Browsing by Author "Aziz, Azridjal"
Now showing 1 - 20 of 43
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kinerja Air Conditioning Sekaligus Sebagai Water Heater (Acwh)(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Herisiswanto; Ginting, Hardianto; Hatorangan, Noverianto; Rahman, WahyudiAir Conditioning (AC) umumnya digunakan untuk mendapatkan kenyamanan termal dalam beraktifitas di ruangan. Pada saat digunakan, kalor yang diserap di evaporator (indoor unit) dibuang di kondensor (outdoor unit) tanpa dimanfaatkan sama sekali. Panas buang di kondensor ini kalornya cukup besar, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air sekaligus dapat menaikkan kinerja sistem AC. Penggunaan AC untuk mendapatkan kenyamanan termal dan sekaligus untuk memanaskan air di kondensor dummy, dikenal sebagai Air Conditioning Water Heater (ACWH). Penggunaaan AC sebagai ACWH akan mempengaruhi kinerja sistem AC secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan analisis kinerja sistem AC sebagai ACWH. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: daya pendinginan di ruangan turun sekitar 5,64% - 7,8%, namun penurunan ini diimbangi dengan naiknya COP sistem AC sebesar 32%, dengan manfaat air panas yang diperoleh sebesar 30% dibandingkan terhadap daya pendinginan, dan dapat menghemat energi listrik untuk pemanasan 50 L air sebesar 1,21 kW, dimana daya yang digunakan untuk menggerakkan kompresor yang cenderung tetap sebesar 0,67 kW. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan ACWH tidak mempengaruhi kinerja sistem AC secara keseluruhan dan memberikan manfaat tambahan sebagai pemanas air.Item Analisis Pengering Surya (Solar Dryer) Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas Berubah Fasa Menggunakan Rak Bertingkat(2016-02-25) Aziz, AzridjalPenggunaan rak bertingkat pada pengering surya jenis pemanasan langsung bertujuan memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara panas. Alat pengering yang digunakan adalah kolektor surya jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Luas kolektor surya yang digunakan 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 55%. Besar kenaikan temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju massa udara yang mengalir dalam kolektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan kolektor memberikan kualitas hasil pengeringan yang lebih baik, waktu pengeringan lebih cepat ± ½ - 1 hari (tergantung produk yang dikeringkan) dibanding pengeringan dengan dijemur langsung. Rata-rata hasil pengeringan dengan kolektor 76,7% dan hasil pengeringan dijemur langsung 67,56%. Proses pengeringan dengan menggunakan kolektor lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta kualitas dari bahan yang dikeringkan lebih baikItem Aplikasi Modul Pendingin Termoelektrik Sebagai Media Pendingin Kotak Minuman(2016-04-16) Aziz, Azridjal; Subroto, Joko; Silpana, VillagerKotak minuman dengan media pendingin termo elektrik (Thermo Electric Cooling/TEC) digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui temperatur pendinginan yang dapat dicapai untuk jumlah modul TEC yang berbeda (2 atau 3 modul TEC) dengan pengoperasian fan atau tanpa pengoperasian fan. Pengaruh pemakaian blok aluminium terhadap temperatur pendinginan juga diamati dalam penelitian ini. Pada penelitian ini digunakan kotak pendingin berkapasitas 34 L. Penggunaan 3 modul TEC dengan Fan dan blok aluminium memberikan pendinginan yang lebih baik setelah digunakan selama 150 menit, dengan temperatur kotak minuman mencapai 14,3 oC tanpa beban pendingin dan 16,4 oC dengan beban pendingin 1 liter airItem Comparative Study of Residential Split Air Conditioner as Water Heater (RSACWH) Using R-22 and HCR-22 Refrigerant(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Thalal; Mainil, Rahmat Iman; Mainil, Adfhal KurniawanExperimental studies on Residential Split AC Water Heater (RSACWH) by replacing refrigerant R-22 with HCR-22 (hydrocarbon refrigerants) as a drop-in substitute has been carried out. The dummy condenser (trombone type coil) as heat recovery system was used for heating water and installed in the water tank with 50 L capacity. The use of HCR-22 save electrical energy due to decrease in compressor power about 16.31% - 21.64% of the R-22, because HCR-22 refrigerant mass charge in the refrigeration system 40% less than the charge of R-22. The cooling capacity and heat rejection capacity is relatively the same for R-22 and HCR-22. The COPR increases around 11.89% - 18.69% and COPR + HP also increases around 4.26%-11.41% for HCR-22 compared to R-22. The room temperature with HCR-22 is relatively the same compared to R-22, while the hot water temperature using HCR-22 and R-22 are about 46.58°C-48.81°C and 59.50°C-63.40°C respectively. The use of the HCR-22 provides electrical energy savings for compressor power and better performance (COP) at similar room temperature compared to R-22.Item Distribution Of Two-Phase Flow In A Distributor(2016-04-14) Aziz, Azridjal; Miyara, Akio; Sugino, FumiakiThe flow configuration and distribution behavior of two-phase flow in a distributor made of acrylic resin have been investigated experimentally. In this study, air and water were used as two-phase flow working fluids. The distributor consists of one inlet and two outlets, which are set as upper and lower, respectively. The flow visualization at the distributor was made by using a high–speed camera. The flow rates of air and water flowing out from the upper and lower outlet branches were measured. Effects of inclination angle of the distributor were investigated. By changing the inclination angle from vertical to horizontal, uneven distributions were also observed. The distribution of two-phase flow through distributor tends even flow distribution on the vertical position and tends uneven distribution on inclined and horizontal positions. It is shown that even distribution could be achieved at high superficial velocities of both air and waterItem Energy Efficient Cold Storage As Hybrid Refrigeration Machine Using Heating Effect From Condenser With Hydrocarbon Refrigerant Substituted For R-22(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Herisiswanto; Mainil, Afdhal KurniawanThe most commonly used refrigeration cycle is the vapor-compression refrigeration cycle. Amount of energy required to produce a cooling effect. On the other hand, the heat removed by the system to the environment to keep the principles of thermodynamics. In this study was developed a system that uses the principles of refrigeration and heat pumps in one machine (hybrid refrigeration systems). The aim of this study is to investigate the characteristics of vapor compression hybrid system using hydrocarbon refrigerants substituted for R-22. The use of hydrocarbon refrigerants mass (HCR-22) optimum for this hybrid system is 0.4 kg at 2.546 of COP. Energy saving for heating effect is 58.12% which can be used for heating or drying. The use of dummy coil for hot water in condenser is important for maintaining the thermodynamic stability of hybrid system. The average temperature difference between the heating or cooling coil to the temperature of hot or cold room is in the range 3 - 5°C. The 45 L of water in the box could be use as thermal energy storage with initial temperature 0°C at ice on the coil conditions to maintain a cold room at a temperature of 24°C along 120 minutesItem Experimental Study Of Split Air Conditioner With And Without Trombone Coil Condenser As Air Conditioning Water Heater(2016-04-14) Aziz, Azridjal; Satria, Arya Bhima; Mainil, Rahmat ImanThis paper reports an experimental investigation of the performance split air conditioner (AC) with and without combined coil (trombone coil condenser) as heat pump water heater. The coil is a heat exchanger that is placed between the compressor and the condenser (main condenser) by utilizing the heat rejection. The coil is placed in an insulated water storage tank with a capacity of 50L. Data are captured every 5 minutes during the 120 minutes of testing, where the room temperature is maintained at temperatures of 20oC, 