Browsing by Author "Syahza, Almasdi"
Now showing 1 - 20 of 54
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI RIAU(2013-04-23) Armas, Riadi; Syahza, AlmasdiKelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis di daerah Riau karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi petani di pedesaan. Tahun 2003 luas perkebunan kelapa sawit telah mencapai 1.312.661 ha. Dari sisi lain untuk pengolahan tandan buah segar (TBS) harus didukung oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Namun kenyataannya pabrik kelapa sawit yang ada tidak mencukupi menampung TBS dari kebun petani baik plasma maupun petani swadaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung wilayah (DDW) terhadap pembangunan industri hilir kelapa sawit. Dari perhitungan diperoleh angka indeks daya dukung wilayah (DDW) sebesar 2,241. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa angka DDW lebih besar dari 1, yang berarti daya dukung wilayah Riau terhadap penyediaan bahan baku industri hilir sangat besar.Item ANALYSIS OF ADDED VALUE AND DEVELOPMENT OPPORTUNITY ON FRUITS AS AGRIBUSINESS PRIMARY COMMODITIES IN KARIMUN REGENCY RIAU(2013-04-23) Syahza, Almasdi; CaskaThe purpose of this research was to identify the opportunity and accordingly effective strategy for further development of fruits agribusiness in Karimun Regency. Kinds of fruits which can be potentially developed as agribusiness primary commodities were durians, mangoes, bananas, rambutans, and pineapples. The development of these fruits in the Regency was expected to become the main suppliers for areas of Batam Island, Tajung Pinang, and Singapore. Development strategy were through 1) improving quality and amount produce and also completion of agribusiness subsystems development by preparing production medium, farming efficiency, access market, and empowering supporter institute, 2) training and constructing farmer in order to acceleration of technology transformation and optimizing government officer performance and perpetrator of agriculture, 3) improving farmer bargaining position by market guarantee and information, and 4) providing infrastructure to increase productivity and earnings of powered farmer, and optimizing economic institute or co-operation.Item The Analysis of The Spatial Disparity and Investment Flows in The Riau Province(2013-04-23) Syahza, AlmasdiThe purpose of the economic development is to accelerate growth that is also in line with disparity aspect. The industry sector is considered as a motor of the development and as an accelerator of the economic development and is functioned as the balance, not only among sectors and societies status, but also among cities (areas). This research was aimed to evaluate whether the industry sector was a good indicator and as a mean for creating good income distribution or disparity. To analyze the disparity among cities (areas), this research used Williamson Index. The research findings indicated that the industry sector tended to widen the disparity among cities. Total investment in all regencies was not related with high income per capita of the society in the related cities.Item DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU DI DAERAH RIAU(2014-04-08) Syahza, Almasdi; SuarmanPeningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan SDM yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru menjadi salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan SDM yang potensi dibidang pembangunan. Mengajar bukan tugas ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah calon-calon pemimpin di masa datang yang memerlukan bimbingan dan pembinaan. Guru yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup baik biasanya menguasai dan terampil dalam mengajar. Keterampilan seorang pendidik (guru) merupakan keahlian profesi yang tercipta melalui proses belajar mengajar. Keahlian profesi merupakan salah satu faktor dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (DIV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setiap guru yang profesional harus tersertifikasi, yang tujuannya adalah untuk peningkatan kemampuan kinerja guru sesuai dengan bidang studi dan keahliannya sebagai pendidik. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru; 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.Item Dampak Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Swasta Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Dl Kabupaten Kuantan Singingi(2015-07-30) Khaswarina, Shorea; Syahza, AlmasdiTujuan penelitian ini adaiah untuk mengkaji ekonomi masyarakat di sekitar kawasan pengembangan perkebunan kelapa sawit swasta. Penelitian ini bersifat survey dengan metode perkembangan (Developmental Research). Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive samping yaitu di Kecamatan Benai. Pengumpulan Informasi yang dikumpulkan dengan cara Rapid Rural Apprasial (RRA). Anailis dilakukan dengan model LQ dan Gini Ratio. Salah satu dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pengembangan perkebunan swasta adaiah adanya kesempatan kerja, terjadinya diversifikasi usaha oleh masyarakat sekitar, telah dimanfaatkannya lahan tidur Pengembangan perkebunan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk karena, selain itu dengan adanya perusahaan, mulai dibukanya jalan-jalan baru yang menyebabkan banyaknya masyarakat memanfaatkan sebagai tempat berjualan di pinggir jalan tersebut. Pengembangan perkebunan dapat mengurangi ketimpangan pendapatan dalam masyarakat, karena masyarakat dapat melakukan diversifikasi usaha yang dapat menambah pendapatan mereka. Berkembangnya perkebuanan kelapa sawit ini oleh pihak swasta menimbulkan multiflier efek terhadap kegiatan ekonomi.Item DAYA DUKUNG WILAYAH DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI KABUPATEN BENGKALIS(2013-04-23) Nasrul, Besri; Syahza, AlmasdiKelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis di daerah Riau karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat. Luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkalis tahun 2006 mencapai 92.934 ha dengan produksi tandan buah segar sebesar 1.280.971 ton, sebagian besarnya terdapat di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Peluang untuk pengembangan sektor industri hilir cruide palm oil dan turunannya cukup terbuka bagi daerah ini terutama karena ketersediaan sumberdaya alam/lahan dan tenaga kerja. Analisis daya dukung wilayah dilakukan dengan dua model perhitungan, yakni perhitungan dengan hanya memperhatikan tanaman menghasilkan dan perhitungan dengan memasukkan tanaman belum menghasilkan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa, Kabupaten Bengkalis memperlihatkan kemampuan yang tinggi terhadap penyediaan bahan baku pabrik kelapa sawit. Ini dibuktikan angka daya dukung wilayah sebesar 3,771 (hanya tanaman menghasilkan), apabila dengan memperhitungkan tanaman menghasilkan dan belum menghasilkan angka DDW mencapai 5,971. Angka ini memperlihatkan kemampuan bahan baku untuk pengembangan pabrik kelapa sawit baru. Pengembangan industri turunan dari produk CPO dapat meningkatkan multiplier effect ekonomi di wilayah sekitarnya. Pembangunan industri kelapa sawit berdampak terhadap kegiatan hulunya, antara lain: munculnya peluang usaha bagi masyarakat sekitar dan meningkatnya pendapatan petani kelapa sawit setara dengan UD $ 2.989 per tahun.Item DAYA DUKUNG WILAYAH DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI KABUPATEN BENGKALIS(2012-11-12) Nasrul, Besri; Syahza, AlmasdiKelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis di daerah Riau karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat. Luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkalis tahun 2006 mencapai 92.934 ha dengan produksi tandan buah segarsebesar 1.280.971 ton, sebagian besamya terdapat di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Peluang untuk pengembangan sektor industri hilir cruide palm oil dan turunannya cukup terbuka bagi daerah ini terutama karena ketersediaan sumberdaya alam/lahan dan tenaga kerja. Analisis daya dukung wilayah dilakukan dengan dua model perhitungan, yakni perhitungan dengan hanya memperhatikan tanaman menghasilkan dan perhitungan dengan memasukkan tanaman belum menghasilkan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa, Kabupaten Bengkalis memperlihatkan kemampuan yang tinggi terhadap penyediaan bahan baku pabrik kelapa sawit. Ini dibuktikan angka daya dukung wilayah sebesar 3,771 (hanya tanaman menghasilkan), apabila dengan memperhitungkan tanaman menghasilkan dan belum menghasilkan angka DDW mencapai 5,971 .Angka ini memperlihatkan kemampuan bahan baku untuk pengembangan pabrik kelapa sawit baru. Pengembangan industri turunan dari produk cruide palm o//dapat meningkatkan multiplier effect ekonomi di wilayah sekitamya. Selain itu, berdampak terhadap kegiatan hulunya, yaitu munculnya peluang usaha bagi masyarakat sekitardan meningkatnya pendapatan petani kelapa sawit setara dengan UD $ 2.989 pertahun.Item Development Impact of Palm Oil Plantation Toward Rural Economic Multiplier Effect in Riau Province(2013-04-23) Syahza, AlmasdiPalm oil has a big role in increasing economic of people, especially for farmers; therefore it is recognized as an important and strategic commodity around Riau Province. For the next future, large area of palm oil plantation will continue increase since people pay attention towards palm oil industry. It can be proven from the progressively expand individually of palm oil plantation. Aim of this research is to understand the multiplier effect experienced from palm oil plantation and its impact toward the level of prosperity in the rural society. Research result concludes that palm oil plantation creates multiplier effect at the sum of 2.48 and improve growth index of prosperity of the farmers in the year 2003: 1.74 per cent.Item DISTORSI HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI PEDESAAN(2013-04-23) Syahza, AlmasdiMost of people in Riau province have supposed that oil palm as an excellent plan, as this kind of plant has given the better result compared with other kinds of plantation available. Until the year of 2003, the oil palm plantation area has reached 1,312,661 ha with the growth level for one year is 15.39 %. But at farmer level has occurred the distortion price between self-support farmer and plasma members. It caused by some factors, namely: 1) the distortion price between self-support farmer and plasma members; 2) the lack of capability of sel-support farmer in processing the plantation; 3) sel-support farmer income is influenced siqnificanly by TBS pice received; and 4) TBS market is inclined monopsonistic.Item The Effect of Forest Commercial Right toward Socio-Economic of Siak Community(2013-04-23) Syahza, AlmasdiSiak district is located in Riau province that has highly potential tropical forestry. Many Forest Commercials Right (FCR) operate its business illegally there. The study was carried out to evaluate FCR activities and its effect on community sosial-economic, such as to institutional economic, mobilization of community, landowner, business challenge, employments, and income distribution in surrounding areas. Using purposive sampling methods, the study result showed that FCR caused decreasing agricultural areas and land owner of local community; intensifying illegal logging; rising conflict among communities; increasing mobilization of community. On the other side, forest cutting create business challenge, employment, income generating, and economic growth in the location.Item EKONOMI PEMBANGUNAN Teori dan Kajian Empirik Pembangunan Pedesaan(2017-12) Syahza, AlmasdiEkonomi pembangunan (economics of development) adalah ilmu ekonomi yang mempelajari transformasi struktural dan kelembagaan dari seluruh masyarakat yang pada hakekatnya akan menghasilkan kemajuan ekonomi secara efisien bagi sebagian besar penduduk. Ilmu ekonomi pembangunan mengacu pada masalah-masalah perkembangan ekonomi di negara-negara sedang berkembang. Hasil ekonomi pembangunan diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Adanya pembangunan ekonomi (economic of development) akan terjadi pertumbuhan ekonomi yaitu proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan menyangkut perkembangan berdimensi tunggal diukur dengan meningkatnya produksi dan pendapatan. Setiap pembangunan ekonomi diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dengan peningkatan pendapatan nasional atau pendapatan per kapita masyarakatItem EKONOMI SUMBERDAYA MANUSIA DAN ALAM(2017-12) Syahza, AlmasdiHakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari segi ekonomi tapi seberapa besar pembangunan itu bisa meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Dalam pembangunan berkelanjutan dewasa ini tidak hanya ditunjang oleh pembangunan ekonomi tetapi juga oleh pembangunan SDM. Karena itu investasi pada aspek manusia sebagai modal dasar pembangunan sangat didahulukan. Dari satu sisi Indonesia mampu mengejar dan meningkatkan ilmu penegtahuan dan teknologi (IPTEK), namun dari satu sisi etika dan karakter moral bangsa seakan mengalami penurunan. Seharusnya perkembangan Iptek harus diikuti dengan perkembangan etika moral bangsa. Untuk itu pembangunan karakter bangsa harus dibentuk. Bung Karno, negara ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building), karena character building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan berjaya serta bermartabat (Soemarno Soedarsono, 2009). Karakter bangsa sangat penting bagi sebuah bangsa. Bangsa yang mempunyai karakter biasanya adalah bangsa yang kuat. Sebaliknya, bangsa yang tidak memiliki karakter tidak akan menjadi bangsa yang maju. Pembangunan karakter merupakan perbaikan kualitas SDM yang bermoral dan beretika.Item EKSPOR CPO (Crude Palm Oil) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DEARAH RIAU(2013-04-23) Syahza, AlmasdiHigh economy growth sometimes does not distribute the regional income equitably and evenly, since high economy growth could only had a chance to benefits certain society, like urbanite, while the society living at the rural areas did not have equal portion and is left behind. To minimize the imbalance, oil palm plantation is being developed and expected as a main exported commodity in Riau province in an effort to reach a high income toward economy level for the rural society. This research wants to know the influence of the export of CPO (Crude Palm Oil) and its influence toward the regional economy growth. The secondary data is analyzed by using OLS model. The result of this research showed that the export of CPO gives significant influence toward the growth of economy in Riau Province.Item THE IMPACTS OF CERTIFICATION POLICY ON TEACHERS’ WORKING PERFORMANCE: A CASE OF RIAU(2014-04-10) Syahza, Almasdi; SuarmanAs professionals, teachers have an important role to play in primary, secondary, and early childhood education. Teacher certification as an effort to boost teacher’s qualification is also expected to improve learning quality and quality education continuously. This study aims at investigating the impact of teacher certification on teachers’ working performance. The Rapid Rural Appraisal (RRA) was used to obtain accurate information related to pedagogic, personal, social, and professional competences. The competences of both certified and uncertified teachers were measured against 78 indicators, and the impact of the implementation of the government’s policy on teachers’ teaching performance was measured using t-test. Results showed that overall there is a difference between certified and uncertified teachers. However, in terms of both junior and senior high school teachers’ pedagogic and professional competences, no difference was found. Statistical tests showed that there is no difference in working performance between certified and uncertified teachersItem Kelapa sawit dan multiplier effect nya di pedesaan(2012-10-21) Syahza, AlmasdiPerkembangan Perkebunan di pedesaan telah membuka peluang kerja bagi masyarakat yang mampu untuk menerima peluang tersebut. Dengan adanya perusahaa perkebunan, mata pencaharian masyarakat tempatan tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah memperluas ruang gerak usahanya pada sektor tertier. Kondisi sebelum pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan setelah adanya kegiatan perkebunan pendapatan masyarakat semakin beragam.Item Kelapa Sawit dan Kesejahteraan Petani di Pedesaan Daerah Riau(2012-10-22) Syahza, AlmasdiPemerintah daerah riau mengembangkan sektor pertanian khususnya sub sektor perkebunan sebagai salah sati alternatif pembangunan ekonomi pedesaan. Komoditif yang dikembangkan adalah kelapa sawit sebagai komoditi utama pembangunan perkebunan kelapa sawit membawa perubahan besar terhadap keadaan masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat pendatang(transmigrasi), karena program pembangunan perkebunan kelapa sawit pada awalnya dikaitkan dengan program transmigrasi. Berkembang nya perkebunan kelapa sawit juga merangsang tumbuhnya industri pengolahan yang bahan bakunya dari kelapa sawit. Kondisi ini menyebabkan tingginya mobilitas penduduk di daerah Riau terutama daerah pengembangan perkebunan kelapa sawit.Item KELAPA SAWIT, DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN(2013-04-23) Syahza, AlmasdiSecara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah mencapai hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2002-2007 pertumbuhan ekonomi Riau sebesar 8,40%, pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Pada tahun 1996 sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi rakyat pedesaan Riau hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2 % sementara sektor industri melaju sebesar 14 persen. Namun pada tahun 2002 sektor pertanian sudah mulai membaik dengan angka pertumbuhan sebesar 6,06 persen, sedangkan sektor industri 12,47 persen. Selama periode 2002-2007 perumbuhan sektor pertanian cukup baik yaitu sebesar 6,79. Tingginya pertumbuhan sektor pertanian karena ditunjang oleh tanaman perkebunan yang berorientasi ekspor seperti kelapa sawit, karet, kelapa dan sebagainya (Almasdi Syahza, 2007a). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi pendapatan yang adil dan merata, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, seperti masyarakat perkotaan, sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan tertinggal. Kesenjangan di daerah ini semakin diperburuk karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan).Item KELAPA SAWIT, DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN DI DAERAH RIAU(2014-04-07) Syahza, Almasdi; SuarmanPropinsi Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia, sampai tahun 2008 luas kebun kelapa sawit sudah mencapai 1.611.382 ha, semuanya itu tersebar di setiap kabupaten/kota Daerah Riau, kecuali untuk kota Pekanbaru hanya seluar 4.007 ha. Penyebaran ini memperlihatkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman primadona masyarakat Riau, bukan saja masyarakat pedesaan, justru juga diminati oleh masyarakat perkotaan. Berdasarkan gambaran perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di Daerah Riau, maka penelitian ini mencoba mengidentifikasi dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat di pedesaan dalam upaya mengetaskan kemiskinan melalui peningkatkan pendapatan masyarakat petani. Pada tahun pertama kegiatan penelitian ini dirumuskan masalah yang diteliti adalah: 1) Apakah kegiatan kelapa sawit dapat menciptakan multiplier effect ekonomi yang besar di daerah pedesaan? 2) Apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah Riau dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan? Berdasarkan gambaran dan permasalahan yang diuraikan, maka maksud melakukan penelitian ini adalah untuk: 1)Mengkaji multiplier effect ekonomi yang diciptakan dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit di pedesaan; 2) Mengkaji tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan sebagai akibat dari pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah ditemukan dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dalam upaya mengetaskan kemiskinan di di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode deskriptif (Descriptive Research). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (petani kelapa sawit) pada daerah terpilih sebagai lokasi penelitian. Lokasi penelitian pada tahun pertama direncanakan di tiga kabupaten di Propinsi Riau, yaitu: Kabupaten Kampar, Pelalawan, dan Siak. Dengan menggunakan rumus Cochran, maka diperoleh ukuran sampelnya sebesar 284 respondenItem Kelapa Sawit: dampaknya Terhadap Pecepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Di Daerah Riau(2012-10-22) Syahza, AlmasdiBagi masyarakat di daerah pedesaan, sampai saat ini usaha perkebunan merupkan alternatif untukmerubah perekonomian keluarga, karena itu animo masyarakat terhadap pembangunan perkebunan masih tinggi. Usahatani kelapa sawit memperlihatkan adanya peningkatan kesejahteraan petani di pedesaan. Pembangunan perkbeunan kelapa sawit di daerah riau telah memberikan dampak terhadap aktivitas ekonomi. Dampak lain yakni terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dalam upaya mengetaskan kemiskinan di Daerah pedesaan.Item KELAPA SAWIT: PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAERAH RIAU(2013-04-23) Syahza, Almasdi; Selva Johan, RinaDi daerah Riau sedang berkembang bermacam proyek pertanian khususnya perkebunan baik perkebunan karet maupun perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh pihak swasta dan BUMN. Kegiatan perkebunan kelapa sawit akan berpengaruh pada perkembangan ekonomi daerah (regional) diluar sektor migas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap ekonomi regional Daerah Riau. Penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder, antara lain: investasi perkebunan, PDRB, luas lahan perkebunan, produksi kelapa sawit, data ekspor CPO, data ekspor komoditi perkebunan lainnya. Untuk mengetahui kontribusi ekspor minyak kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Riau dilakukan dengan analisis regresi. Pembangunan perkebunan kelapa sawit di dearah Riau berdampak terhadap ekonomi regional, antara lain: dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat pedesaan; dapat menekan tingkat ketimpangan antar daerah kabupaten/kota di Riau; meningkatkan ekspor nonmigas daerah, yaitu ekspor produk dari kelapa sawit (CPO). Eskpor CPO sangat mempengaruhi PDRB daerah Riau secara signifikan pada tingkat keyakinan 5% (thitung=2,776>t 5%=2,306).
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »