Browsing by Author "Lukistyowati, Iesje"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item PEMANFAATAN BAHAN ALAMI UNTUK MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT IKAN EKONOMIS PENTING RIAU(2013-05-28) Riauwaty, Morina; Lukistyowati, IesjeA study on histopathology of liver and kidney of Pangasius hypopthalmus that is infected with Aeromonas hydrophila and treated with Curcuma xanthorrhiza Roxb has been conducted on March-July 2012. This study aims to understand the histological structure of the liver and kidney of the fish that is treated with C. xanthorrhiza extract. There were 3 treatments applied. The treated fishes were infected with A. hydrophila (0.1 ml of 109 of A. hydrophila culture) and then were immerse in 3 different concentrations of C. xanthorrhiza extract, they were T1 (0.2 g/l); T2 (0.4 g/l) and T3 (0.6 g/l) for 5 minutes/ day for a 2 weeks period. The negative control were fishes that were not receive any treatment, while the positive control were fishes that were infected with A. hydrophila, and were not treated with C. xanthorrhiza extract. The liver showed vacuolar degeneration in the hepatocyte, necrosis, hemorrhage and hipertrophy in the sinusoid. The kidney showed vacuolar degeneration in the epithelium of renal tubulus, necrosis, haemorrhage and dilation in Bowman’s capsule. Based on data obtained, it can be concluded that immersion of fish in C. xanthorrhiza extract is able to cure A. hydrophila infection on fishItem PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PHYSICAL SELF ASESSMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA FAPERIKA PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KESEHATAN IKAN(2013-05-28) Riauwaty, Morina; Lukistyowati, IesjePenelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa FAPERIKA pada mata kuliah Manajemen Kesehatan Ikan dengan penerapan model pembelajaran langsung kooperatif melalui physical self asessment. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau pada semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan yang mengambil mata Manajemen Kesehatan Ikan yang berjumlah 54 orang (24 perempuan dan 20 laki-laki). Metode pembelajaran langsung (direct instruction) dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mahasiswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dengan pola yang bertahap. Parameter penelitian yang diamati adalah keterampilan proses, hasil belajar mahasiswa, aktivitas belajar mahasiswa dan aktivitas dosen. Prosedur penelitian meliputi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data keterampilan proses, hasil belajar (daya serap, ketuntasan belajar mahasiswa), aktivitas mahasiswa dan aktivitas dosen akan dihitung berdasarkan (Purwanto, 2007) dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa hasil daya serap mahasiswa mengalami peningkatan dari dari 75,44% (cukup) pada siklus I dan menjadi baik (85,55%) pada siklus II, ketuntasan mahasiswa juga mengalami peningkatan dari 81,04% pada siklus I dan 87,93% pada siklus II, aktivitas mahasiswa mengalami peningkatan dari kategori cukup (83,61%) pada siklus I, menjadi kategori baik (90,42%) pada siklus II. Dari hasil ioni dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung melalui physical self assesment dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Manajemen Kesehatan Ikan.Item Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)(2015-04-08) Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, Iesje; MulyadiPenelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais, sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang 10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah. Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8% dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar 26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01- 0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggItem Teknologi Dan Manajemen Produksi Ikan Selais ( Ompok hypophthalmus)(2015-06-11) Adelina; Pamukas, Niken Ayu; Lukistyowati, IesjePenelitian tentang Teknologi dan Manajemen Produksi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) telah dilakukan. Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu paket teknologi melakukan budidaya khususnya pembesaran ikan selais, sehingga ikan ini dapat tersedia secara kontiniu (tidak tergantung musim) untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun pertama telah dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais pada skala laboratorium dengan mengoptimalisasi pemberian pakan, penanganan kualitas air dan penyakit untuk mendapatkan kelulushidupan ikan yang tinggi, efisiensi pakan tinggi dan pertumbuhan ikan maksimal serta melakukan kajian analisis usaha budidaya ikan selais. Pada tahun kedua ini dicoba melakukan pemeliharaan ikan selais di kolam terpal dengan menggunakan resirkulasi sistem akuaponik. Teknologi ini dilakukan melihat keterbatasan lahan dan air bersih akibat polusi di perairan alami. Dengan demikian kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan meminimalkan pemanfaatan sumberdaya air serta ramah lingkungan. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan selais dengan bobot 8,5-10,5 g dan panjang 10-13 cm. Ikan uji ditempatkan pada wadah pemeliharaan berupa bak papan yang dilapisi terpal berukuran 1,3x1,2x80 m3 dan diisi air setinggi 65 cm dengan padat tebar ikan 30 ekor/wadah. Untuk menjaga kualitas air, bak pemeliharaan ikan dilengkapi dengan sistem resirkulasi akuaponik. Kolam terpal dihubungkan dengan wadah filter air yang diisi media filter. Rasio air antara wadah filter dengan wadah pemeliharaan ikan adalah 1 : 1,8. Air dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan ke media filter dengan pompa air yang mempunyai kekuatan 50 watt. Setelah air melewati media filter akan dikembalikan ke bak pemeliharaan ikan dengan pompa air. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 35,8% dan energi 261,67 kkal DE/g. Pakan uji dibedakan atas dua macam yaitu yang bahannya tidak difermentasi dan difermentasi untuk meningkatkan daya cerna bahan. Ke dalam pakan ditambahkan temulawak sebanyak 40 g/kg pakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Ikan uji diberi pakan sebanyak 10% dari biomassa ikan pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setiap 28 hari ikan ditimbang untuk menyesuaikan jumlah pakan yang akan diberi. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 112 hari. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan bobot mutlak dan panjang mutlak ikan, efisiensi pakan, retensi protein dan kelulushidupan ikan dianalisis menurut model RAL. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi resirkulasi akuaponik pada budidaya ikan selais dapat menjaga dan memperbaiki kualitas air sehingga tetap pada kisaran yang dapat ditolerir ikan selais untuk hidup dan bertumbuh. Suhu air selama penelitian berkisar 26-27oC, pH 6-7, oksigen terlarut 3,75-4,83 mg/l, kandungan CO2 6,52-9,18 dan amoniak 0,01- 0,09 mg/l. Ikan selais yang diberi pakan berupa pelet yang bahannya difermentasi mampu meningkatkan kecernaan pakan dan menambah aroma pakan sehingga efisiensi pemanfaatan pakan menjadi lebih tinggi dan menyediakan energi yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan ikan menjadi lebih baik. Temulawak yang ditambahkan ke dalam pakan mampu meningkatkan daya tahan ikan sehingga ikan dapat terhindar dari serangan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghasilkan kelulushidupan ikan selais yang tinggi.