Browsing by Author "Faisal, Gun"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
Item Akit’s house: identification of vernacular coastal architecture in Meranti Island(Dody, 2019-07-06) Faisal, Gun; Amanati, RAkit people can be found on Meranti islands near east coast Sumatra. Their houses made mainly by wood construction as stilt type house. The roof of the house was made by leaves, and bark of the tree was used on house wall. Nowadays, some changes have occurred on this vernacular house. The changes are not only as responding to the environment, environment but also are affecting by way of their life. In turn, this changing becomes an interesting phenomenon, particular comparing to the house on other islands. This research has conducted in qualitative research approach to identify how the changes of the house. Field data gathered by a range of methods such as observation, story-telling, and documentation. The data are analyzed and interpreted within an iterative process to expand understanding of the house’s changing. This research offers an architectural insight into how the vernacular houses are changing.Item Architecture And Socio-Cultural Life: Redefining Malay Settlement on the east coast of Sumatera(2018-01-04) Firzal, Yohannes; Faisal, GunIn general speaking, Malay settlement is mostly found in traditional compound which is known as kampung that is arranged in a particular pattern. The pattern was documented by Sir Thomas Raffles who noted that Malay’s kampong must have been on or near coast, and not in the interior of a land. Indeed, on the east coast of Sumatera, there can be also found a koto, which is identified as a small compound where the oldest settlement and traditional houses are preserved by a community. This paper is written based on qualitative approach by collecting and structuring field data through several methods such as observation, fieldwork study, interviews, and group discussion. Through this paper, it is used to show Malay’s life is not only built in the sea life and trading community, but also is constructed in riverine life that has brought the culture deep into the interior of Sumatra. In this regard, this research has found the changing the way of Malay life has affected on Malay settlement. Therefore, research in this theme becomes significant in order to find out the life of today’s Malay.Item ARSITEKTUR MELAYU: RUMAH MELAYU LONTIAK SUKU MAJO KAMPAR(Dody, 2019-06-06) Faisal, GunArsitektur melayu memiliki tipologi yang sangat banyak, diantaranya rumah melayu Limas, rumah Lontiak, rumah Begonjong, rumah beratap Layar dan Bersayap, rumah Melayu Peranakan (campuran etnis China), serta beberapa tipikal rumah melayu lainnya. Selain memiliki 4 (empat) ruangan yaitu selasar, rumah induk, telo dan penanggah, rumah melayu juga memiliki ornamen yang terdapat pada atap lisplank dan dinding serta tiang rumah. Salah satu rumah tradisional yang ada di kabupaten Kampar yaitu Rumah Lontiok (Lentik) Melayu Majo. Tulisan ini mengidentifikasi dan mendokumentasikan rumah ini sebagai salah satu bangunan melayu yang perlu dijaga dan dilestarikan. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini dikarenakan objek penelitian yang sudah hilang dimakan usia. Teori tentang arsitektur Melayu dan ornamen bangunan Melayu sebagai background knowledge dengan didukung informasi yang diperoleh dari literatur dan data dilapangan serta pelaku kegiatan dalam lingkup penelitian. Pengolahan dan analisis data dilanjutkan dengan mengevaluasi dan membuat sketsa dan penggambaran ulang, kemudian diakhiri dengan penyusunan hasil temuan lapangan. Secara umum rumah ini dibagi kedalam 2 (dua) masa bangunan, bagian pertama yaitu rumah induk, dan yang kedua yaitu dapur, terdapat penghubung antara rumah induk dan dapur. Rumah melayu Majo merupakan bangunan bertipologi panggung dengan ciri khas atap Lontiak. Ornamen yang pertama kali terlihat pada rumah ini adalah Selembayung atau Tanduk Buang, terdapat pula ornamen seperti tombak terhunus yang disebut tombak-tombak begitu juga dengan sayap layang-layang yang terletak pada keempat sudut atap. Bermacam jenis ukiran juga terdapat pada setiap sudut bangunan ini.Item Bentuk arsitektur sebagai media komunikasi ritual pengobatan suku Akit di pulau Rupat(Dody, 2019-07-06) Faisal, Gun; Gustina Sari, GennySalah satu bentuk aktivitas komunikasi terjadi pada ritual Bedekeh yang dilakukan oleh Suku Akit di Pulau Rupat. Ritual Bedekeh merupakan sebuah ritual pengobatan dimana seorang Bomo (dukun) menjadi perantara antara si sakit dengan arwah nenek moyang yang dipercayai mampu menyembuhkan penyakit. Dalam ritual Bedekeh terdapat aktivitas komunikasi ritual yang sarat dengan makna dan simbol khususnya dari segi bangunan arsitektur serta peralatan yang digunakan Bomo dalam ritual ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana bentuk arsitektur berfungsi sebagai media pengobatan masyarakat suku Akit. Kajian ini membahas bentuk tidak hanya sebagai bagian dari arsitektur tetapi juga bagian dari ritual dan kebudayaan. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dimulai dengan mengkaji bentuk arsitektur vernakular dan ritual Bedekeh sebagai background knowledge, dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi mengenai tata cara dan ritual pengobatan tersebut. Selanjutnya melihat elemen-elemen arsitektur yang terdapat dalam cara pengobatan beserta fungsi dan maknanya. Berdasarkan temuan lapangan, model Rumah Roh (Huma) dan Istana (Balai) digunakan sebagai media komunikasi antara Bomo (dukun) dengan para roh, jin, maupun hantu. Bentuk dari model Huma dan Balai tersebut tercipta dari wahyu atau bayangan, maupun mimpi Bomo sesuai dengan keinginan roh tersebut. Proses pembuatan Balai dilakukan oleh Bomo dan keluarganya, sedangkan model Huma dikerjakan oleh keluarga pasien dan tetangga pasien. Jika dilihat dari proses terciptanya bentuk dari Balai dan Rumah Roh tersebut, bentukan itu terlihat lazim seperti bentuk dari rumah suku Akit itu sendiri.Item A Characteristic Study on the Designs and Materials of the Talang Mamak Tribe Housing(2018-01-04) Faisal, Gun; Wihardyanto, DimasThe Talang Mamak tribe is one of the tribes in Indonesia that relatively maintains a lifestyle of hunting and scavenging even though they now own permanent residence and farming lands. The aim of this study was to discover the characteristic designs and materials used in building the houses of the Talang Mamak tribe. The method used was the grounded theory method based on the open coding, axial coding and selective coding techniques. This method groups the houses of the Talang Mamak tribe according to a variety of structures and materials used in order to study their characteristic designs. The results of this study was that the characteristic designs of a Talang Mamak house is a simple building that are similar to the houses of the Austronesian tribe. Both have square-based shape, stilts, gable shaped and the frame of the structure is covered with a construction belt. The materials used by the Talang Mamak tribe to build their houses represents the location of their house and their environmental preserving lifestylesItem Domestic Architecture: The Character of the Lum’s House in Bangka Island(2018-01-04) Faisal, Gun; Wihardianto, Dimas; Firzal, YohannesLum people is knows as non-Muslim Malay and can be found mostly in northern part of Bangka island where their daily life is mainly found as fishermen. The word of Lum itself is originated from Belum – not yet – which is meant possession of no religion. Through by the time, Lum’s life was transforming including their social-life and also their house. As one kind of vernacular houses, it has built through long period of time in sea-life tradition, but is changing. In this regard, character of Lum’s house has been put in question. Using a qualitative approach, this grounded theory research was aimed to find variety character of Lum’s house. Therefore, this research was conducted in several methods in order to find data directly from the field. In this sense, field survey became the main tool such as general observation, visual mapping, documenting, and interview. The data were inductively analysed through coded-process in three stages; open coding, axial coding, and selective coding. Then, this paper shows that the way in which Lum people life has became the main influence on the changing character of the house.Item Identifikasi Arsitektur Vernakular Pesisir: Konstruksi Rumah Suku Akit Di Kepulauan Meranti(2018-01-04) Faisal, Gun; Amanati, RatnaRumah orang Akit dapat digambarkan secara kasat mata terbuat dari bahan kayu bulat, dinding dan lantai terbuat dari kulit kayu. Sedangkan atapnya terbuat dari daun kepau atau daun rumbia. Rumah orang Akit biasanya berbentuk panggung dan menggunakan tangga yang terbuat dari kayu. Bagian depan umbaumba atau teras sebagai tempat beristirahat, kamudian ruang utama dan dapur. (Limbeng, 2011). Perkenalan dan persinggunan suku Akit dengan penduduk yang berasal dari suku lainnya juga mempercepat terjadinya perubahan dan penyesuai terhadap kontruksi rumah suku Akit (Faisal, 2017). Perubahan rumah suku atau orang Akit terjadi karena perubahan cara hidup