23oC and 27oC with variation of the cooling load at 1000W, 2000W and 3000W respectively.The results indicated that the use of coil increases the performance of air conditioner as an cooling air in room and water heater in reclamation tank simultaneously. The use of coil causes a slight increase in compressor power 0.014 kW (2%), where the COP increases around 12% higher than the increase in compressor power percentage, which is used as a water heater. Condenser temperature and room temperature with coil slightly rise compared to without coil at the cooling load increase. The finding indicates that the addition of the coil generates free hot water with temperature range around 61.54oC-64.33oC.The application of AC combined with water heater using coil does not affect the cooling performance but it can improve the energy performance considerably for cooling and energy saving for heating waterItem Flow Pattern And Pressure Drop Of Two-Phase Flow In A Horizontal Distributor Tubes(2016-04-16) Aziz, Azridjal; Aiko, Miyara; SuginoTo understand flow pattern and pressure drop behavior of two-phase flow in a distributor tubes, a basic study has been carried out by using air and water as working fluids. The distributor consists of one inlet and two outlet tube branches, upper part and lower part respectively. In experiments, the volumetric flow rates of air and water from each outlet branch were measured and the flow pattern was observed by using a high-speed video camera. Numerical analyses are also carried out by using computational fluid dynamics (CFD) by Fluent software. Similar flow pattern has been obtained by the experiment and CFD. The two-phase pressure drops were calculated using an analytical model, and it was compared with the CFD. On the other hand, the two-phase flow deviation ratio of the experiment and CFD showed small difference for the water and large difference for the air. The description of flow pattern by experiment and numerical are agreed well with the flow pattern on Mandhane and Baker flow pattern map. There are some differences in the pressure drop obtained by the analytical model and CFD, and they are increases with the increasing of superficial gas velocity. The pressure drop is biggest at branching part of the distributor, because of sudden enlargement and sudden contraction in branchItem Kaji Ekperimental Perangkat Pengering Surya (Solar Dryer) Jenis Pemanasan Tidak Langsung Dengan Penyimpan Panas Berubah Fasa Menggunakan Rak Bertingkat(2016-04-20) Afrizal, Efi; Herisiswanto; Aziz, AzridjalAgar waktu pengeringan relatif lebih pendek dan kualitas hasil pengeringan lebih baik, proses pengeringan dilakukan menggunakan teknologi rekayasa surya sebagai hasil perbaikan dari cara pengeringan alami dan tradisional. Pengering Surya (Solar Dryer) merupakan cara pengeringan menggunakan kolektor yang memanfaatkan radiasi energi matahari dengan lebih maksimal (Azridjal, 2004). Pemanfaatan energi surya (solar energy) untuk tujuan pengeringan telah dikenal sejak dahulu sekali, yaitu pengeringan secara langsung (pasif) dengan melakukan penjemuran. Penjemuran langsung merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk proses pengeringan, namun jika diteliti lebih seksama penjemuran langsung membutuhkan waktu yang lebih lama dan kualitas hasil pengeringannya tidak terlalu bagus. Penggunaan rak bertingkat pada pengering surya jenis pemanasan tidak langsung bertujuan memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara panas. Pemanfaatan penyimpan panas berubah fasa pada kolektor menghasilkan panas yang lebih lama dan merata walaupun intensitas cahaya matahari mulai berkurang. Pada penelitian ini direalisasikan sebuah perangkat pengering surya (solar dryer) menggunakan rak bertingkat. Perancangan yang dibahas disini adalah untuk kolektor surya jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Perancangan meliputi perencanaan dan perhitungan desain termal serta desain konstruksi dari bagian-bagian utama kolektor. Kolektor dirancang dengan luas 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 35%. Besar kenaikan temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju massa udara yang mengalir dalam kolektor. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan kolektor memberikan kualitas hasil pengeringan yang lebih baik, waktu pengeringan lebih cepat ± ½ - 1 hari (tergantung produk yang dikeringkan) dibanding pengeringan dengan dijemur langsung. Pengeringan menggunakan penyimpan panas berubah fasa sedikit lebih cepat dan merata pengeringannya dibanding tanpa penyimpan panas berubah fasa.Item Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Kompresi Uap Hibrida Memanfaatkan Panas Buang Perangkat Pengkondisian Udara Sebagai Pompa Panas Pada Lemari Pengering (Drying Room) Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon Subsitusi R-22(2016-04-20) Herisiswanto; Afrizal, Efi; Aziz, AzridjalRefrigeran halokarbon seperti R22 yang sering digunakan pada sistem refrigerasi telah diketahui berpotensi merusak lapisan ozon, sehingga pemakaiannya harus dihentikan. Dan sebagai gantinya digunakan refrigeran hidrokarbon, salah satunya adalah HCR22 yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan suatu kaji eksperimental untuk membandingkan antara HCR22 dan R22 dengan menggunakan mesin pendingin kompresi uap hibrida. Kajian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui prestasi dan karakteristik dari mesin kompresi uap hibrida dengan menggunakan HCR22 dan R22, serta pemanfaatan panas buang untuk pemanas air (water heater) untuk berbagai keperluan air panas. Hasil penelitian yang didapat, menunjukkan terjadi penghematan massa refrigeran HCR22 sebesar 51,16 % dengan laju pendinginan dan laju pemanasan baik refrigeran hidrokarbon maupun refrigeran halokarbon memperlihatkan hasil yang relatif sama. Dampak pendinginan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 naik 18,8 % sedangkan dampak pemanasan turun 9,43 %. Daya kompresor dengan refrigeran HCR22 lebih hemat 25,04 % dibanding dengan menggunakan R22. Kinerja performansi mesin kompresi uap hibrida meningkat dengan menggunakan Hidrokarbon HCR22. COP naik 57,38 %, PF naik 20,71 %, TP naik 35,43 %. Air panas yang dihasilkan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 rata-rata 40,76 oC pada tekanan kondensor 262,33 Psi sedangkan dengan R22 rata-rata 45,7 oC, pada tekanan kondensor rata-rata 363 Psi. Tekanan kerja kondensor rata-rata dengan HCR22 yang lebih rendah 27,8 % dibandingkan R22 memberikan tekanan kerja yang lebih aman dan awet bagi kompresor untuk pemakaian jangka panjang.Item Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Siklus Kompresi Uap Hibrida dengan Memanfaatkan Panas Buang Perangkat Pengkondisian Udara untuk Pemanas Air (Water Heater) Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon Subsitusi R-22(2013-03-06) Herisiswanto; Aziz, AzridjalRefrigeran halokarbon seperti R22 yang sering digunakan pada sistem refrigerasi telah diketahui berpolensi merusak lapisan ozon, sehingga pemakaiannya harus dihentikan. Dan sebagai gantinya digunakan refrigeran hidrokarbon, salah satunya adalah HCR22 yang ramah lingkungan. Pada peneiitian ini dilakukan suatu kaji eksperimentai untuk mcmbandingkan antara HCR22 dan R22 dengan menggunakan mesin pendingin kompresi uap hibrida. Kajian tefsebut dimaksudkan untuk mcngctahui prestasi dan karakteristik dari mesin kompresi uap hibrida dengan menggunakan HCR22 dan R22, serta pemanfaatan panas buang untuk pemanas air (watej- heater) untuk berbagai kepcrluan air panas. Hasil peneiitian yang didapat, menunjukkan terjadi penghematan massa refrigeran HCR22 sebesar 57,78 % dengan laju pendinginan dan laju pemanasan baik refrigeran hidrokarbon maupun refrigeran halokarbon memperlihatkan hasil yang relatif sama. Dampak pendinginan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 naik 16,1 % sedangkan dampak pemanasan turun 2,68 %. Daya kompresor dengan refrigeran HCR22 lebih hemat 25,04 % dibanding dengan menggunakan R22. Kincrja performansi mesin kompresi uap hibrida meningkat dengan menggunakan Hidrokarbon HCR22. COP naik 39,12 %, PF naik 29,7 %, TP naik 33,77 %. Air panas yang dihasilkan dengan refrigeran hidrokarbon HCR22 rata-rata 40°C pada tekanan kondensor 250 Psi sedangkan dengan R22 rata-rata 45"C pada tekanan, pada tekanan kondensor rata-rata 360 Psi. Tekanan kerja kondensor rata-rata dengan HCR22 yang lebih rendah 27,73% dibandingkan R22 memberikan tekanan kerja yang lebih aman dan awet bagi kompresor untuk pemakaian jangka panjang.Item Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas(2016-02-25) Aziz, AzridjalRak bertingkat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara panas. Kolektor surya yang digunakan jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Luas kolektor surya yang digunakan 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 55%. Besar kenaikan temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju massa udara yang mengalir dalam kolektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan penyimpan panas lebih cepat kering dibanding tanpa penyimpan panas. Rata-rata hasil pengeringan dengan penyimpan panas 60,56% dan tanpa penyimpan panas 56,67%, sedangkan rata-rata hasil pengeringan dengan dijemur langsung 42,22% - 44,44%. Proses pengeringan dengan menggunakan kolektor lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta kualitas dari bahan yang dikeringkan lebih baikItem Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin(2016-04-12) Aziz, AzridjalSalah satu komponen dasar mesin pendingin yang beroperasi dengan siklus kompresi uap (SKU) adalah alat ekspansi. Kegunaan alat ekspansi adalah untuk menurunkan tekanan refrigeran cair yang keluar dari kondensor dan mengatur aliran refrigeran tersebut masuk ke evaporator. Alat ekspansi jenis pipa kapiler adalah sebuah pipa panjang dengan diameter yang kecil dan bervariasi antara 1 m hingga 6 m dengan diameter dalam antara 0,5mm sampai 3 mm. Pemilihan panjang dan diameter pipa kapiler tergantung pada daya kompresor yang dipakai, kapasitas pendinginan di evaporator dan jenis refrigeran yang digunakan. sehingga setelah dipilih tidak dapat disetel lagi untuk mengatasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada mesin pendingin. Berbeda dengan pipa kapiler, katup ekspansi termostatik (KET) merupakan alat ekspansi berkendali panas lanjut (superheat), yang digerakkan oleh besarnya gas panas lanjut hisap yang meninggalkan evaporator. Keseimbangan laju aliran pada katup ekspansi termostatik dan kompresor secara praktis dapat disamakan dengan katup apung. Penggunaan KET akan memberikan tekanan dan temperatur kerja yang lebih rendah dibanding pipa kapiler. Artinya penggunaan KET akan memberikan pendinginan yang lebih baik dibanding penggunaan pipa kapiler.Item PEMANFAATAN PANAS BUANG DENGAN MEMODIFIKASI PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENJADI MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA(2012-12-02) Martin, Awaludin; Aziz, Azridjal; Riiialdy G, YogieUntuk mendapatkan efek pendinginan dinimah tinggal, gedung-gedung perkantoran, gedung-gedung komersil dan industri selalu menggunakan sebuah mesin refrigerasi yang dikenal sebagai perangkat pengkondisian udara (Air Conditioning). Pada perangkat pengkondisian udara tersebut di satu sisi sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan efek pendinginan dan pada sisi yang lain panas dibuang oleh sistem kelingkungan tanpa termanfaatkan. Dalam upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi, maka diperlukan penelitian yang mempelajari panas buang pada perangkat pengkondisian udara, sehingga efek pemahasan tersebut dapat digunakan sebagai pengganti pemanas (heater). Penelitian yang dilakukan mulai dari perancangan alat uji, pembuatan dan instalasi alat uji serta pengujian alat uji. Perancangan evaporator bertujuan untuk mendapatkan dimensi evaporator yang dibutuhkan alat uji. Dari hasil perancangan didapatkan temperatur permukaan pipa, Ts = 4,625''C, Luas permukaan total pipa = 0.506083 Panjang total pipa = 16,966 m, Susunan pipa yang digimakan adalah tipe bertingkat dengan 31 belokan dan 32 laluan Perancangan kondensor bertujuan untuk mendapatkan dimensi kondensor yang dibutuhkan alat uji. Dari hasil perancangan didapatkan Temperatur permukaan pipa, Ts = 40,08"C, Luas permukaan total pipa = 0.826121m^ Panjang total pipa = 27.6943m, Susunan pipa yang digunakan adalah tipe bertingkat dengan 41 belokan dan 42 laluan. Kompresor yang digunakan adalah kompresor jenis hermetik dengan daya 1 HP. Dari data pengujian yang dilakxikan dapat disimpulkan bahwa, semakin lambat laju aliran massa air pengisi baik pada evaporator maupun kondensor akan meningkatkan kapasitas pendinginan dan kapasitas pemanasan. Laju aliran massa air pengisi juga berpengaruh terhadap Koefisien performansi dan efektifitas alat uji. Semakin lambat laju aliran massa air pengisi maka nilai koefisien performansi dan efektifitas alat uji akan semakin meningkat.Item Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe Terpisah (AC Split)(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Idral; Herisiswanto; Mainil, Rahmat ImanEvaporative Cooling (EC) merupakan proses pendinginan udara yang mengalir melintasi permukaan basah dengan menguapkan air dari permukaan basah tersebut sehingga temperatur udara sekitarnya turun menjadi lebih rendah (mendinginkan udara). Penerapan EC pada mesin pengkondisian udara tipe terpisah (AC Split) akan menurunkan temperatur udara lingkungan yang masuk ke kondensor, sehingga mempengaruhi kinerja AC Split. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kinerja AC Split pada penerapan EC dengan laju aliran air ke EC yang berbeda (0,88 Liter/menit, 1,04 Liter/menit dan 1,22 Liter/menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan EC, temperatur udara yang mengalir masuk ke kondensor turun lebih rendah dibanding kondisi tanpa EC dengan perbedaan temperatur sekitar 6oC, hal ini juga menyebabkan tekanan kondensor dan tekanan evaporator menjadi turun. Makin cepat laju aliran air ke EC, maka tekanan kondensor dan tekanan evaporator akan turun lebih rendah, sehingga komsumsi energi listrik turun dan kinerja AC Split naik sampai 20% pada laju aliran air ke EC 1,22 L/menit. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Evaporative Cooling memberikan kinerja mesin pengkondisian udara tipe Split (AS Split) yang lebih baik pada laju aliran air ke EC yang lebih tinggi (1,22 L/menit).Item Penerapan Pendingin Udara Evaporatif Untuk Kenyamanan Termal(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Fauzi, Ari; Irfan, AdePenggunaan Evaporative Air Cooler (Pendingin Udara Evaporatif/ PUE) untuk mendapatkan kenyamanan termal membutuhkan biaya pemakaian yang lebih kecil dibanding menggunakan AC (Air Conditioning). Hal ini karena AC menggunakan kompresor untuk mensirkulasikan refrigeran sedangkan PUE menggunakan pompa untuk mensirkulasikan air pada proses pendinginan untuk mendapatkan kenyamanan termal. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik PUE. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan menggunakan PUE temperatur udara ruangan rata-rata 25,88 oC sedangkan tanpa menggunakan PUE, temperatur udara ruangan rata-rata adalah 28,40oC. Artinya, temperatur udara ruangan lebih rendah 2,52o Kata kunci: evaporative air cooler, air conditioning, kenyamanan, termal, kelembaban C dibanding tanpa menggunakan PUE. Kelembaban relatif udara ruangan dengan PUE rata-rata adalah 91%, sehingga PUE hanya cocok digunakan pada ruangan yang memiliki sirkulasi udara lancar.Item Pengaruh Laju Aliran Air Terhadap Performansi Mesin Pengkondisian Udara Hibrida Dengan Kondensor Dummy Tipe Multi Helical Coil Sebagai Water Heater(2016-04-26) Aziz, Azridjal; Fikri, Sarwo; Mainil, Afdhal Kurniawan; Mainil, Rahmat ImanPenggunaan Ac sebagai penyejuk udara sekaligus sebagai pemanas air (water heater) memanfaatkan panas buang kondensor dummy untuk peningkatan efisiensi mesin disebut sebagai mesin pengkondisian udara hibrida (AC hibrida). Kondensor dummy tipe multi helical coil sebagai water heater yang ditambahkan antara kondensor dan kompresor dari sebuah mesin AC diletakkan di dalam tangki air berkapsitas 50l. kaji eksperimental pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh laju aliran air keluar tangki penyimpanan pada kondensor dummy terhadap performansi mesin AC hibrida. Katup aliran air diatur pada laju 0L/s (katup tertutup), 0.31L/s, 0.059L/s dan 0.086 L/s dengan beban pendingin 1000W. hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin tinggi laju aliran air, maka temperature air yang dihasilkan semakin menurun. Temperature air rata-rata tertinggi yaitu 50.43’C pada laju aliran 0.086L/s (bukan katup penuh). Kerja kompresor makin rendah dengan makin tingginya laju aliran air, karena semakin tinggi laju aliran air, temperature atau tekanan kompresor semakin rendah sehingga konsumsi energinya juga rendah. COP trtinggi diperoleh pada laju aliran air 0.031L/s baik sebagai COPc (sebagai pendingin)maupun COPcw(sebagai pendingin dan pemanas). Tidak ada pengaruh yang berarti terhadap temperature ruangan akibat peningkatan laju alira air, karena perbedaannya sangat kecil yaitu pada rentang 0.91’C -1.26’C.Item Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap(2016-04-19) Aziz, Azridjal; Hartanto, Boby HarySalah satu komponen dasar Mesin Pendingin adalah alat ekspansi. Fungsi alat ekspansi adalah mengalirkan serta menurunkan tekanan dan temperatur refrigeran agar kalor dapat diserap di evaporator sehingga diperoleh efek dingin yang diinginkan. Alat ekspansi akan mengatur aliran refrigeran yang masuk ke evaporator baik dalam jumlah yang tetap dengan pipa kapiler atau jumlah sesuai beban pendinginan dengan katup ekspansi termostatik (KET). Untuk kebutuhan pendinginan yang optimal, sangat penting untuk mengetahui performansi dari mesin pendingin. Pengujian menggunakan KET lebih efisien dibandingkan dengan pipa kapiler, hal ini disebabkan penggunaan KET akan memberikan tekanan dan temperatur kerja lebih rendah dibandingkan pipa kapiler, sehingga dalam prosesnya akan menyebabkan penyerapan panas yang lebih besar di evaporator dan kerja kompresor akan lebih ringan sehingga penggunaan listrik akan lebih hemat. Konsumsi listrik menggunakan KET lebih hemat 31,92% dibandingkan menggunakan pipa kapiler 1,25 m, lebih hemat 24,77% dibandingkan menggunakan pipa kapiler 1,5 m, dan lebih hemat 5,92% dibandingkan menggunakan pipa kapiler 2,7 m.Item Pengembangan Cold Storage Hemat Energi Sebagai Mesin Refrigerasi Hibrida Memanfaatkan Panas Buang Kondensor Pada Drying Room Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon Subsitusi R-22(2016-04-20) Aziz, Azridjal; HerisiswantoMesin refrigerasi/pendingin yang paling umum digunakan adalah mesin refrigerasi siklus kompresi uap. Sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan efek pendinginan. Di sisi lain, panas dibuang oleh sistem ke lingkungan untuk memenuhi prinsip-prinsip termodinamika. Panas yang terbuang ke lingkungan biasanya terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Demikian juga pada mesin pompa panas, sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan efek pemanasan dengan cara menyerap panas dari lingkungan. Panas yang diserap dari lingkungan sebetulnya dapat digunakan untuk mendinginkan sesuatu, tapi biasanya cenderung dibiarkan terbuang. Bertolak dari kasus mesin refrigerasi dan mesin pompa panas diatas , maka dikembangkan suatu sistem yang menggunakan prinsip refrigerasi dan pompa panas pada satu mesin, yang disebut mesin refrigerasi kompresi uap hibrida. Refrigeran halokarbon seperti R22 yang sering digunakan pada sistem ini belakangan diketahui berpotensi merusak lapisan ozon, sehingga pemakaiannya harus dihentikan. Dan sebagai gantinya digunakan refrigeran hidrokarbon, salah satunya adalah HCR22 yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan Cold Storage Hemat Energi yang memanfaatkan chiller hasil pendinginan di evaporator untuk menghasilkan air dingin bertemperatur 0oC yang akan digunakan di koil pendingin. Kajian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari mesin kompresi uap hibrida dengan menggunakan refrigeran hidrokarbon subsitusi R22. Hasil penelitian menunjukkan: penggunaan massa refrigeran hidrokarbon HCR22 optimum pada mesin kompresi uap hibrida 400 gram pada COP 2,546. Terjadi penghematan/pemanfaatan energi sebesar daya pemanasan yaitu 58,12% yang dapat digunakan untuk pemanasan ruang atau untuk pengeringan. Penggunaan koil dummy air panas pada sisi panas (kondensor) sangat penting untuk menjaga kestabilan termodinamik mesin pendingin kompresi uap hibrida. Beda temperatur rata-rata antara koil pemanas/koil pendingin dengan temperatur ruang panas/temperatur ruang pendingin berkisar 3 – 5 oC. Penggunaan tangki air dingin kapasitas 45 liter sebagai thermal energy storage dengan temperatur awal 0 oC pada kondisi ice on coil dapat mempertahankan ruang dingin pada temperatur 24 oC selama 120 menitItem Pengembangan Energy Efficient Residential Air Conditioning Systems Dengan Encapsulated Ice Thermal Energy Storage Berbasis Mesin Refrigerasi Kompresi Uap Menggunakan Refrigeran Hidrokarbon Substitusi R-22 Yang Ramah Lingkungan(2016-04-20) Aziz, Azridjal; HerisiswantoSiklus refrigerasi/siklus pendingin yang banyak digunakan saat ini adalah Siklus Kompresi Uap (SKU) yang dioperasikan oleh kerja kompresor (Stoecker, 1994). Sasaran penelitian ini adalah Residential Air Conditioning (RAC atau Perangkat Pengkondisian Udara Rumah Tangga) terutama dari sisi kondensor (outdoor unit). Pada perangkat pengkondisian udara (AC) panas yang diserap di ruangan yang dikondisikan oleh evaporator (indoor unit) dibuang percuma tanpa dimanfaatkan di bagian luar ruangan melalui kondensor (outdoor unit). Energi dalam bentuk panas yang terbuang percuma melalui kondensor ini (outdoor unit) dapat digunakan menjadi energi yang bermanfaat sebagai sumber panas untuk memanaskan air (water heater). Dengan penambahan sebuah kondensor dummy setelah kompresor maka panas buang kondensor dapat digunakan sebagai water heater, tanpa mengganggu kerja kondensor utama (outdoor unit), sehingga perlu diteliti pengaruh penambahan kondensor dummy ini terhadap kinerja perangkat pengkondisian udara secara keseluruhan. Pada penelitian ini dari hasil rancangan, digunakan mesin refrigerasi hibrida dengan daya pendinginan 1 PK, dari hasil rancangan dipilih AC Samsung AS09TSMN, daya Low Watt 670 WATT, kapasitas pendinginan 8.900 BTU/jam atau 2,6 kW. AC Samsung ini dimodifikasi menjadi mesin refrigerasi hibrida dengan menambahkan kondensor dummy. Kondensor dummy yang digunakan dibuat dari pipa tembaga 3/8 in dengan panjang 6 meter tipe spiral. Kondensor dummy ditempatkan dalam tangki air panas berkapasitas 50 L dengan isolator panas. Pada mesin refrigerasi hibrida dalam penelitian ini, unit indoor ditempatkan pada ruang uji. Mesin refrigerasi hibrida ini dapat diuji menggunakan refrigeran halokarbon R- 22 maupun refrigeran subsitusi jenis hidrokarbon HCR-22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kondensor dummy pada RAC hibrida sebagai recovery energi untuk menghasilkan air panas dan sekaligus memberikan ruang yang nyaman, pengaruhnya tidak begitu berarti pada sistem RAC. Recovery energi dari penambahan kondensor dummy, pada RAC hibrida, setelah pengoperasian selama 120 menit terjadi kenaikkan temperatur air dari 30,29 oC menjadi 50,42 oC, sedangkan ada pengoperasian 120 menit kedua temperatur naik dari 50,42 oC menjadi 56,11 oC. Pada pengoperasian 120 menit ketiga setelah 60 menit pengoperasian, beda temperatur tangki sisi atau sisi bahwah cendrung tetap pada 7 oC. Temperatur ruangan dapat dijaga pada temperatur 22 oC baik pada kondisi 1, kondisi 2, kondisi 3, dan kondisi 4. Tidak terlihat perbedaan yang berarti pada temperatur dan tekanan sistem, dengan penambahan kondensor dummy. Tidak terdapat penghematan energi kompresor yang berarti akibat penambahan kondensor dummy. Besarnya manfaat recovery energi untuk pemanasan air, untuk kondisi aktual pada keadaan stedi adalah 1,2 kW atau 1,8 kali daya yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pendingin, jika dihitung secara teoritis, besarnya adalah 0,65 kali daya yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem pendingin
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »