Browsing by Author "Herawati, Netti"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item Evaluasi Mutu Dan Analisis Usaha Pembuatan Kukis Berbasis Tepung Biji Nangka Dan Tepung Tempe(2015-08-04) Rahmayuni; Herawati, Netti; Yusmarini; Harun, Noviar; Sabar, HarriThe purpose of this research was to examine the potential of jackfruid seed flour for cookies added with tempe flour. It was a kind of experimental research by using Complete Randomized Design (CRD) with four treatments and four replications. The treatments were P1 (jackfruid seed 75%, tempe flour 25% ), P2 (jackfruid seed flour 70%, tempe flour 30%), P3 (jackfruid seed flour 65%, tempe flour 35%), P4 (jackfruid seed flour 60%, tempe flour 40%). Parameter observed were moisture content, protein levels, and color al wen as. Data were analized using ANOVA and DNMRT the level of 5%. The results show that the ratio of jackfruit seed flour and tempe flour in each treatment had significant affected to the moisture content, protein levels, and to the colour of cookies. Compared with the best treatments in this research was P2. Financial analysis using RCR and BEP showed that this product feasible become small scale industryItem Kualitas Pendidik Dan Pelaksanaan Program Gizi Dan Kesehatan Di 3 Tipologi Wilayah Berbeda(2016-03-02) Herawati, Netti; Setiaries, Vonny; Novianti, Ria; NurlitaKekurangan Energi dan Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), anemia akibat kekurangan zat besi dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia. PAUD melalui program pendidikan gizi berperan penting dalam pembentukan kebiasaan dan perilaku makan karena manusia tidak terlahir dengan kemampuan memilih makanan. Pendidikan Gizi di PAUD mempengaruhi Keberhasilan pendidikan gizi di PAUD dipengaruhi kualitas Pendidik, Sekolah dan tipologi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompetensi Gizi pendidik dan Pelaksanaan program gizi di tiga tipologi wilayah. Hasil ini dipakai basis merumuskan mode efektif Pendidikan Gizi di PAUD Penelitian ini melibatkan 12 kabupaten/kota di provinsi Riau yang dikelompokan mejadi 3 tipologi wilayah (perkotaan, pertanian dan perairan). Pendidik yang terlibat 50 orang per kab kota sehingga totalnya 600 pendidik. Uji kompetensi praktik dan teori tentang bermain dengan anak, pemberian makan minum dan komunikasi dilakukan per individu pendidik. Kompetensi dikategorikan menjadi kurang (skor<60) dan baik (skor≥60) Kualitas sekolah dinilai dengan menggunakan kuisioner. Skor kompetensi dari Hasil uji tertulis nyata lebih besar dibanding praktik. Hasil uji tertulis menunjukan rata-rata skor kompetensi Pemberian makan-minum, mengajak bermain dan komunikasi untuk masing-masing 49, 43 dan 41. Antar wilayah Berbeda Nyata untuk kompetensi pemberian makan dan minum pada anak (P=0,00) juga pada kompetensi komunikasi (P=0,00) namun Berbeda Tidak Nyata utuk kompetensi Bermain dengan Anak (P=0,108). Hasil uji praktik menunjukan rata-rata skor kompetensi pemberian makan-minum, mengajak bermain dan berkomunikasi praktek 34, 42, 42. Antara wilayah Berbeda Tidak Nyata Rata-rata persentase anak yang PAUDnya melaksanakan program Gizi dan Kesehatan relatif masih rendah (36%) dengan persentase paling tinggi terdapat di wilayah Perkotaan (50%) sedangkan yang terendah terdapat di wilayah perairan sebesar 21% sedangkan wilayah pertanian 36%.Item Kukis Non Glutein Kaya Kalsium Dan Protein(2015-08-04) Herawati, Netti; Sipayung, ErvisaPenelitian kukis berbahan tepung ubi jalar ungu, tepung tempe dan tepung udang rebon dan minyak sawit merah telah dilakukan untuk memperoleh kukis non glutein yang kaya protein dan kalsium untuk mensuport kebutuhan zat gizi sekaligus dapat mencegah bahaya timbal pada anak usia dini baik bagi anak normal maupun penyandang autis. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 ulangan dan 4 perlakuan tepung tempe dan udang rebon masing-masing K1: 20% dan 1%, K2: 15% dan 6%, K3: 10% dan 11%, K4: 5% dan 16%. Perlekuan berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar dan kadar kalsium. Penggunaan kedua tepung tersebut juga memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian organolpetik secara deskriptif baik dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur. Sementara dari penilaian organoleptik secara hedonik penggunaan tepung tersebut hanya memberikan pengaruh nyata terhadap warna saja. Berdasarkan dari hasil analisis kimia dan penilaian organoleptik, maka kukis terbaik dari keempat perlakuan tersebut adalah kukis K2 yang memiliki kadar air (2,33%), kadar abu (1,88%) dan kadar protein (12,54%), kadar serat kasar (2,11%) dan kadar kalsium (2,67%). Kukis K2 dari segi penilaian organoleptik dapat diterima baik oleh panelis dewasa maupun panelis anak-anak. Kukis K2 diperkirakan dapat memenuhi 20% Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein anak usia 1-3 tahun dan 13 % AKG Protein anak usia 4-6 tahun jika dikonsumsi 10 keping kukis K2 dengan berat 4 gram per keping. Kukis K2 juga diperkirakan dapat mensuport seluruh kebutuhan anak usia 1-6 tahun jika dikonsumsi 5 keping kukis K2 dengan berat 4 gram per keping.Item Pengembangan Gizi Dan Pangan Secara Holistik Dalam Mewujudkan Anak Usia Dini Yang Berkualitas(2012-11-11) Herawati, NettiTerdapat tiga masa penting dalam kehidupan manusia yang ternyata menjadi penentu kualitas hidup manusia selanjutnya yaitu masa janin, masa menyusui 0-2 tahun dan masa anak berumur 4-6 tahun. Kehamilan merupakan masa awal yang amat penting dan menentukan selanjutnya. Kualitas SDM ditentukan kualitas tumbuh kembang otaknya. Berbeda dengan pola pertumbuhan organ tubuh lainnya, pola pertumbuhan otak menunjukkan sebagian besar pertumbuhannya terjadi selama masa janin.Terdapat dua titik utama dalam pertumbuhan otak. Pertama, sekitar masa kehamilan 32 minggu, kedua sekitar anak berumur 15 bulan. Gizi yang cukup selama kehamilan akan menghasilkan bayi dengan berat otak dan jumlah sel otak yang optimal. Pada saat lahir 2/3 jumlah sel otak telah terbentuk tapi berat otak baru mencapai sepertiganya. Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar pembelahan sel otak terjadi pada saat janin dalam kandungan. Dalam kandungan, sel-sel otak janin bertambah banyak dengan kecepatan sekitar 250 ribu sel setiap menit. Bila ibu hamil kekurangan gizi, jumlah sel otak anak yang dilahirkannya bisa separuh saja dari yang dimiliki anak sehat. Itulah sebabnya mengapa masa janin disebut masa kritis yang menetukan karena saat ini merupakan fase pesat tumbuh-kembangItem Pengembangan Gizi Dan Pangan Secara Holistik Dalam Mewujudkan Anak Usia Dini Yang Berkualitas(2015-01-21) Herawati, NettiKualitas SDM Indonesia saat ini sering mendapat sorotan mengingat peringkat kualitas SDM Indonesia relatif rendah. Menurut laporan UNDP tahun 2007/2008, berdasarkan Human Development Index (HDI) Indonesia berada pada rangking ke 107 dari 173 negara, jauh dibawah malaysia (rangking ke 59) dan merupakan rangking terendah di ASEAN bahkan peringkat Indonesia berada dibawah