masyarakat, tradisi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kehidupan yang terus berkembang, dan pengetahuan serta teknologi yang dari luar yang masuk ke masyarakat mempengaruhi bentuk rumah suku Akit. Penelitian ini mengidentifikasi dan mempelajari konstruksi rumah suku Akit, dimana didefiniskan sebagai salah satu bentuk dari adaptasi, adopsi, atau pun negosiasi antara sesuatu yang lama dan baru. Hal tersebut terkadang dapat diamati dengan kasat mata, perubahan identitias arsitektur direkam dari transformasi pola permukiman Suku Akit di Kepulauan Meranti. Metode penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalistik digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengidentifikasi konstruksi rumah vernakular suku Akit dan melihat perubahan bentuk dan ruang terkait perubahan budaya masyrakat suku Akit tersebut. Penelitian ini berpedoman pada teori vernakular, teori konstruksi dan teori tentang perubahan kebudayaan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi. Dari Penelitian ini ada beberapa hal yang bisa disimpulkan; Perubahan dalam arsitektur domestik seputar perubahan pola ruang dalam. Perubahan ekspresi dengan penambahan ruang luar disebut Selaso sebagai foyer. Terakhir, bahan berubah dari bahan lokal sederhana menjadi lebih kompleksItem Malay wood carving: The Godang house at Koto Sentajo(Dody, 2019-07-06) Faisal, Gun; Firzal, Yohannes; Kuswoyo, IndraMalay house varies in roof forms such as Limas, Lontiok, Bagonjong, Kajang, Layar, Crossbreed. The house can be identified from its shape, stage, saddle roof, and finials. The house is also enriched by ornaments and carved panel with in certain philosophies and meanings. One of Malay houses is known as a Godang house which can be found at Koto Sentajo. However, this house shows how Malay house is starting about to change. It can be found from wood shifting material, and less ornament used today. This paper investigates on the Godang house in order to understand the changing, the meaning, and preserving Malayness. Qualitative research approach was used to obtain data and information. It has also added with interviews to local ethnic leaders. Field data is analyzed by open coding, axial coding, and selective coding techniques to find variation of wood carving. The finding shows about house layout and typologies of wood carving such as engraving panel on windows. Another carving motif has figured out that is known as Pinang-Pinang, Gasing, Terali Biola, Wajid, Lebah Begantuang, Awan Larat, Kaluk Pakis and Semut Beriring that are carved on the house.Item Morfologi Permukiman Pesisir pada Daerah Aliran Sungai di Kota Dumai(2016-04-26) Rijal, Muhammad; Faisal, GunFenomena-fenomena dari aktifitas normalisasi dan pemanfaatan fungsi lahan basah disekitar DAS kawasan pesisir Kota Dumai, telah mengakibatkan terjadinya percepatan aliran, sehingga cadangan air diatas permukaan tanah menjadi berkurang. Fenomena ini membuat karakterisitik lahan berubah dan berdampak pada perkembangan lahan permukiman yang ada di Kota Dumai. Perubahan bentuk lahan yang awalnya berfungsi sebagai lahan pertanian yang dominan, menjadi lahan permukiman akibat perubahan karakteristik lahan pada kawasan pesisir di Kota Dumai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi permukiman pesisir pada DAS di Kota Dumai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan cara melihat perkembangan sejarah permukiman pada kawasan pesisir yang diakibatkan oleh fenomena-fenomena dari aktifitas normalisasi dan pemanfaatan fungsi lahan basah disekitar DAS kawasan pesisir Kota Dumai. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadinya pengeringan lahan basah disepanjang DAS pada pesisir Kota Dumai, hal ini dibuktikan dengan cepatnya laju pertumbuhan permukiman. Sehingga telah terjadi perubahan bentuk lahan dalam hal fungsi permukiman yang sudah bertransformasi dari lahan pertanianItem PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGANDESA WISATA ADAT KOTO SENTAJO KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU(Dody, 2019-07-08) Faisal, Gun; Sulistyani, Andri; Gustina Sari, Genny; Yesicha, Chelsy; Firzal, Yohannes; Safri, SafriPariwisata merupakan sektor unggulan dalam Nawacita dan strategi pembangunan nasional, yaitu pembangunan Indonesia dari daerah pinggiran dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta mewujudkan kemandirian dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Salah satu perwujudan partisipasi perguruan tinggi dalam hal ini adalah penyiapan sumber daya manusia lokal sebagai pengelola potensi kewilayahan melalui program desa binaan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menyiapkan desa Koto Sentajo sebagai destinasi wisata desa adat unggulan Provinsi Riau. Program pemberdayaan dilaksanakan dengan cara menganalisis ragam sumber daya pariwisata desa, penyiapan masyarakat sadar pola hidup sehat, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pembinaan dan pendampingan lapangan terhadap pimpinan masyarakat serta kelompok sadar wisata Koto Sentajo. Analisis situasi menemukan bahwa desa adat ini dicirikan oleh 27 Rumah Godang lestari dari empat suku yang bermukim, yaitu Suku Melayu, Suku Patopang, Suku Piliang, dan Suku Chaniago, berserta kelengkapan budayanya. Atraksi tambahan didominasi oleh adat Sentajo, berupa pacu jalur, sosoran pondam pandekar tuah (silat randai), tradisi makan bersama di rumah adat, serta atraksi alam berupa areal perkebunan, sungai, sawah, dan hutan adat yang siap dikembangkan. Kelemahan yang ditemukan berupa sanitasi lingkungan yang kuang baik, ketidaksiapan amenitas, dan atraksi yang monoton. Dengan demikian, pendampingan lanjutan masih terus dibutuhkan, terutama dalam pembentukan industri kreatif dan jasa layanan pariwisata yang baik.Item Studi Tata Ruang Rumah Tinggal Suku Talang Mamak (Spatial Study Talang Mamak Tribe House)(2016-04-26) Faisal, Gun; Wihardyanto, DimasThe Talang Mamak tribe, one of Indonesian tribe, still practices the hunting and gathering of natural produce despite the fact that among them have chosen to settle permanently and doing farming activities. The aim of this research is to study the characteristics of the Talang Mamak house. The method used in this research is grounded theory method, based on the open coding, axial coding as well selective coding techniques. The method used to find the variation layout of the houses and then evaluate the characters and concept of the layouts. The conclusion of this study is that the core of the Talang Mamak house is based on the connectivity of four rooms namely: Ruang Haluan, Ruang Tangah, Ruang Tampuan and Pandapuran. The house has an open layout where all daily household activities are done without barriers. The social status of the owner is identified by house’s furniture and staf.Item Study of Vernacular Coastal Architecture: The Construction of Akit’s House in Rupat Island(Dody, 2019-07-06) Faisal, Gun; Firzal, Yohannes; Rijal, MuhammadAkit’s house is made mainly by a wood construction, and found as a stilt type house. Roof of the house is made by leaves, and skin of tree is still used as its wall. Nowadays, some changes have occurring on this vernacular house. In turn, this changing becomes an interesting phenomenon, particular on its construction of the house. This research has conducted in qualitative approach in order to find how the changes of the house. Field data gathered by a range of methods such as observation, story-telling, and documentation. The data are analysed and interpreted within an iterative process to expand understanding of the house’s changing. Thus, this research offers an architectural insight into how the cultural life affects on Akit’s houseItem Tipologi Elemen Pembayang Kenyamanan Termal Pada Bangunan Disepanjang Jalan Jendral Sudirman Kota Pekanbaru(2016-04-26) Faisal, Gun; Rangkuti, Gladies Imanda UtamiPada tahun 2013 tercatat suhu udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 22,60°C sampai 34,6°C dengan kelembaban udara rata-rata 79,14 persen. Tingginya suhu ini berdampak pada penambahan pemanfaatan energi untuk kepentingan kenyamanan bangunan. Bangunan menjadi pengkonsumsi terbesar energi akibat penggunaan pendingin ruangan, begitu juga dengan bangunan di Kota Pekanbaru yang hampir seluruhnya menggunakan Air Conditioner. Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan energi adalah pemanfaatan elemen pembayang termal bangunan. Penggunaan Air Conditioner yang memakan banyak energi, digantikan oleh penghawaan alami dengan menggunakan elemen-elemen arsitektur yang dapat mengurangi panas bangunan. Penelitian ini akan membahas tentang bagaimanakah sistem dan tipe elemen pembayang bangunan yang mempengaruhi termal bangunan yang ada di Pekanbaru, sehingga kita dapat mengetahui karakter dan bentuk dari elemen yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi sistem dan tipe elemen dari bangunan di Pekanbaru, dimana elemen-elemen tersebut merupakan salah satu cara bangunan dalam mengatasi kondisi iklim. Metode penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalistik sangat sesuai digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengidentifikasi tipologi elemen pembayang bangunan yang terdapat di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru-Riau. Penelitian ini berpedoman pada teori tipologi, teori termal dan elemen pembayang bangunan untuk mengidentifikasi tipe-tipe elemen pembayang bangunan yang terdapat di kawasan Jalan Jendral Sudirman tersebut. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat dua tipe elemen pembayang bangunan di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Kota Pekanbaru- Riau yang didasarkan pada bentuk, dan jumlah elemen pembayang bangunan. Yaitu tipe elemen Pembayang bangunan berdasarkan jumlah elemen pembayang dan tipe Elemen Pembayang bangunan berdasarkan jenis pembayangnyaItem Tipologi Pintu Rumah Tradisional Dusun Pucung, Situs Manusia Purba Sangiran(2016-04-26) Faisal, Gun; Wihardyanto, Dimas; Roychansyah, Muhammad SaniPintu merupakan elemen penting dalam suatu bangunan, terutama rumah tinggal. Pintu adalah jalur sirkulasi antara ruang dalam dan luar bangunan. Rumah di Dusun Pucung memiliki pintu yang terbilang unik, baik dari segi jumlah, bentuk dan ornamennya, yang mana penggunaannya memiliki maksud dan tujuan tersendiri bagi setiap pemiliknya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengklasifikasikan pintu rumah tradisional yang berada di Dusun Pucung. Pendekatan penelitian dilakukan secara kuantititatif dan kualitatif, pengambilan data melalui survey lapangan, diiringi dengan studi literatur, studi kawasan, teoritikal, studi empiris terhadapt laporan penelitian terdahulu. Analisa data diawali dengan perumusan karakter umum pintu bangunan kawasan, penentuan pintu bangunan yang sesuai kriteria penelitian, penggambaran ulang (redrawing), pengelompokan dan kategorisasi tipikal elemen pintu bangunan. Penelitian ini pada akhirnya dapat mentipekan desain elemen pintu rumah tradisional yang berada di kawasan konservasi Situs Manusia Purba Sangiran, yang termasuk kedalam kawasan World Heritage. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 6 (enam) tipe pintu rumah tradisional Dusun Pucung. Tipe pintu tersebut berdasarkan 2 kategori, yaitu berdasarkan jumlah; pintu satu, tiga, serta lima, dan berdasarkan materialnya, ada pintu yang terbuat dari bambu (gedhek), kayu, dan kayukaca.Item TRANSFORMASI HUNIAN VERNAKULAR SUKU DUANU, PESISIR TIMUR SUMATERA(Dody, 2019-07-06) Faisal, Gunterritory. They were mostly found as sea-gypsy who live on canoes that was close to sea shore area. Along with time and acculturation, today’s Duano people have starting inhabit at seaside area, and are dwelling at stilt house which is found as a vernacular house pattern. Therefore, this is interesting to investigate how transformation of the pattern. Qualitative research approach in rationalistic paradigm is used in this research. By focusing on looking at changes in pattern of shape and space, daily values, perceptions, as well as on other ongoing changes at Duanu. The findings in the field show that the transformation of the Duanu’s house are occured due to acculturation and negociation of daily cultural life, accepting update outside information that come to Duanu people, and is also through government intervention.Item Transformasi Identitas Arsitektur Vernakular Pesisir: Tinjauan Kasus Permukiman Suku Akit Di Pulau Rupat(2018-01-04) Faisal, Gun; Firzal, YohannesJamak terjadi perubahan pola permukiman beriringan dengan perubahan identitas arsitektur. Hal ini juga dapat didefiniskan sebagai salah satu bentuk dari adaptasi, adopsi, atau pun negosiasi antara sesuatu lama dan baru yang terkadang dapat diamati dengan kasat mata. Dalam kasus ini, perubahan identitias arsitektur direkam dari transformasi pola permukiman Suku Akit di Pulau Rupat yang berada di Selat Melaka. Metode penelitian kualitatif dengan paradigma rasionalistik digunakan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mengidentifikasi rumah vernakular Suku Akit dan melihat perubahan bentuk dan ruang terkait perubahan budaya dan identitas masyrakat Suku Akit tersebut. Penelitian ini berpedoman pada teori vernakular, teori ruang dan teori tentang perubahan kebudayaan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi. Studi ini juga menemukan bahwa persinggungan suku animesme ini dengan penduduk lain telah membawa perubahan lebih jauh. Dalam hal ini, kondisi dan komposisi sosial budaya permukiman juga berperan dalam perubahan identitas arsitektur vernakular seperti pembagian ruang, konstruksi rumah, tempat sembahyang/sesajian, atapun terkait tradisi hidup keseharian. Pada akhirnya, transformasi yang terjadi dapat disimpulkan tidak hanya terjadi secara sosial kemasyarakatan, tetapi juga terjadi pada identitas arsitektur vernakular