Browsing by Author "Edwina, Susy"
Now showing 1 - 17 of 17
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK(2014-02-24) Edwina, Susy; Putra, Dany VarianPeningkatan limbah perkebunan kelapa sawit telah menimbulkan masalah baru yang perlu diantisipasi. Penerapan sistem integrasi sapi dengan kelapa sawit merupakan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan ternak ternak sapi sebagai pabrik hidup yang memanfaatkan limbah pelepah sebagai pakan, sekaligus pabrik penghasil pupuk organik. Penerapan sistem integrasi telah dilakukan Kelompok Tani Maju Bersama yang memiliki 3 kandang sejak tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya produksi usaha pengolahan pakan dari limbah pelepah kelapa sawit dan limbah agroindustri. Penelitian ini diawali sejak Bulan Januari 2011 di Desa Bukit Harapan Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei terhadap usaha pengolahan pakan ternak sapi. Penentuan Kelompok Tani ”Maju Bersama” secara purposive sebagai kelompok yang memiliki ternak sapi secara swadaya dan menggunakan pelepah sawit sebagai bahan pakan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan biaya produksi tertinggi pada kandang I, Rp 820.790,26 dengan rataan Rp. 436.019,35 per kandang per hari, terdiri dari biaya tenaga kerja, penyusutan alat, sewa lahan, serta pengadaan bahan baku dan bahan penunjang. Biaya produksi terendah pada kandang 2 dengan jumlah ternak lebih sedikit dari kandang 1 dan 3. Namun jika dihitung dari total biaya produksi, pengeluaran terendah pada kandang 1. Biaya yang dikeluarkan pada tiap kandang sebanding dengan jumlah ketersediaan pakan, biaya produksi terendah pada kandang 1 dengan ketersediaan pakan dibawah kebutuhan normal, rataan biaya pakan per ekor sapi per hari Rp. 4.654,79. Komponen biaya terbesar berupa biaya variabel sebesar 82,42 persen, pengeluaran tertinggi untuk pengadaan pelepah, menyerap 52,98 persen dari total biaya variabel. Kondisi ini membutuhkan upaya yang lebih efektif dan ekonomis untuk mengurangi biaya pengadaan pelepah yang dihitung dengan pendekatan nilai ekonomis berdasarkan biaya untuk upah tenaga kerja dan biaya transportasi dari kebun ke lokasi pengolahan pakanItem Analisis Usaha Karet Esk Pola Tcsdp Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar(2017-07-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Tarumun, Suardi; Maharani, Evy; Tety, Ermi; Yusmini; Edwina, SusySektor pertanian yang potensial dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah sub sektor perkebunan. Pengembangan sub sektor perkebunan khususnya karet telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara maupun penyerapan tenaga kerja disektor industri. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi geografis wilayah Indonesia yang sesuai untuk pengembangan perkebunan karet. Prospek yang cerah dalam perkebunan karet mendorong pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan areal setiap tahunnya. Atas dasar tersebut potensi perekonomian daerah dapat memberikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat terutama petani. Dalam pengolahan usahatani, petani mengupayakan agar hal yang diperoleh secara ekonomis menguntungkan, dimana biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan produksi maksimal sehingga pada akhirnya pendapatan petani akan meningkat, dan dengan meningkatnya pendapatan maka secara otomatis tingkat kesejahteraan petani tersebut akan meningkat. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, menyediakan pangan dan dapat menyumbangkan devisa kepada negarItem Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan/Agribisnis/ Pertanian(2017-06-08) Edwina, Susy; Eliza; Khaswarina, Shorea; Yusmini; Tarumun, Suardi; Tety, Ermi; Maharani, EvyKaret merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa negara diluar minyak dan gas. Indonesia merupakan negara dengan kebun karet terbesar di dunia mengungguli produsen utama lainnya yaitu Thailand dan Malaysia. Meskipun demikian produksi karet Thailand per tahun lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi karet Indonesian (Riau terkini, 2014) Pengembangan sub sektor perkebunan karet di Provinsi Riau menunjukkan trend yang semakin meningkat. Pada tahun 2013 luas perkebunan karet di