Vietnam. Indeks Kualitas Manusianya (HDI) sama dengan Senegal dan Pantai Gading, dua negara yang selama ini jarang disebut namanya. Rendahnya kualitas SDM ini juga diikuti dengan rendahnya kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil studi "kemampuan membaca"siswa SD yang dilaksanakan oleh International Educational Achievement (lEA) diketahui bahwa siswa SD di Indonesia berada diurutan ke 38 dari 39 negara. Hasil penelitian The Third International Mathetmatics and Science Study Repeat tahun 1999 menunjukan kemampuan siswa kita di bidang IPA berada diurutan ke 32 dari 38 negara yang diteliti dan di bidang matematika berada di urutan ke 34 dari 38 negara yang diteliti. Selain itu secara umum dari sisi kinerja, etika dan moral, Indonesia sering juga mendapat imej negatif. Masalah-masalah kualitas SDM yang sedang kita hadapi saat ini sesungguhnya berhubungan dengan sejauhmana kepedulian kita terhadap gizi masa janin dan usia dini. Kualitas gizi pada masa janin dan usia dini ternyata tidak saja mempunyai dampak jangka pendek tapi lebih dari itu berdampak jangka panjang (ACC/SCN 2000). Bagaimana kualitas gizi mereka hari ini akan menentukan kualitas bangsa dimasa depan. Gizi dan Pangan merupakan determinan penting terhadap kualitas sumber daya manusia seperti sebuah ungkapan yang menyatakan : 'Tell me what They Eat and I can Tell You What They are". Gizi dan Pangan adalah bahan dasar pembentuk sel otak, organ penting dan seluruh komponen tubuh.Item Pengembangan Kukis Rendah Glutein Dari Tepung Sukun, Mimyak Sawit Merah, Tepung Tempe Dan Tepung Udang Rebon(2015-08-03) Herawati, Netti; Setiares, Vonny; Ayu, Dewi FortunaPenelitian formulasi kukis dengan bahan dasar minyak sawit merah, udang rebon dan tepung tempe telah dilakukan untuk meningkatkan asupan gizi dan mencegah bahaya timbal pada anak balita. Terdapat 4 jenis kukis yang diteliti yaitu kukis standar dan 3 kukis perlakuan yaitu: kukis A (T14M18,6R1) dengan kombinasi 14% Tepung Tempe, 18,6% Minyak Sawit Merah, 1% Udang Rebon; Kukis B (T10,5M13,9R3) dengan kombinasi 10,5% Tepung Tempe, 13,9% Minyak Sawit Merah, 3% Udang Rebon dan Kukis C (T7M9,3R5) dengan kombinasi 7% Tepung Tempe, 9,3% Minyak Sawit Merah, 5% Udang Rebon. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kukis terbaik menurut uji organoleptik (rasa, bau, warna tekstur) dan penilaian kandungan gizi (kadar air, abu, protein dan lemak) adalah Kukis A dengan kadar air 5%, kadar abu 3%, protein 19,7% dan kadar lemak 30,2%.Item Potensi Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dalam Pembuatan Kukis Dengan Penambahan Tepung Tempe(2015-08-04) Herawati, Netti; Rahmayuni; Yusmarini; Harun, Noviar; Sabar, HarriThe purpose of this research was to examine the potential of jackfruid seed flour for cookies added with tempe flour. It was a kind of experimental research by using Complete Randomized Design (CRD) with four treatments and four replications. The treatments were P1 (jackfruid seed 75%, tempe flour 25% ), P2 (jackfruid seed flour 70%, tempe flour 30%), P3 (jackfruid seed flour 65%, tempe flour 35%), P4 (jackfruid seed flour 60%, tempe flour 40%). Parameter observed were moisture content, protein levels, and color al wen as. Data were analized using ANOVA and DNMRT the level of 5%. The results show that the ratio of jackfruit seed flour and tempe flour in each treatment had significant affected to the moisture content, protein levels, and to the colour of cookies. Compared with the best treatments in this research was P2.