Browsing by Author "Sujianto, Sujianto"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan Di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-01-03) Mashur, Dadang; Sujianto, Sujianto; Afrizal, Afrizal; Zulkarnaini, ZulkarnainiThe condition of mangrove forests in Bengkalis Regency is now very alarming, caused by the first due to natural factors namely abrasion caused by waves from the strait and secondly because human factors openly cleared mangrove forests by shrimp farming entrepreneurs who allegedly violated the rules and AMDAL and the exploitation mangrove wood that is cut down illegally for social and economic needs, such as the existence of a charcoal trading business, a shaky wood business, and a firewood business. Utilization and development activities in the Bengkalis Regency mangrove ecosystem continue to be carried out without regard to the concept of sustainable development, then Bengkalis Regency has the potential to lose all of its mangrove forests. For this reason, a forest management policy is needed that can truly guarantee the sustainability of mangrove forests so that future generations can enjoy the environmental services of this mangrove forest. At present there are six policies in the form of laws related to the management of mangrove ecosystems. Then each law has a derivative in the form of a Government Regulation (PP), the next policy is at the level of a particular ministry to implement or coordinate the implementation of the law. Damage starts from low, moderate to severe. This has caused the decline in biodiversity and environmental services of mangrove ecosystems due to changes in land function so as to increase disaster risk. Management of mangrove forests in Bengkalis Regency is currently directed to rehabilitation because of the large number of damaged areas so that if the activity is successful, it is expected to restore its ecological function to provide environmental services for the surrounding community and for communities outside the area. However, these rehabilitation activities cannot ignore economic and social issues related to the presence of the surrounding community.Item Konflik Dan Mitigasi Konflik Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus Temminck) Dengan Manusia Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Sekitar Taman Nasional Tesso Nilo Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2019-01-09) Yoza, Defri; Siregar, Yusni Ikhwan; Mulyadi, Aras; Sujianto, SujiantoElephant conflicts with humans occur in areas that are used together by elephants with humans. This study aims to identify people's perceptions of elephant conflict with humans and mitigation of elephant conflict with humans. In this study, the interview method was used with the determination of respondents through purposive sampling. The study was conducted in 2017 in two villages around Tesso Nilo National Park that is Lubuk Kembang Bunga Village and Air Hitam Village. Community perceptions in both villages namely Air Hitam Village and Lubuk Kembang Bunga Village are generally positive about elephants and elephant conflict with humans. The mitigation of elephant and human conflict is expected by the community in two villages in the way of planting commodities that are not prefered by elephants, planting elephant feed on their paths and replanting forests in elephant habitatItem Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Obyek Wisata Alam Di Desa Pulau Gadang Kecamatan Xiii Koto Kampar Kabupaten Kampar(wahyu sari yeni, 2019-07-30) Abdul, Sadad; Sujianto, Sujianto; Ernawaty, Ernawaty; Zulkarnaiani, ZulkarnaianiKebupaten Kampar merupakan salah satu daerah tujuan objek wisata. Umumnya potensi Pariwisata di Kabupaten Kampar belum tergarap secara baik, akan tetapi sangat prospektif untuk dikembangkan. Geografis Kabupaten Kampar yang terdiri dari alam perbukitan dan memiliki keindahan alam sungai-sungai yang mempesona serta suasana kehidupan masyarakat dan budaya daerah yang bersifat khas Melayu Kampar. Sehingga merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Propinsi Riau yang menarik dan akan membuat kenangan indah bagi yang berkunjung ke daerah ini. Untuk memberdayakan masyarakat dalam dunia pariwisata di Kabupaten Kampar ini perlu dilakukan pemberdayaan terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata alam. Pemberdayaan yang diberikan berupa pembentukan kelompok sadar wisata, melakukan inovasi dan menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat yang ditujukan terutama untuk wisatawan. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar, beberapa permasalahan yang muncul dalam mengembangkan pariwisata di Kecamatan Tambang diantaranya ialah minimnya pengetahuan masyarakat sekitar lokasi wisata alam di terhadap sadar wisata yang dapat meningkatkan perekonomian mereka sekaligus dapat mengentaskan kemiskinan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penyuluhan peningkatan apresiasi masyarakat sekitar obyek wisata alam. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa telah berhasil dilaksanakan, hal ini dibuktikan dengan adanya kesesuain materi dengan kebutuhan aparatur pemerintahan desa dan masyarakat, respon positif yang diberikan oleh peserta dan para peserta dapat memahami materi yang telah disampaikan dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar objek wisata.Item Penerapan Konsep Dynamic Governance Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Siak(wahyu sari yeni, 2019-07-29) Mayarni, Mayarni; Sujianto, Sujianto; Mashur, DadangPerubahan lingkungan mendorong lahirnya adaptive policy yang bukan hanya merupakan reaksi pasif pada tekanan eksternal tetapi juga pendekatan proaktif pada inovasi, kontekstualisasi, dan eksekusi. Ide-ide baru juga menghasilkan kebijakan sesuai konteks (adaptive policy) dapat dieksekusi dan menghasilkan dynamic governance. Boon dan Geraldine merumuskan Dynamic Governance sebagai “to how these choosen paths, policies, institutions, and structures adapt to an uncertain and fast changing envinronment so that they remain relevant and effektif in achieving the long-term desired outcomes of society. Reformasi administrasi publik memiliki hubungan yang erat dengan konsep dynamic governance, karena reformasi administrasi publik berorientasi pada perubahan di antaranya dalam implementasi kebijakan publik. Dynamic Governance merupakan suatu konsep untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu pemerintahan / organisasi agar tetap hidup (survive) menghadapi perubahan global yang cepat dan tidak menentu. Organisasi pemerintah / organisasi lainnya tidak boleh statis, keberhasilan kebijakan, strategi, dan program sedang berjalan atau masa lampau tidak menjamin kesuksesan masa depan. Oleh karena itu diperlukan semangat/ dinamika untuk selalu menyesuaikan kebijakan, strategi, dan program dengan perkembangan masa depan melalui thinking ahead, thinking again, dan thinking across. Penerapan konsep dynamic governance di Kabupaten Siak sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dibuktikan bahwa sepanjang tahun 2017, sebanyak 24 penghargaan dan prestasi mereka raih baik itu di tingkat Provinsi Riau maupun di tingkat nasional. Dari 24 penghargaan itu, dapat dikatakan setiap bulannya dua penghargaan diraih daerah bekas kerajaan Melayu Islam itu. Berdasarkan prestasi yang diraih Pemerintah Daerah Kabupaten Siak tersebut menunjukkan kemampuan pemerintah menyesuaikan kebijakan dengan perubahan lingkungan global yang cepat dan tidak menentu sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai menjadi bukti bahwa penerapan konsep dynamic governance telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dengan sangat baik.Item POTENSI SOSIAL EKONOMI EKOSISTEM MANGROVE DI KABUPATEN BENGKALIS(2019-11) Mashur, Dadang; Sujianto, Sujianto; Siregar, Sofyan Husein; Putra, Ridwan MandaThe socioeconomic potential of the mangrove ecosystem is huge, as is the mangrove ecosystem in Bengkalis Regency. Mangrove ecosystem is a buffer and has a multifunctional. Physically, mangroves have an important role in protecting the coast from waves, winds, storms, keeping the coastline stable, preventing abrasion and intrusion, accelerating land expansion and protecting river banks and beaches. Ecologically, the mangrove ecosystem acts as a life support system for a variety of aquatic organisms and terrestrial organisms including the place of fish seeds, shrimp and shellfish, habitat for various birds, and other biota, as a nursery ground, feeding ground, and selter area. Socially and economically, mangrove ecosystems are the source of livelihoods of coastal communities including ponds, wood and non-timber forest products. In addition, mangrove ecosystems contribute to controlling global climate through carbon sequestration. This study uses qualitative methods by conducting in-depth interviews or in-depth interviews. The results found that the mangrove ecosystem in Bengkalis Regency has a value of direct use, value of indirect use, value of choice, value of existence and value of potential mangrove resources to be cultivatedItem Sosialisasi Program Kampung Iklim Di Desa Kampung Pinang Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar(wahyu sari yeni, 2019-03-21) Rusli, Zaili; Sujianto, Sujianto; Mashur, Dadang; Zulkarnaini, ZulkarnainiPemanasan global memicu terjadinya perubahan iklim yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia di muka bumi, termasuk di Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Perubahan iklim telah menyebabkan berubahnya pola hujan, naiknya muka air laut, terjadinya badai dan gelombang tinggi, serta dampak merugikan lainnya yang mengancam kehidupan masyarakat. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana terkait iklim seperti: (a) Kekeringan, banjir dan longsor, (b) Kegagalan panen, (c) Kenaikan muka laut, rob, intrusi air laut, abrasi, ablasi atau erosi akibat angin, gelombang tinggi dan (d) Wabah penyakit malaria dan demam berdarah. Desa Kampung Pinang mempunyai potensi untuk dikembangkan / diberdayakan masyarakatnya melalui Program Kampung Iklim (PROKLIM) dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Untuk itu Desa Kampung Pinang dapat mengusulkan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam kerangka Program Kampung Iklim dapat dilakukan secara bertahap berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan kapasitas dan sumber daya yang tersedia di lokasi setempat.