Riau mencapai 500.949 ha dengan hasil produksi 350.476 ton.Keberhasilan subsektor perkebunan tidak lepas dari faktor sumber daya manusia sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai wahana dalam kegiatan pengembangan dan berperan besar dalam meningkatkan pendapatan (BPS Provinsi Riau,2013).Item Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Petani tentang Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) di Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar(2016-07-28) Edwina, Susy; E. Maharani; yusmini; J. PrestiwoSistem integrasi sapi dan kelapa sawit (SISKA), merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha pertanian. Penelitian bertujuan mengetahui: karakteristik internal dan eksternal petani yang menerapkan sistem integrasi dan tingkat pengetahuan petani tentang SISKA. Penelitian pada bulan Mei tahun 2014 di Desa Penyasawan Kecamatan Kampar dengan metode survei. Penentuan Kelompok Tani Bukit Batang Potai secara purposive dengan kriteria kelompok masih tetap melaksanakan usaha ternak sapi dari 8 kelompok tani yang mendapatkan bantuan program SISKA dari Dinas Peternakan tahun 2010. Analisis data secara deskriptif dan statistik non parametrik menggunakan Skala Likert. Penelitian menunjukkan karakteristik internal petani berdasarkan umur 90,90% berada pada usia produktif dibawah 55 tahun, mayoritas (81.82%) berpendidikan SLTA, pemilikan lahan dibawah 1 ha sebanyak 90.90%. Karakteristik eksternal petani secara keseluruhan berada pada kategori sedang dilihat dari intensitas penyuluh yang memadai dengan pendampingan Sarjana Membangun Desa (SMD), jumlah sumber informasi tentang SISKA relatif banyak dari SMD, penyuluh pertanian, dan dinas terkait, ketepatan saluran penyuluhan, keterjangkauan harga sarana produksi bahan baku pakan berupa limbah agroindustry yang relatif murah; disisi lain ketersediaan pihak yang mampu memfasilitasi pengadaan sarana produksi sebagai pendukung SISKA, termasuk kategori rendah. Pengetahuan petani tentang SISKA termasuk kategori sedang, berdasarkan variabel kebutuhan yang dirasakan dari keberadaan SISKA, keinovatifan, serta kesesuaiannya dengan norma-norma dan sistem sosial.Item Kelembagaan Ekonomi Pengrajin Gula Kelapa Di Desa Karya Tunas Jaya Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir(2015-08-04) Maharani, Evy; Edwina, Susy; Kusumawaty, YeniGula kelapa sebagai salah satu komoditas sektor perkebunan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pengembangan agroindustri. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Kecamatan Tempuling sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan merupakan sentra agroindustri berbasis kelapa dan salah satu daerah pengrajin gula kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Penarikan sampel agroindustri adalah secara sengaja (purposive) yaitu pengrajin yang menjadi sampel adalah pengrajin yang mengusahakan pengolahan nira kelapa menjadi gula kelapa cetak di Desa Karya Tunas Jaya Kecamatan Tempuling sebanyak 15 sampel pengrajin. Kegiatan penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kelembagaan ekonomi pengrajin gula kelapa adalah lembaga-lembaga pendukung kegiatan produksi dan pemasaran gula kelapa. Hasil penelitian menunjukkan kelembagaan ekonomi pengrajin gula kelapa di Desa Karya Tunas Jaya memiliki tiga pola kelembagaan yaitu pemerintah, tradisional, Pasar. Kelembagaan ekonomi yang memungkinkan untuk meningkatkan posisi tawar pengrajin adalah koperasi melalui dukungan kelembagaan penyuluhan dan pemerintah.Item Kinerja Kelompok Tani Sistem Integrasi Dalam Penerapan Teknologi Pengolahan Pakan Di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak(2015-08-04) Edwina, Susy; Maharani, EvySistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA), bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui diversifikasi usaha dan pemanfaatan limbah. Adopsi inovasi teknologi pengolahan pakan sangat tergantung kepada kinerja kelembagaan kelompok tani. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan, dilakukan dengan metode survey dengan pengambilan sampel secara sengaja terhadap petani yang tergabung dalan Kelompok Tani Maju Bersama yang berjumlah 7 orang. Pengambilan data meliputi: data primer dan sekunder, berupa: kelembagaan ditingkat local yang berperan dalam pengolahan pakan; serta kinerja kelembagaan local mengacu pada konsep pengembangan kelembagaan Prima Tani. Penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan: a) struktur kepemimpinan dibangun secara demokratis, b) pengambilan keputusan dengan azas musyawarah dan kekeluargaan; c) Kelompok memiliki kemampuan dalam perencanaan; d) Penerapan manajemen dan pelaksanaan fungsi manajemen memiliki gaya manajemen kelompok berpartisipatif; e) ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengelola usaha, f) pemilikan modal yang relative kuat dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai; dan g) Kelompok memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pemerintah, dan swasta secara personal. Kinerja kelembagaan kelompok tani Maju Bersama dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan kapasitas kelembagaan berada pada tahap kemandirian.Item Kinerja Kelompok Tani Sistem Integrasi Dalam Penerapan Teknologi Pengolahan Pakan Di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Siak(2015-08-04) Edwina, Susy; Maharani, EvySistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA), bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui diversifikasi usaha dan pemanfaatan limbah. Adopsi inovasi teknologi pengolahan pakan sangat tergantung kepada kinerja kelembagaan kelompok tani. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan, dilakukan dengan metode survey dengan pengambilan sampel secara sengaja terhadap petani yang tergabung dalan Kelompok Tani Maju Bersama yang berjumlah 7 orang. Pengambilan data meliputi: data primer dan sekunder, berupa: kelembagaan ditingkat local yang berperan dalam pengolahan pakan; serta kinerja kelembagaan local mengacu pada konsep pengembangan kelembagaan Prima Tani. Penelitian berlangsung selama 9 bulan diawali bulan Januari 2011. Kinerja kelembagaan kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan: a) struktur kepemimpinan dibangun secara demokratis, b) pengambilan keputusan dengan azas musyawarah dan kekeluargaan; c) Kelompok memiliki kemampuan dalam perencanaan; d) Penerapan manajemen dan pelaksanaan fungsi manajemen memiliki gaya manajemen kelompok berpartisipatif; e) ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengelola usaha, f) pemilikan modal yang relative kuat dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai; dan g) Kelompok memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pemerintah, dan swasta secara personal. Kinerja kelembagaan kelompok tani Maju Bersama dalam penerapan teknologi pengolahan pakan menunjukkan kapasitas kelembagaan berada pada tahap kemandirian.Item MANAJEMEN USAHA TANI ROSELLA DI DESA MAKMUR KECAMATAN PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN(2014-02-24) Maharani, Evy; Edwina, Susy; Kusumawaty, YeniThe role of womeo is needed in order to increase family income. Nowadays, many women have dual role as housewives alld economic pillars of the family, and some of them are women farmers. Gtoups of women farmers in the Makmur village cultivate roselle plants in their yard to incfease their family income as an addition to vegetable fatrning. Development activities is an effort to improve the ability of women farmen through farm business management so they are able to optimize resoutces and exploit opportunities in business. Farm Management Extension on roselle farm management was conducted in Makmur village of Pangkalan Kerinci Regency, Pelalawan District This extension Pfogram was conducted by goup of lecturers of the faculty of Agriculture, Riau Univetsity in, November 2009. Farmer extension results showed that participants in extension activities of 18 people can undetstand the material and take benefit from the activities. Implementation of activities could be done well by all participants so it can be applied in the roselle plant farming. After the extension program the women farmers have the skills to apply business management in their businesses, starting from the planning to monitoring of the businessItem PELUANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN HIAS DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA(2014-02-24) Maharani, Evy; Edwina, Susy; Kusumawaty, YeniPeran kaum ibu dalam membantu ekonomi keluarga semakin penting dalam kondisi krisis ekonomi, salah satunya melalui usaha budidaya tanaman hias. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang ditunjang oleh observasi dan diskusi dengan ibu rumah tangga Desa Jayapura, Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak pada Bulan Desember 2008. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk melihat: 1) potensi pengembangan usaha tanaman hias di Riau, 2) potensi pemberdayaan ibu rumah tangga melalui kegiatan bisnis tanaman hias. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1) Provinsi Riau memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman hias dataran rendah yang didukr.rng oleh iklim dan letaknya yang strategis, 2) Usaha budidaya tanaman hias sangat sesuai sebagai alternatif pemberdayaan masyarakat termasuk ibu rumah tangga karena dapat dilakukan di pekarangan tanpa meninggalkan peran penting sebagai ibu dan pendidik generasi.Item PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT MELALUI TEKNOLOGI BIOTRIKOM BERBASIS LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU(2013-03-28) Adiwirman; Puspita, Fifi; Edwina, Susy; Manurung, GulatTeknologi BioTtrikom merupakan teknologi memadukan bahan baku lokal yaitu limbah padat kelapa sawit dengan menggunakan mikroorganisme indogenous lokal Riau yaitu Trichoderma spp yang berperan sebagai aktivator dan penambahan bahan pembawa (innert carrier) bentonit, kaolin dan abu janjang. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah peningkatan produktivitas usaha dan kesejahteraan petani perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Rokan Hilir melalui penerapan teknologi Bio-Trikom. Tujuan jangka pendek penelitian adalah adopsi teknologi inovasi Bio-Trikom oleh petani kelapa sawit sehingga dapat mengurangi limbah padat kelapa sawit menjadi produk pupuk organik dan biofungisida yang dapat meningkatkan kualitas bibit kelapa sawit dan produksi TBS kelapa sawit, mencegah serangan penyebab penyakit terutama patogen tular tanah, ramah lingkungan dan bernilai ekonomis tinggi. Pemanfaatan Biotrikom sebagai pupuk organik dan biofungisida pada budidaya kelapa sawit dapat meningkatkan efisiensi usaha dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat. Tahap kegiatan yang dilakukan pada tahun pertama dimulai dari tahun I :(1) sosialisasi aplikasi teknologi biotrikom ditingkat petani kelapa sawit rakyat, (2) evaluasi respon dan tanggapan terhadap teknologi Bio-Trikom. Tahun II yaitu: 1)Survey teknologi pembibitan dan budidaya ditingkat petani kelapa sawit rakyat, 2) Survey potensi dan peran kelembagaan petani petani kelapa sawit rakyat, 3) Penerapan Teknologi Biotrikom Melalui Pilot Project , 4) Analisis Kelayakan Usaha dengan Penerapan Teknologi Biotrikom. Tahun III yaitu peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani kelapa sawit rakyat dengan teknologi Bio- Trikom. Luaran yang dihasilkan tahun I: (1) Peningkatan pengetahuan tentang inovasi teknologi Bio-Trikom, 2) Karakteristik internal dan eksternal petani 3) Persepsi petani terhadap teknologi Bio-Trikom, 4) Respon aplikasi teknologi Bio- Trikom pada lokasi pilot project, 4)Jurnal Ilmiah, 5)Paten. Tahun II adalah 1) Tersedianya informasi tentang teknologi Bio-Trikom pada tanaman kelapa sawit, 2) Tersedianya informasi potensi kelembagaan petani swadaya dalam menjalin kemitraan, 3) Menjalin kerjasama dengan mitra swasta mapun PEMDA setempat,Tahun III peningkatan kesejahteraan dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat dengan teknologi biotrikom. Metode penelitian yang digunakan : 1) sosialisasi dan aplikasi teknologi biotrikom dengan metode penyuluhan dan demontrasi plot; 2) evaluasi respon dan tanggapan petani menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa data karakteristik dan persepsi petani terhadap teknologi biotrikom; 3) kegiatan pilot project dilakukan dengan metode budidaya kelapa sawit ramah lingkungan dan didukung analisis kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formulasi Bio-trikom pada bibit kelapa sawit dapat meningkatkan pertambahan tinggi bibit kelapa sawit hingga mencapai 97,15%.Item PERCEIVED QUALITY OF COCONUT SUGAR BY PRODUCERS, TRADERS AND DOWNSTREAM INDUSTRIES IN INDRAGIRI HILIR DISTRICT,RIAU PROVINCE,INDONESIA(2014-02-24) Kusumawaty, Yeni; Maharani, Evy; Edwina, SusyCoconut sugar (gula kelapa) production is a common economic activiry of coconut farmers in the Indragiri Hilir District. It is concentrated in the Tempuling sub-district.The producers have low bargaining positions compared to that of the traders or wholesalers. Producers'lack of knowledge about end-consumers' perceptions of good quality coconut sugar makes the situation worse. The study was aimed at identifying the perceived quality by the producers, traders and buyers of coconut sugar. Aspects of quality assessed were colour, texture, aroma, flavour, hygiene, weight, shape, shelf-life and packaging. In general, the producers, traders and industries shared similar quality perceptions of coconut sugar which is similar to the Industrial Standard of Indonesia (SII) . However, there were dffirences in colour preferences. The maioriQ of producers preferred pale colour coconut sugar while the majority of the traders and industries preferred reddish brown coconut sugar. These findings offer guidelinesfor the producers to reconsider the use ofsodium metabisulphite which has been used to enhance pale-colour coconut sugar.Item PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI DI KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN(2016-07-28) Edwina, Susy; Maharani, Evy; Yusmini; Saputra, JokoSistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan pertanian melalui pendekatan Low External Input Agriculture System (LEIAS), sehingga terjadi ketergantungan antara kegiatan sub sektor perkebunan dan sub sektor peternakan yang mampu mendatangkan pendapatan yang lebih besar. Penelitian dilaksanakan pada Kelompok Tani Karya Lestari di Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap peran kelembagaan penyuluhan dalam mendukung inovasi SISKA. Penelitian dilakukan pada bulan bulan Mei 2015 dengan menggunakan metode survey pada kelompok tani yang mendapat bantuan program SISKA, dan pengambilan informan dengan metode sensus terhadap 15 anggota kelompok, sedangkan analisis data menggunakan skala Likert’s. Hasil penelitian menunjukkan persepsi petani terhadap peran kelembagaan penyuluhan secara keseluruhan termasuk kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,47, dilihat dari peran penyuluhan dalam edukasi dan diseminasi informasi/inovasi berada pada kategori sangat tinggi, konsultasi termasuk tinggi, supervisi dan monitoring sedang, sementara itu peran kelembagaan penyuluhan dalam fasilitasi berada pada kategori rendah.Item Pola Kegiatan Wanita Pengusaha Agroindustri Di Kabupaten Indragiri Hulu(2013-01-08) Edwina, SusyPola kegiatan wanita pengusaha agroindustri dalam menyelaraskan, menyerasikan dan menyeimbangkan peran wanita, sehubungan dengan kegiatan produktif secara tidak langsung akan mempengaruhi porsi waktu yang tercurah untuk kegiatan reproduktif, permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah pola kegiatan produktif dan reproduktif wanita pengusaha agroindustri; bagaimanakah partisipasi wanita dalam kegiatan sosial di masyarakat; apakah masalah-masalah yang dihadapi wanita, baik dalam kegiatan produktif maupim kegiatan reproduktif. Penelitian ini bertujuan imtuk : menganalisis pola kegiatan produktif dan reproduktif wanita pengusaha agroindustri; menganalisis partisipasi wanita pengusaha agroindustri dalam kegiatan sosial dimasyarakat; mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi wanita dalam kegiatan produktif dan reproduktif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Pemilihan lokasi ini didasarkan pertimbangan bahwa pertimibuhan usaha agroindustri didaerah ini sangat pesat dibanding daerah lain. Populasi dalam penelitian adalah semua wanita pengusaha agroindustri di Kecamatan Rengat, sekitar 60,00 persen usaha tersebut dikelola oleh wanita sebagai pemimpin usaha, diambil 10 responden dengan kriteria : Wanita yang telah berkeluarga dan mempunyai suami; usaha berlangsung selama lebih dari 1 tahun; wanita menjadi pimpinan agroindustri tersebut.Item Rancangan Model Penerapan Teknologi Pengolahan Pakan Dari Limabh Perkebunan Kelapa Sawit dan Limbah Agroindustri Melalui Pembinaan kelembagaan di Kabupaten Siak.(2012-10-23) Edwina, SusyPengembangan sistem integrasi sapi-kelapa sawit (SISKA, merupakan sistem yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya pertanian dalam rangka diversivikasi usaha dan pemanfaatan limbah. Pelepah kelapa sawit telah banyak dimanfaatkan sebagai pakan pakan sapi potong.Item Sistem Pemasaran Karet Di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu(2015-08-04) Eliza; Edwina, Susy; Muwardi, DidiPenelitian sistem pemasaran karet di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu bertujuan (1) mengetahui saluran/ pemasaran karet (2) menganalisis biaya, margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran karet, (3) permasalahan yang dihadapi petani keret di desa Ujung Batu Timur Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2012, Metode yang digunakan metode survey dengan pengambilan sampel secara purposive sampling (petani yang umur karet 20 – 22 tahun), diambil sampel sebanyak 25 orang petani, pengambilan sampel pedagang dilakukan metode snow ball sampling. Hasil penelitian terdapat 2 saluran distribusi pemasaran karet yaitu saluran pemasaran 1 dari petani ke pedagang pengumpul, pedagang besar dan ke pabrik, Saluran pemasaran 2 dari petani ke pedagang besar selanjutnya ke pabrik, Rata-rata biaya pemasaran 1 kilogram produksi karet pada saluaran 1 yaitu Rp 2.914,81 dan pada saluran 2 yaitu Rp. 2.082,44. Margin pemasaran saluran 1 sebesar Rp. 3.350 dan saluran 2 sebesar Rp. 2.400. Bagian yang diterima petani pada saluran 1 sebesar 75,19 % dan saluran 2 sebesar 82,22 % dan efisiensi pemasaran saluran 1 sebesar 21,59 %. dan saluran 2 sebesar 15,43 % artinya saluran 2 lebih efisien dari pada saluran 1. Permasalahan yang dihadapi petani karet cukup komplek, fluktuasi harga jual karet, kualitas produksi yang masih rendah, fasiltas pemasaran yang kurang memadai, KUD yang berfungsi lagi.Item STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU(2012-11-12) Yoza, Defri; Edwina, SusyRiau memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi namun beium terdata dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai plasma nutfah, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta menyusun strategi pelestarian plasma nutfah Riau. Penelitian dilakukan di berbagai instansi di Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode wawancara dan studi literatur. Data diolah menggunakan metode SWOT. Dari penelitian didapatkan bahwa plasma nutfah kehutanan tersebar di berbagai jenis hutan seperti hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah dan hutan mangrove. Sedangkan bidang peternakan Riau memiliki plasma nutfah untukternakyang didomestikasi seperti lebah dan rusa. Pada bidang perikanan, Riau memiliki berbagai jenis ikan air tawar dan ikan air laut yang tersebar di sungai dan laut Propinsi Riau. Di bidang pertanian, Riau memiliki jenis-jenis padi dan buah khas Propinsi Riau karena telah berinteraksi dengan kondisi lingkungan Riau. Secara umum kekuatan terdapat pada potensinya yang besar namun belum dikelola dengan baik untuk menangkap peluang pasar bebas dan mengantisipasi masuknya komoditas plasma nutfah dari luar. Strategi pelestariannya haruslah komprehensif untuk menyusun sebuah masterplan pelestarian plasma nutfah Propinsi Riau.Item Tingkat Keberdayaan Ekonomi Rumahtangga Pengrajin Agroindustri Keripik Nenas Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Edwina, Susy; Muwardi, Didi; Maharani, Evi; Oktari, Riska Dian; Tari, RoyanisPembangunan Agroindustri termasuk agroindustri keripik nenas akan salah satu pendekatan dalam pembangunan pertanian karena memiliki beberapa alas an yakni mampu meningkatkan pendapatan pelaku• agribisnis melalui peningkatan nilai tambah, mampu menyerap banyak tenaga, mampu meningkatkan perolehan devisa melalui peningkatan ekspor dan mampu memunculkan industri baru. Keberadaan agroindustriakan memperkuat daya saing produk agribisnis Indonesia, karena mampu mentranformasikan keungulan komparatifmenjadi keunggulan bersaing (kompetitif), KecamatanTambang Kabupaten Kampar merupakan daerah potensi perkebunan nenas dengan luasan 1.450 hektar dan total produksi 2.150ton pertahun dan terbesar diDesa Kualu Nenas.Kecamatan ini telah memiliki kelompok pengrajin keripik nenas