Browsing by Author "Amraini, Said Zul"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
Item Kajian Awal Pembuatan Pulp Akasia Dengan Metode Pulp Biologik(2015-09-28) Amraini, Said Zul; EvelynKraft process is used by the mostly pulp industries. This process can produce a good quality pulp, but it also gives negative impact to the environment. In order to solve this impact, we try to used a method of process that friendly to the environment. Its method is “ Biopulping”, a process with utilized the microorganism to produce a pulp, ie Trametes versicolor fungi sp. The objective of this research to investigate the possibility of biological process (fermentation) in producting the pulp. Hence, it was expected to give the information about the process condition by varying the air flow rate and the thickness of the chip. The result showed that the amount degradation of the lignin was decrease while the amount of α selulose showing decreasing too. For the variation of air flow rate, the lowest amount of α selulose and the highest amount of degradation of lignin is find at the rate 7 l/minutes. While for the variation of the thickness of the chip, the lowest amount of α selulose and the highest amount of degradation of lignin is find at 3 mm.Item KINERJA BIOREAKTOR HIBRIO ANAEROB BERMEOIA TANOAN DAN PELEPAH SAWIT DALAM PENYISIHAN COD(2014-02-04) Ahmad, Adrianto; Amraini, Said Zul; Luturkey, Vance AndreKandungan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi dalam limbah cair pabrik minyak sawit dapat menyebabkan terhambatnya kontak antara udara dengan badan air penerima sehingga mengakibatkan berkurangnya kelarutan oksigen dalam badan air -penerima tersebut Oleh karena itu, penting dilakukan terobosan baru untuk mendapatkan teknologi __ pengolahan limbah cair yang handal agar kandungan COD menjadi rendah. Salah satu teknologi pengolahan limbah cair tersebut adalah btoreaktor hibrid anaerob. Penelitian ini bertujuan.mengkaji kinerja beberapa jenis bioreaktorhibrid anaerob dalam penyisihan COD dalam limbah cair pabrik minyak sawit Pada penelitian ini digunakan dua unit bioreaktor yakni bioreaktor hibrid anaerob dengan media imobilisasi sel tandan kosong sawit dan: bioreaktor hibrid anaerob dengan media imobilisasi sel pelepah sawit dengan volume kerja - 2,5 m3• Proses pengolahan dilakukan dengan variasi laju pembebanan zat organik, yaitu10; 12,5; 14,28; 16,6; 20; 25; 33,3; 50 kg COD/m3hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan CODyang tertinggi -dicapai sebesar 82,67% dengan laju pembebanan organik 14,28 kg COD/m3hari pada bioreaktor bermedia tandan kosong sawit dan 84% untuk laju pembebanan organik 16,6 kg COD/ m-hari pada bioreaktor bermedia pelepah sawit Dengan demikian, kedua bioreaktor hibrid anaerob ini dapat digunakan untuk mengolah limbah cair -industri minyak sawit dengan beban CODtinggiItem Kinetika Reaksi Pengolahan Limbah Cair dengan Sistem Lumpur Aktif Menggunakan EM 4 sebagai Kultur Mikroorganisme(2016-02-25) Purwaningsih, Is Sulistyati; Chairul; Amraini, Said ZulPenelitian pengelolaan COD air limbah kota dengan menggunakan Sistem Lumpur Aktif (activated sludge) dijalankan dalam suatu rangkaian reaktor lumpur aktif aliran sinambung dengan EM 4 (Effective Microorganism 4) sebagai sumber mikroba. Reaktor dilengkapi dengan aerator yang berfungsi sebagai sumber oksigen untuk mikroba sekaligus sebagai pengaduk. Sebagai umpan digunakan limbah cair sintesis dengan COD 1020 mg/l yang dimasukkan ke dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan SRT (Solid Retention Time) pada kisaran antara 5 – 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor lumpur aktif mampu menyisihkan COD antara 79-88 %. Pada kondisi SRT 5,10,15 dan 20 hari tersebut di atas, diperoleh nilai MLSS berturut-turut 544, 613, 651 dan 677 mg/l. Dari penelitian juga diperoleh kinetika pengolahan secara biologi berupa koefisien perolehan sel (Y) sebesar 0,5994 mg sel/mg COD substrat, laju kematian spesifik (kd) sebesar 0,7078 /hari, laju pemanfaatan substrat maksimum (k) sebesar 3,288/hari, dan konstanta setengah jenuh (Ks) = 135,583 mg/l. Ditinjau dari kadar COD, keluaran dari hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu standar kualitas air.Item Optimasi Pembuatan Pulp Semi-Mekanis Tandan Kosong Sawit: dengan Metode RSM-CCD(2014-02-04) Satria, Rendy; Maulvi Sani, Ikmal; Holy, Valiant; Rionaldo, Hari; Zulfansyah; Amraini, Said ZulPercobaan pembuatan pulp TKS dengan proses semi mekanis dipelajari pada reaktor batch skala laboratorium. Rancangan percobaan RSM-CCD digunakan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi NaOH 16, 18 dan 20%, nisbah padatan terhadap cairan 118, 1/10 dan 1112, dan waktu pemasakan 30, 45 dan 60 menit terhadap kualitas pulp. TKS (yield dan kadar lignin). Dari hasil percobaan diperoleh yield pulp 32 - 52% dengan kadar lignin 8 - 23%. Analisis Respone Surface dan Multi-optimisasi untuk mendapatkan kondisi operasi optimum, yang menghasilkan yield pulp maksimum dan. kadar lignin minimum, dilakukan menggunakan bantuan software Minitab (Trial Version). Hasil analisis RSM memperlihatkan bahwa nisbah padatan terhadap cairan memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kualitas pulp, diikuti dengan waktu pemasakan dan konsentrasi NaOH. Kualitas pulp optimum, yaituyield 38% dan kadar lignin 14% . dicapai pada kondisi operasi konsentrasi NaOH 18%, nisbah padatan terbadap cairan 118,0765 dan waktu pemasakan 28,456 menit.Item PEMBUATAN PULP AMPAS TEBU DENGAN PROCESS ACETOSOLV(2014-02-04) ZuHansyah; Amraini, Said Zul; