecil, karena hubungan V dan I tidak linier dan sangat tergantung pada faktor nilai konstanta non linier a ( Moulson, 1990). Umumnya produk varistor yang ada dipasaran selama ini masih diimport dari luar negeri, tetapi bila dilihat dari sumber bahan baku ZnO banyak dijumpai di Indonesia. Apabila ditinjau dari kebutuhan komponen varistor yang cenderung semakin meningkat setiap tahunnya pada produk elektronik yang diluricurkan dipasaran.. Sifat utama dari varistor adalah nilai dari koefisien non linier (a) dan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan dan mikrostruktur dari ZnO (Moulson, 1990).Item Pembuatan Komposit Alumina-Kalsium Phosphat Berpori Untuk Aplikasi Tulang Implan Menggunakan Metode Protein Foamingconsolidation(2015-12-01) Fadli, Ahmad; KomalasariAlumina berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai tulang implan dan mikrokarir untuk kultur sel. Walaupun alumina memiliki sifat mekanik yang tinggi, akan tetapi alumina bersifat bioinert yang membatasinya untuk diaplikasikan sebagai tulang buatan. Sebaliknya, kalsium phosphate sudah berhasil digunakan untuk mengganti tulang yang rusak karena kalsium phosphat memiliki sifat bioaktif dan biokompatibel dalam pertumbuhan sel-sel tulang. Tujuan penelitian tahun pertama adalah membuat komposit alumina-kalsium phosphat menggunakan bahan hidroxyapatit komersial dengan varaibel yang diteliti adalah temperatur sintering dan pengaruh kuning telur terhadap karakter komposit yang diperoleh. Slurry dibuat dengan mencampurkan alumina dan hidroksiapatit dengan kuning telur. Kemudian slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder dan dikeringkan pada temperatur 180ºC selama 1 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1200-1550ºC.Item Pembuatan Microcarrier Keramik Berpori Untuk Aplikasi Kultur Sel(2015-12-01) Aman; Fadli, Ahmad; KomalasariKeramik berpori dianggap bahan yang atraktif digunakan sebagai microcarrrier untuk kultur sel. Hal ini dikarenakan keramik memiliki sifat mekanik yang tinggi dan ukuran pori yang bisa dikontrol untuk meningkatkan laju pertumbuhan sel yang ditanam pada permukaan microcarrrier. Tujuan penelitian adalah membuat microcarrrier berpori dari bahan dasar biokeramik tri calcium phosphate (TCP) menggunakan metode starch consolidation. Pada tahun pertama ini dipelajari pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori yang dihasilkan. Starch yang digunakan adalah partikel wheat (tepung gandung) yang berfungsi sebagai agen pembentuk pori pada bodi keramik. Slurry dibuat dengan mencampurkan partikel wheat particles dengan suspensi TCP dan air, kemudian slurry tersebut diaduk selama 1, 2 dan 3 jam. Selanjutnya slurry dituangkan di dalam mold yang berbentuk silinder, dan dikeringkan dalam oven pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodi yang diperoleh selanjutnya dibakar dan disinter pada temperatur 1000 dan 1100ºC. Microcarrrier keramik yang diperoleh mempunyai struktur pori terbuka dengan ukuran pori berkisar antara 300-310 μm dan terdapat interkonektifiti antara pori. ketika temperature sintering naik dari 1000 ke 1100°C, terjadi penyusutan volum pada bodi keramik pada rentang 53- 567%. Setelah proses sintering, diperoleh keramik berpori yang memiliki porositas 59 – 78% dan kuat tekan 0,3 - 2,5 MPa.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »