PHKI - Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi
Permanent URI for this community
Browse
Browsing PHKI - Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 39
Results Per Page
Sort Options
Item PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DENGAN METODA PROBLEM-BASE LEARNING PADA MATAKULIAH EKONOMI PERIKANAN DI JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU(2014-03-04) Yulinda, EniKualitas suatu pendidikan sangat tergantung dari sumberdaya manusia yang ada dilingkungan pendidikan tersebut. Begitupun di Perdosenan Tinggi, mutu suatu lulusan sangat tergantung dari kemampuan sumberdaya manusia baik dosen maupun mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses belajar dan mengajar. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari mahasiswa, dosen maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi mahasiswa yang rendah, kinerja dosen yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang menggunakan sistem KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, dosen yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan mahasiswa, sehingga mahasiswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka dosen sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa dengan melibatkan mahasiswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Juga mengupayakan mahasiswa untuk memiliki hubungan yang erat dengan dosen, dengan teman–temannya dan juga dengan lingkungan sekitarnya.Item DISAIN TUGAS AKHIR MAHASISWA BERBASISKAN INTEGRASI PENELITIAN BASIC SAINS DENGAN PENELITIAN PENDIDIKAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU(2014-05-19) Yustina; Suwondo; ArnentisPenelitian Inplementasi integrasi penelitian basic sail's dengan penelitian PTK ini sudah diuji cobakan pada mahasiswa yang mengambil matakuliah ekologi hewan TP 2012 di program studi pendidikan biologi FKIP pada bulan Juni tahun 2012. Tujuan penelitian adalah menyediakan disain penelitian yang terintegrasi penelitian basic sains dengan penelitian pendidikan untuk TA/skripsi mahasiswa di prodi biologi FKIP. Pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian tahap2 ini yaitu integrasi dari hasil penelitian tahap-1 yang dilakukan melalui observasi keragaman dan distribusi komunitas kupu-kupu diarea kampus UR pada bulam Mei tahun 2012, yang integtasikan kedalam (LKM, bahan ajar dan penilaian). Parameter penelitian tahap 2 ini yaitu daya serap, ketuntasan belajar dan motivasi belajar. Hasil ujicoba penelitian ini adalah daya serap dengan rata-rata nilai post test I yaitu 71,76 (Ketegori cukup) dan mengalami peningkatan pada post test II yaitu 77,02 (Kategori baik) serta Ulangan Harian I dengan rata-rata 79.09 (Kategori Baik), ketuntasan belajar mahasiswa yaitu 100% (Tuntas). Min skor motivasi belajar mahasiswa sebelum adalah 3,41 (Kategori Sedang) dan ratarata Min skor motivasi sesudah pembelajaran melalui penerapan model kooperatif tipe NHT meningkat menjadi Min skor 4,29 (Kategori Tinggi) dengan persentase peningkatan Motivasi sebesar 22,72%. Simpulan adalah bahwa implementasi disain integrasi penelitian basic sains dengan penelitian PTK, melalui uji coba melalui penerapan model kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi dan basil belajar pada materi keanekaragaman dan distribusi jenis kupukupu dalam matakuliah ekologi hewan pada semester genap TP 2012 di program studi pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.Item Evaluasi Daya Gabung dan Heterosis Hibrida Hasil Persilangan Half Diallel Lima Genotipe Cabai (Capsicum annum L.) di Lahan Gambut(2015-03-31) Armaini; Deviona; WardatiDalam rangka perakitan varietas baru dilakukan hibridisasi lima genotype secara half diallel yang berguna untuk mengintrogesikan gen pengendali sifat toleransi ke tetua unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya gabung umum dan daya gabung khusus hibrida di lahan gambut. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 15 genotipe hasil persilangan half diallel 5 tetua cabai dengan 3 ulangan. Karakter yang diamati adalah parameter kuantitatif yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah per tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA, karakter genotype F1 yang berpengaruh nyata dianalisis lanjut dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) taraf 5 %. Selanjutnya dilakukan analisis daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa genotype C5 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, diameter buah, bobot per buah dan bobot buah pertanaman, genotype C159 memiliki nilai daya gabung umum terbaik pada karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus dan lebar tajuk dan genotype C 120 memiliki nilai daya gabung umum terbaik untuk karakter panjang buah. Kombinasi persilangan yang memiliki nilai daya gabung khusus tinggi untuk karakter hasil adalah genotype C5 X C120.Item Peranan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Dan Modal Sosial Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Di Provinsi Riau(2015-04-08) Andreas; Savitri, Enni; Safitri, DeviProgram pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) merupakan wujud konkrit komitmen pemerintah untuk membantu masyarakat pesisir khususnya amasyarakat nelayan agar keluar dari keterpurukan ekonomi dan kemiskinan. Secara umum program PEMP bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi dengan mendayagunakan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, tidaklan cukup hanya dengan mengandalkan program pemberdayaan saja. Seringkali jebatan kegagalan program terjadi karena implementasi program tidak sesuai dengan konsep yang menjadi referensinya. Perlu adanya penguasaan dan pengetahuan terhadap faktor karakteristik masyarakat, sosial budaya dan aturan norma masyarakat setempat. Sehingga hambatan pemberdayaan seperti kurangnya rasa saling mempercayai rendahnya daya inovasi atau kreativitas, sikap mudah pasrah dapat diminimalkan. Dengan demikian program peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir akan berlangsung secara beriringan antara program pemberdayaan masayrakat dengan penguatan kapasitas masyarakat pesisir yang bersumber dari sosial budaya dan norma masyarakat setempat, sehingga desain pembangunan masyarakat pesisir tetap berakar pada masyarakat itu sendiri. Penelitian ini menguji pengaruh pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui modal sosial yang dimilikinya. Laporan Kemajuan Penelitian ini hanya membahas dua kabupaten, dari empat kabupaten yang direncanakan sebelumnya, yakni kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Bengkalis. Merujuk kepada hasil analisis jalur pengaruh, kemudian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat pengaruh langsung dengan arah positif dan signifikan dari pemberdayaan terhadap modal sosial sebesar 1,052; 2) Terdapat pengaruh langsung dengan arah positif dan signifikan dari pemberdayaan terhadap kesejahteraan sebesar 0,266; 3) Terdapat pengaruh langsung dengan arah positif dan signifikan dari pemberdayaan terhadap kesejahteraan sebesar 0,139; 4) Terdapat pengaruh tidak langsung dari pemberdayaan terhadap kesejahteraan melalui modal sosial sebesar 0,146 yang tergolong cukup kuat, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif pada pengaruh dari pemberdayaan terhadap kesejahteraan melalui sosial sebesar 0,146. Dengan demikian, pemberdayaan mempunyai pengaruh total terhadap kesejahteraan yang mencapai 0,412.Item ModelPenilaianPenawaran Terendah yang ResponsifPada PengadaanBarang dan Jasa Pemerintah Berbasis Teknologi Komputasi(2015-04-08) Alfian; Gussyafri, HajiLebih dari seratus ribu perusahaan jasa konstruktsi di Indonesia setiap tahun terlibat dalam kompetisi (pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah) untuk mendapatkan pekerjaan pada proyek-proyek pemerintah. Salah satu tahapan yang paling penting dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah adalah penetapan calon pemenang lelang. Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyatakan bahwa Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) mengusulkan penawar terendah yang responsif sebagai calon pemenang. Mengingat tidak adanya definisi dan rumusan yang jelas tentang maksud kata-kata “penawaran terendah yang responsif”, maka ketentuan tersebut dapat dinilai masih mengandung unsur normatif dan bersifat kualitatif, sehingga memiliki peluang untuk diinterpretasikan secara berbeda menurut kepentingan pihak-pihak (pengguna dan penyedia barang/jasa). Akibatnya, penetapan calon pemenang lelang cenderung bersifat subjektif, tidak baku, berlarut-larut, rentan terhadap praktik KKN, dapat menimbulkan kebocoran keuangan negara, anarkis, dan berpotensi menimbulkan berbagai komplik yang pada akhirnya dapat berpengaruh buruk terhadap kinerja proyek-proyek pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu metode dan sistem yang dapat digunakan untuk menilai, menentukan, dan menetapkan harga penawaran terendah yang responsif secara ilmiah, dan memenuhi prinsip: efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Metode dan sistem tersebut akan dikemas dalam bentuk perangkat lunak yang memiliki sifat-sifat: berbasis teknologi komputasi, mudah dioperasikan, memberikan hasil seketika, dan akurat, sehingga akan membantu Kelompok Kerja ULP pada seluruh Kementerian, Lembaga, SKPD, dan institusi lainnya di seluruh Indonesia dalam mengatasi berbagai persoalan empirik sehubungan dengan subjektifitas dan ketidakpastian (uncertain) penetapan pemenang dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah. Penelitian ini pula akan dapat mengisi kekosongan pemanfaatan kemajuan teknologi berbasis komputasi dalam pengambilan keputusan pada pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengembangan model, formulasi, dan desain perangkat lunak menggunakan pendekatan ilmu Manajemen Konstruksi dengan penerapan kaidah matematika, statistik, dan program komputasi, dengan berpedoman kepada ketentaun dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Data-data berupa Pagu Anggaran, Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Engineer’s Estimate (EE), dan nilai nominal penawaran kontraktor yang lulus evaluasi administrasi dan teknis dimasukkan secara manual ke dalam sistem. Seluruh data yang di-input akan diproses secara digital di dalam sistem dan menghasilkan informasi mengenai: nilai nominal responsif, kelas interval penawaran harga, kelas interval yang responsif, kelompok penawaran harga yang berada dalam kelas responsif, dan penawaran terendah dalam kelas interval responsif.Item Pengkayaan Pupuk Organik Dengan Teknologi Mikrob Untuk Mendukung Pertanian Terpadu Yang Berkelanjutan(2015-04-16) Hapsoh; GusmawartatiSampah kota (sampah pasar, rumah tangga dan restoran) dan limbah pertanian (tandan kosong kelapa sawit, jerami, kulit pisang, dan kulit singkong) dapat dijadikan bahan baku pupuk organik. Pertanian terpadu merupakan pertanian yang menggabungkan pertanian (tanaman), peternakan dan perikanan dengan memperhatikan wawasan lingkungan. Kombinasi dari ketiga komponen tersebut dapat saling mendukung untuk menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan manusia, hewan dan alam itu sendiri. Kebutuhan utama untuk menghasilkan produk pertanian adalah unsur hara sebagai sumber nutrisi. Untuk kegiatan tersebut sangat dianjurkan pupuk organik. Pupuk organik dapat diproduksi secara in-situ maupun ex-situ dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan baku dan dapat diperkaya dengan teknologi mikrob. Produk yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik secara konvensional biasanya mempunyai kandungan unsur hara rendah, sehingga untuk aplikasinya diperlukan dalam jumlah besar. Pupuk organik yang ada baik yang diperkaya dengan mikrob sudah banyak di pasaran namun belum banyak yang teruji melalui penelitian. Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun dan terdiri atas 7 tahap percobaan yaitu: Tahap I: penentuan bahan baku pupuk organik yang memberikan kadar hara tinggi, tahap II: identifikasi mikrob pendekomposisi yang sudah ada (MOS), isolasi dan uji potensi mikrob pendekomposisi tahap III: penentuan bahan pendekomposer pupuk organik yang alami dan efektif (Tahap I-III tahun I). Tahap IV-VI tahun II, tahap IV : isolasi dan uji potensi mikrob pemerkaya satu pupuk organik (mikrob penambat Nitrogen non-simbiotik), tahap V: isolasi dan uji potensi mikrob pemerkaya dua pupuk organik (mikrob pelarut Fosfat), tahap VI: aplikasi pupuk organik yang diperkaya pada percobaan pot (sedang berjalan) dan tahap VII (Tahun III): percobaan lapangan untuk komoditas tanaman perkebunan, pangan dan hortikultura. Dari hasil penelitian ini diharapkan paket teknologi produksi pupuk organik yang berkualitas dan ramah lingkungan. Teknologi mikrob dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sehingga dapat mengurangi jumlah aplikasinya. Paket teknologi ini nantinya dapat diterapkan ditingkat petani tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan, sehingga cita-cita pertanian berkelanjutan dapat terwujud.Item Penerapan Sistem Resirkulasi Pada Proses Domestikasi Dan Pembesaran Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)(2015-05-04) Pamukas, Niken Ayu; MulyadiPermintaan terhadap ikan juaro (Pangasius polyuranodon) masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Penangkapan yang tidak terkendali oleh manusia mengakibatkan terganggunya habitat ikan-ikan di perairan, sehingga ikan-ikan tersebut dikhawatirkan mengalami kepunahan. Untuk mencegah kepunahan ikan ini usaha budidaya merupakan suatu langkah strategis yang dapat dilakukan. Kegiatan budidaya dapat berlangsung dengan baik apabila kegiatan domestikasi dikuasai terlebih dahulu. Selanjutnya, proses domestikasi dapat dipercepat jika ikan yang akan didomestikasikan diberikan kondisi lingkungan hidup dan pakan yang sesuai untuk menopang kehidupannya. Penelitian Penerapan Sistem Resirkulasi Pada Proses Domestikasi dan Pembesaran Ikan Juaro (P. Polyuranodon) dilakukan selama 2 tahun. Pada penelitian tahun pertama, kegiatan domestikasi ikan Juaro ini sudah berhasil dilakukan di dalam akuarium dengan mengaplikasikan sistem resirkulasi dengan substrat filter yang berbeda (tanpa substrat filter, spons, ijuk dan arang serta batu zeolit), dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas air yang sesuai untuk kehidupan ikan juaro serta mengoptimalkan pemanfaatan air. Hasil penelitian diharapkan dapat : 1). Memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknik domestikasi dan pembesaran ikan juaro pada lahan dan sumberdaya air terbatas dengan sistem resirkulasi; 2). Memberikan informasi tentang jenis pakan yang sesuai diberikan pada ikan juaro agar kegiatan budidaya dapat dilakukan lebih efektif. Metode yang digunakan pada penelitian adalah model eksperimen Rancangan Acak Lengkap 1 faktor (substrat filter yang berbeda), 4 taraf perlakuan (tanpa substrat filter, spons, ijuk dan arang serta batu zeolit) dan 3 kali ulangan. Respon yang diukur dalam penelitian ini adalah pertumbuhan bobot mutlak ikan, pertumbuhan panjang mutlak ikan, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan, efisiensi pakan, kelulushidupan ikan dan kualitas air (suhu dan pH, Oksigen terlarut (DO), karbondioksida bebas (CO2), Ammonia (NH3), Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Hasil penelitian menunjukkan substrat filter zeolit memberikan hasil terbaik, yaitu ; suhu berkisar antara 28,50-29,33 0C, pH 5,5 – 6, Oksigen terlarut 3,9-4,56 mg/L, kandungan CO2 bebas 8,6-9,15 mg/L, konsentrasi NH3 0,02-0,10 mg/L, NO2 0,01-0,08 mg/L, NO3 0,01-0,09 mg/L, pertumbuhan bobot mutlak 9,24 grams, pertumbuhan panjang mutlak 5,14 cm, laju pertumbuhan spesifik 1,76 %, pertumbuhan bobot biomassa 62,23 gram, efisiensi pakan 28,07%, konversi pakan (FCR) 3,45% dan kelulushidupan 86,67 %. Nilai FCR dan Efisiensi pakan yang didapatkan pada tahun pertama ini masih belum optimal untuk itu, pada tahun kedua akan dilakukan pembesaran ikan juaro pada bak terpal dengan sistem resirkulasi menggunakan substrat filter batu zeolit dan pemberian pakan dengan protein yang berbeda (pellet komersil 38%, pakan buatan sendiri 30%, 35% dan 40%), serta penambahan larutan temulawak 40 g/kg pakan sehingga didapatkan pakan yang sesuai untuk pembesaran ikan Juaro.Item Pengembangan Model Kesiapan Petani Kelapa Sawit Dalam Menghadapi Peremajaan Kebun (REPLANTING) Di Provinsi Riau(2015-05-04) Iyan, Ritayani; Ekwarso, Hendro; TaryonoKondisi lahan kebun petani kelapa sawit rata-rata sudah diatas 25 tahun dan sudah wajib untuk dilakukan peremajaan. Rata-rata setiap rumah tangga petani pada umumnya (70,83%) memiliki luas lahan kebun kelapa sawit yang telah memasuki usia tua sekitar 1- 2 Ha dengan bukti kepemilikan pada umumnya sertifikat (93,33%) dan SKT dari camat/lurah (5,83%), serta bukti lainnya (0,83%). Pada umumnya usia petani kebun kelapa sawit rakyat yang telah memasuki usia tua tidaklah dalam usia muda lagi. Sebagian besar (69,17%) usia mereka sudah diatas 41 tahun. selain itu, dengan tingkat pendidikan petani kelapa sawit pada umumnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah menyebabkan mereka relatif lebih cenderung untuk mendapatkan jenis pekerjaan yang kasar. Struktur aktivitas anggota keluarga yang sebagian besar (72,00%) berada pada usia sekolah dan hanya hanya sebanyak 28,00% dari anggota keluarga yang bekerja. Kondisi menambah beban petani dalam mengambil keputusan untuk melakukan peremajaan kebunnya yang telah memasuki usia tua. Selama ini para petani perkebunan kelapa sawit rakyat yang memasuki masa usia tua pada umumnya telah tergabung dalam kelompok tani sekaligus sebagai anggota koperasi. Berbagai upaya telah dilakukan petani bersama pengurus koperasi dan pemerintah desa dalam menghadapi peremajaan kebun kelapa sawit rakyat. Namun demikian pada umumnya koperasi dan kelompok tani serta petani belum ada keputusan yang bersifat kolektif tentang bagaimana model peremajaan yang disepakati bersama. Selama masa tunggu praktis petani tidak memperoleh pendapatan dari lahan yang diremajakan. Namun petani harus tetap melakukan pengeluaran terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Disisi lain, tidak semua petani memiliki sumber penghasilan lainnya yang memadai untuk dapat menjaga pola konsumsinya. Kondisi ini tentunya menjadi masalah bagi petani dalam dihadapi masa tunggu. Pola konsumsi selama ini yang cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan petani pada saat masih produktif akan sulit untuk dirubah dalam waktu seketika. Maka, harapan terbesar menutupi dissaving adalah dari sumber pendapatan selain lahan perkebunan yang sedang diremajakan.Item Pembangunan Superkapasitor Menggunakan Elektroda Karbon(2015-07-02) Taer, Erman; Awitdrus; Farma, Rakhmawati; Anita, SofiaSel Superkapasitor terdiri dari pengumpul arus {current collector), elektroda, pemisah (Separator) dan elektroiit. Elektroda karbon biasa diguneikan karena mempunyai sifat surface area yang tinggi, sifat listrik yang baik dan harga yang relatif murah. Sel superkapasitor mempunyai nilai kapasitan yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan kapasitor konvensional. Elektroda karbon dapat dibuat dari bahan yang kaya akan lignoselulose. Serbuk gergaji kayu karet merupakan bahan pemula yang baik untuk sumber karbon. Serbuk pengergajian kayu karet akan mengalami proses pra-karbonisasi, pengilingan, pencetakan, karbonisasi, aktivasi, kemudian dilakukan penumbuhan nano partikel. Variasi tekanan, suhu karbonisasi dan aktivasi dilakukan untuk memporoleh optimasi sifat listrik yang baik (nilai tahanan yang rendah) untuk menjamin electrik series resistance (ESR) sel yang rendah dan sifat fisik yang sesuai (surface area) yang tinggi. Karakterisasi XRD, SEM dan BET dilakukan untuk mendukung sifat-sifat yang dikehendaki dapat diketahui. Hasil optimasi elektroda karbon akan digunakan untuk membangun sel supercapasitor dengan struktur Stainlesstel Current Colector/Elektroda karbon+Aguas Elektrolyte+Separator+Electroda karbon/ Stainlesstel Current Colector. Karakterisasi impedance dan Siklus Galvanic akan dilakukan sebagai investigasi nilai ESR dan prestasi cas dan discas sel.Item Pengembangan Sistem Sensor Penjejak Panas Nirkabel Berbasis GIS Untuk Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan(2015-07-03) Erwin; Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulaeman, RudiandaSalah satu problem dalam menanggulangi kebakaran lahan hutan liar adalah monitoring terjadinya awal kebakaran dan mulainya api (Chandler 1983). Memahami dan mengetahui daerah kebakaran, lokasi dan kecepatan membesarnya kobaran api merupakan suatu hal yang kritis dalam menempatkan petugas pemadam kebakaran serta untuk menghindari terjadinya korban jiwa pada personal penjaga hutan. Investigasi kebakaran hutan termasuk penyelidikan tentang kerugian jiwa mempedihatkan bahwa tim kebakaran hutan kurang memperoleh informasi yang cukup dan memadai yang tepat tentang lokasi dan kecepatan penjalaran kebakaran hutan (Rothermel 1993). Pada penelitian ini dikembangkan suatu modul pendeieksi kebakaran hutan nirkabel yang dapat melaporkan secara langsung ke stasiun pengamatan mempergunakan gelombang radio (wireless). Pada modul penjejak panas akan dipergunakan sensor suhu NTC- themnistor yang mampu mendeteksi perubahan suhu mendadak di atas suhu ambang tertentu dan perubahan ini akan memicu modul pemancar gelombang ISM-Band untuk mengirim telegram yang berisikan status sensor ke stasiun pengamat. Disamping itu modul akan mencek perubahan suhu di sekitarnya setiap waktu tertentu dan mengirimkan telegram status ke stasiun pengamatan setiap hari untuk memastikan modul sensor masih aktif. Oleh karena topografi hutan yang akan dimonitor terletak jauh dari pemukiman, maka modul penjejak panas yang dikembangkan akan bersifat otonom dalam memenuhi suplai daya pengoperasiannya mempergunakan solar set.Item Pengembangan Soil Moisture Sensor Untuk Pengukuran In-Situ Berdasarkan Prinsip Impedansi Spektroskopi(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Sulistyo Rini, Ari; Nanda Setiadi, Rahmondia; Amri, RahyulTanah memegang peranan penting dalam produksi tanaman pangan, sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Untuk mengoptimalkan fungsi pengairan, pemupukan, pestisida dan keglatan pembibitan pada lahan yang berdasarkan sifat-sifat fisis, kimia serta biologis dari tanah maka diperlukan manajemen pengelolaan lahan tanah pertanian. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Disamping itu pengukuran kelembaban tanah sangat diperlukan pada pekerjaan teknik sipil, bidang hidrologi serta lainnya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Pada penelitian ini akan dikembangkan sensor untuk mengukur kelembaban tanah (soil moisture sensor) berdasarkan prinsip spektroskopi impedansi. Pengukuran kelembaban tanah tidak harus bergantung kepada tipe tanah yang akan diukur. Dewasa ini banyak terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran. Masing-masing sensor memiliki cara dan metode pengukuran tersendiri seperti metode pengukuran konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun demikian, sensor-sensor ini mempunyai kelemahankelemahan untuk penggunaan komersial antara lain respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, harga yang relatif mahal, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Disamping itu terdapat problem menarik bahwa sinyal ukur dari sensor soil moisture tersebut sangat bergantung terhadap variasi tipe tanah. Hal ini tentu saja membatasi fungsi kalibrasi empiris sensor yang telah ada. Dengan mempergunakan metode Spektroskopi Impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi diharapkan dalam proyek penelitian ini pengaruh ketergantungan pengukuran kelembaban terhadap jenis-jenis tanah dapat dieliminir. Kemudian bentuk dan geometri dari elektroda ukur, daerah frekuensi pengukuran dan metode pengolahan sinyal yang tepat yang merupakan bagian dari penelitian akan ditentukan dan dioptimalkan untuk memperoleh hasii yang baik dalam menentukan tingkat kelembaban tanah.Item Fabrikasi Superkapasitor Dengan Sifat-Sifat Kapasitif Tinggi Melalui Peningkatan Antarmuka Piranti Menggunakan Nanopartikel Logam(2015-07-04) Iwantono; AH Umar, Akrajas; Taer, ErmanDalam penelitian tahun pertama ini, telah berhasil dilakukan penumbuhan dan karakterisasi nanopartikel logam (Platinum, Palladium dan Emas) di atas permukaan pengumpul arus stainless steel 316L. Nanopartikel metal ini berfungsi sebagai antar muka (interface) antara pengumpul arus dan electrode sel superkapasitor. Untuk mendapatkan kondisi optimum, penumbuhan nanopartikel metal tersebut dilakukan dengan memvariasikan jenis dan jumlah surfaktan, konsentrasi ascorbic acid, CTAB, larutan penumbuhan, waktu penumbuhan dan metode penumbuhan. Karakterisasi nanopartikel metal ini dilakukan dengan menggunakan metode SEM, EDAX dan XRD. Dari hasil riset dan kajian yang telah dilakukan, maka diperoleh kondisi penumbuhan nanopartikel metal dengan karakteristiknya adalah sebagai berikut ini. Nanopartikel platinum dengan kondisi penumbuhan optimum (metode multisteps growth, konsentrasi ascorbic acid 0,2 M; konsentrasi larutan penumbuh (K2PtCl4) 1 mL dan waktu penumbuhan berulang 5 jam + 5 jam) memiliki karaktertistik sebagai berikut: bentuk partikelnya bulat (spherical), densitas tinggi, tumbuh merata di atas permukaan stainless steel dan uniform, dengan ukuran partikel rata-rata adalah 24,6 - 26,8 nm). Sedangkan nanopartikel palladium optimum yang tumbuh pada stainless steel current collector diperoleh dengan kondisi penumbuhan sebagai berikut: penumbuhan didahului proses mediasi /pembenihan (seed-mediated process), konsentrasi ascorbic acid 0,3M; konsentrasi CTAB 0,1 mL; waktu penumbuhan selama 5 jam. Hasil nanopartikel palladium yang tumbuh di atas current collector stainless steel adalah: nanopartikel tumbuh cukup merata di permukaan stainless steel, berbentuk bulat (spherical), densitas tinggi, uniform dengan ukuran partikel rata-rata antara 16,7 - 24,6 nmItem Pengembangan Soil Moisture Sensor Untuk Pengukuran In-Situ Berdasarkan Prinsip Impedansi Spektroskopi(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriTanah memegang peranan penting dalam produksi tanaman pangan, sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Untuk mengoptimalkan fungsi pengairan, pemupukan, pestisida dan keglatan pembibitan pada lahan yang berdasarkan sifat-sifat fisis, kimia serta biologis dari tanah maka diperlukan manajemen pengelolaan lahan tanah pertanian. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Disamping itu pengukuran kelembaban tanah sangat diperlukan pada pekerjaan teknik sipil, bidang hidrologi serta lainnya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Pada penelitian ini akan dikembangkan sensor untuk mengukur kelembaban tanah (soil moisture sensor) berdasarkan prinsip spektroskopi impedansi. Pengukuran kelembaban tanah tidak harus bergantung kepada tipe tanah yang akan diukur. Dewasa ini banyak terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran. Masingmasing sensor memiliki cara dan metode pengukuran tersendiri seperti metode pengukuran konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun demikian, sensor-sensor ini mempunyai kelemahan-kelemahan untuk penggunaan komersial antara lain respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, harga yang relatif mahal, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Disamping itu terdapat problam menarik bahwa sinyal ukur dari sensor soil moisture tersebut sangat bergantung terhadap variasi tipe tanah. Hal ini tentu saja membatasi fungsi kalibrasi empiris sensor yang telah ada. Dengan mempergunakan metode Spektroskopi Impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi diharapkan dalam proyek penelitian ini pengaruh ketergantungan pengukuran kelembaban terhadap jenis-jenis tanah dapat dieliminir. Kemudian bentuk dan geometri dari elektroda ukur, daerah frekuensi pengukuran dan metode pengolahan sinyal yang tepat yang merupakan bagian dari penelitian akan ditentukan dan dioptimalkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam menentukan tingkat kelembaban tanahItem Smart Anemometer Berbasis Ptc-Sensor Untuk Mengukur Kecepatan Dan Sudut Vektor Aliran Udara(2015-07-04) Umar, Lazuardi; DefriantoPenelitian pada tahap pertama ini (2011) telah mengembangkan suatu anemometer berbasis sensor suhu positive temperature coefficient (PTCthermistor) untuk mengukur kecepatan udara (airflow) yang diatur pada konfigurasi tunggal dan dipergunakan untuk mengukur sudut vektor arah aliran udara mempergunakan konfigurasi tiga elemen sensor identik membentuk sudut tertentu dalam medan aliran udara asimetris. Sensor suhu PTC merespon perubahan kondisi pertdinginan eksternal akibat aliran udara yang akan menggeser kurva karakteristik arus dan tegangan (l-U) characteristic, dan juga tahanan temrialnya Rw sebagai fungsi kecepatan fluida. Tahanan tennal ditentukan oleh pemodelan kurva sensor l(U) pada kondisi tertentu seperti ketika v = 0m/s, dan mengoreksidata pengukuranpadasaatv^Om/s. Hasil pengamatan sensor pada beberapa kecepatan rendah pada suhu 2yc berkisar antara 0 to 3,5m/s memberlkan variasi tahanan tennal Rw dari 350 K/W ke 143,5 K/W berturut-turut dengan kesalahan relative pemodelan sebesar 1,3%. Selama pengoperasian, semua parameter sensor yang berubah dengan waktu dimonitoring dan dikalibrasi ulang berdasarkan model ini. Disamping itu akan dikembangkan sifat smart dimana sensor dapat memonitor (self-monitoring) penurunan kemampuan mendeteksinya akibat terbentuknya deposit pada permukaan elemen melalui eksperimen simulasi pengkerakan. Untuk memastikan sensor bekerja dengan baik dalam waktu yang lama (long time stability) maka diperlukan telah diamati perubahan parameter model sensor sebagai fungsi dari waktu (ageing) sehingga dapat diperkirakan lama operasi sebelum mengalami kerusakan (mean time t^efore failure). Kedua prosedur ini menghasilkan model matematis yang memberikan input untuk algoritma deteksi dalam memberikan keputusan; sensor harus dibersihkan atau diganti. Untuk meningkatkan kehandalan sistem pengukuran maka hasil penelitian ini akan diimplementasikan dengan mikrokontroler dari keluarga mikrokontroler AT Mega 8535 untuk penelitian selanjutnya pada tahun 2012. Penggunaan mikrokontroler yang dilengkapi algoritma pengolahan sinyal akan memungkinkan suplai arus dan tegangan terkontrol ke sensor, akuisisi data perubahan arus dan tegangan sensor mempergunakan ADC built-in dan komunikasi data ke PC melalui serial bus RS232. Dari prosedur pengolahan data akan ditentukan kecepatan dan arah udara.Item Penggunaan Gen Tcpin Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Untuk Penanggulangan Hama Penggerek Polong ( Etiella Zinckenella Tr.) Tanaman Kedelai(2015-07-05) Novalizaisda, Mayta; Chaidamsari, Tetty; Lestari, WahyuKedelai {Glycine max (L) Merrill) adaJah merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Kebutuhan akan kedelai meningkat setiap tahunnya. Komoditas per kapita kedelai saat ini ± 8 kg/kapita/tahun. Diperkirakan setiap tahunnya kebutuhan biji kedelai ± 1,8 juta ton/tahun (Deptan, 2006). Namun usaha peningkatan produksi kedelei di Indonesia terkendala oleh adanya serangan hama penggerek polong. Serangan hama ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi kedelai. Kehilangan produksi dapat mencapai hingga 80%, dan biji kedelai yang terserang mutunya menurun atau bahkan tidak laku dijual. Hingga saat ini belum ada cara pengendalian yang efektif dan efisien terhadap hama yang penyebarannya sangat cepat tersebut. Salah satu pemecahan yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah penyediaan bibit tanaman kedelai yang tahan terhadap hama pengerek polong. Untuk hal tersebut telah dilakukan melalui eksplorasi maupun rekayasa genetik tanaman kedelai. Pendekatan pertama telah dilakukan dengan seleksi terhadap varietas yang memiliki daya regenerasi in vitro yang cukup baik dan tahan terhadap penggerek polong. Untuk mencari altematif baru pada tanaman kedelai hasil transgenik yang dapat diterima masyarakat maka perlu memanfaatkan potensi gen ketahanan yang terdapat pada tanaman lain seperti proteinase inhibitor pada tanaman kakao. Peluang pemanfaatan gen ketahanan tersebut memiliki peranan penting dalam sistem pertahanan tanaman terhadap predator dan patogen (Lawrence & Koundal, 2002).Item Proses Adsorpsi Dan Distilasi Satu Tabung Melalui Uji Karakteristik Emisi Limbah Oli Sebagai Bahan Bakar Alternatif Mesin Perahu Masyarakat Desa Danau Bingkuang Kabupaten Kampar Riau(2015-07-05) Yanuar; Hamdi, Muhamad; Sulistiyo Rini, AriTelah dilakxikan kajian limbah oli sebagai altematif energi bahan bakar. Limbah oli ini didaur ulang melaui proses adsorpsi dan destilasi satu tabung untuk menghasilkan output bahan bakar altematif mesin perahu masyarakat Desa Danau Bingkuang Kab.Kampar Riau. Analisis sampelsampel daur ulang dari limbah oli melalui serangkaian proses-proses tersebut di kelompokkan dalam 3 sampel dengan hasil kajian yang diperoleh sebagai berikut: • Sampel I limbah oli tipe mineral (top-one) dari bengkel resmi Honda dengan sifat fisis sebelum diproses : densitas 0.8464 gr/cm^, viskositas 4089.88 gr/cm.det. Hasil proses distilasi untuk 1 liter volume sampel sampai tempertur 350 °C ( 2 jam) dengan memanaskan uap diperoleh volume sampel yang terdistilasi beberapa tetes minyak. • Sampel II limbah oli tipe sintetik (yamalube) dari bengkel resmi Yamaha dengan sifat fisis sebelum diproses : densitas 0.8642 gr/cm^, viskositas 2118.08 gr/cm.det. Hasil proses distilasi untuk 1 liter volume sampel sampai tempertur 350 °C ( 2 jam ) dengan memanaskan uap diperoleh volume sampel yang terdistilasi 30 tetes minyak. Besaran fisis hasil proses dengan densitas 0.76 g/cm^ , viskositas 192.035 gr/cm.det dan kalor jenis pembakaran 4.47x10'* kJ/kg. • Sampel III limbah oli campuran dengan sifat fisis sebelum diproses : densitas 0.85 gr/cm^, viskositas 3421.43 gr/cm.det. Hasil proses distilasi untuk 1 liter volume sampel sampai tempertur 350 °C ( 2 jam ) dengan memanaskan uap diperoleh volume sampel yang terdistilasi 10 tetes minyak. Besaran fisis hasil proses dengan densitas 0.76 gr/cm^ , viskositas 240 gr/cm.det dan kalor jenis pembakaran 4.3x10'* kJ/kg. Dari ketiga sampel, yang mendekati standard bahan bakar dengan viskositas 190.251 gr/cm det dan kalor jenis pembakaran 4.5x10'* kJ/kg adalah sampel II. Hasil dari sampel ini selanjutnya dilakukan uji daya emisi pembakaran pada temperatur 372 °C ( 645 °K ) diperoleh 483.7 watt. Sampel II hasil proses ini belum dapat diuji imtuk emisi gas buang pada knalpot dari mesin diesel perahu di desa target dan rencana akan dilakukan pada penelitian berikutnya lengkap dengan rancang bangun sistem pengolahan limbahnya yang kini sudah dikerjakan pada tahun pertama, tetapi masih belum lengkap dan perlu kelanjutannya. Akan tetapi untuk mendapatkan standar sampel hasil olahan terlebih dahulu harus melalui penelitian kelanjutan uji syarat standard dari bahan bakar.Serangkaian penelitian pengujian sampel metode ASTM antara lain : uji flash point, uji air dan sedimen,uji vskositas dan kinematik, uji abu % massa,uji sulfiir % massa, copper strip corrotion, ujia angka setana, uji indek setana, uji aromatisitas % volume. Pengujian ini dimaksud untuk mendapatkan data yang lebih akurat tentang sifat kimia-fisika sampel seperti standard minyak solar.Item Menyibak Potensi Lempung Alam Lokal Sebagai Adsorben Polutan Anorganik Di Dalam Air(2015-07-05) Muhdarina; Nurhayati; Bahri, SyaifulUpaya menggali potensi sumber daya mineral lokal telah dibuat dengan suatu penelitian bertahap tentang modifikasi karakter lempung alam. Penelitian ditargetkan untuk mendapatkan adsorben berbasis lempung yang mampu menghilangkan bahan pencemar dari lingkungan berair. Lempung alam Desa Cengar dipilih sebagai objek kajian. Lempung alam Cengar dipilar secara langsung dengan ion keggin (WK) dan bertingkat (gabungan sodium asetat dan ion keggin, SAK). Karakter lempung-keggin yang ditentukan adalah jenis dan gugus-gugus fungsional mineral, kapasitas tukar kation dan morfologi struktur permukaan. Kemampuan adsorpsi kation Cu(II) dari larutan oleh lempung-keggin ditentukan dengan mengamati variabel waktu kontak adsorben-adsorbat, konsentrasi awal adsorbat, temperatur proses dan berat adsorben berdasarkan aspek kinetika, keseimbangan dan termodinamika. Pilarisasi lempung alam menunjukkan pelebaran jarak kissi dari 3,57A menjadi 4,5A dan tambahan mineral baru, bentonit. Lempung-keggin ini mempunyai kapasitas tukar kation (WK: 62,795 dan SAK: 67,083 meq/g) dan permukaan yang heterogen dengan ukuran pelat dan butiran yang kecil. Laju dan keseimbangan adsorpsi kation Cu(II) oleh lempung-keggin memenuhi model kinetika order-kedua pseudo dan isoterma Freundlich. Adsorpsi Cu(II) pada lempungkeggin dipengaruhi oleh kenaikan temperatur, sehingga didapatkan WK berjalan secara eksotermis dengan penurunan entropi dan tidak spontan, tetapi adsorpsi oleh SAK terjadi secara endotermis, entropi positif dan berjalan secara spontan.Item Produksi nitro - Selulosa Sebagai bahan Baku Pembuatan Propelan Yang Berbasis Limbah Padat Sawit(2015-07-05) Padil; YelmidaLimbah padat sawit, berupa Tandan Kosong Sawit, limbah batang sawit, limbah sabut sawit dan pelepah sawit mengandung selulosa 27,49 - 35,92 %, hemiselulosa 20 - 30% dan lignin 17,74% - 29,02 % . Komponen lignoselulosa limbah padat sawit tersebut dapat dikonversi menjadi nitro-selulosa, salah satu unsur utama dalam pembuatan propelan atau bahan peledak melalui proses hidrolisis dan nitrasi. Pada penelitian ini, telah dilakukan proses hidrolisis terhadap limbah padat sawit dengan memvariasikan temperature , lama waktu pemasakan dan nisbah cairan/padatan limbah sawit. Sebagai cairan pemasak pada proses hidrolisis digunakan ekstrak abu TKS dari hasil pembakaran tandan kosong sawit (TKS) dalam incenerator pada pabrik CPO. Kondisi yang terbaik dalam proses hidrolisis limbah padat sawit ini adalah temperatur 140°C, waktu pemasakan 150 menit dan nisbah cairan/padatan I : 4 dengan kandungan sellulosa alfa sebesar 53%, hemisellulosa 25% dan ligninnya adalah 7%.Item Perilaku Asam Asam Organik Pada Tanah Gambut Yang Diberi Fly ash (Abu Sisa Boiler Pabrik Pulp)(2015-07-05) RiniPermasalahan utama tanah gambut untuk pengembangan lahan pertanian adalah kandungan asam-asam organik meracun yang tinggi dan sangat erat hubungannya komposisi bahan organik tanah gambut. Oleh karena itu perlu penanganan khusus untuk pengendalian senyawa fitotoksik tersebut dengan pemberian amelioran fly ash ( abu sisa boiler pabrik pulp). Fly ash merupakan limbah pabrik pulp bersifat basa ( pH 10-13) dan mengandung kation yang diperlukan tanaman seperti Ca, Mg, Zn, K dan P serta tidak mengandung logam berat yang berbahaya bagi tanaman. Diharapkan pemberian fly ash dapat meningkatkan pH tanah gambut dan mereduksi kandimgan asam organik meracun dalam tanah gambut menjadi bentuk yang terendapkan. Secara praktikal dan setiap aspek kimia logam berat dalam tanah berhubimgan dengan pembentukan kompleks asam organik. Kation valensi ganda ( seperti Ca2+ Mg2+ Zn2+ akan membentuk ikatan koordinat dengan molekul organik. Sedangkan Kation monovalen ( Na+ dan K+) akan terjadi pertukaran kation secara sederhana melalui pembentukan garam dengan gugus fungsi -COOH dari asam karboksilat ( RCOONa dan RCOOK) dan kompleks -OH dari asam organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kadar senyawa organik meracun pada tanah gambut, seperti asam humat, asam fenolat, dan asam karboksilat, selanjutnya karaktemya diidentifikasi dengan alat GC-MS dan mengetahui perubahan sifat fisiko kimia tanah gambut sebelum dan setelah diberi fly ash serta bagaimana reaksi kimia tanah gambut sebelum dan sesudah diberi fly ash.Item Sintesis Dan Uji Bioaktivitas Beberapa turunan Kurkumin(2015-07-05) Eryanti, Yum; Yuharmen; Nurulita, YuanaSenyawa kurkumin baik sintetik maupun alami dikenal mempunyai aktivitas biologis yang bervariasi, seperti antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antimalaria dan antikanker. Aktivitas biologis dari senyawa kurkumin berhubungan dengan adanya keton a,p tak jenuh dan kekuatannya dipengaruhi oleh jenis dan pola substituen yang ada pada cincin aromatiknya. Pada laporan penelitian ini dilaporkan dua belas senyawa kurkumin telah berhasi! disintesis dan enam dari senyawa tersebut sudah dilakukan karakterisasinya. Senyawa analog kurkumin dibuat dengan cara merefluks turunan keton (asetofenon, siklopentanon, sikloheksanon), turunan aldehid aromatik (benzaldehid, sinamaldehid, 4- hidroksibenzaldehid,4-aminabenzaldehid) dan sodium hidroksida pelet dalam lumpang. Secara umum rendemen yang dihasilkan cukup tinggi (63-99%), ada tiga senyawa yang mempunyai hasil rendemen dibawah 75% yaitu senyawa yang mempunyai gugus pendorong elektron dalam hal ini adalah amin pada posisi para dari senyawa keton aromatik. Enam senyawa sudah dikarakterisasi dengan metoda spektroskopi UV, IR dan metoda NMR.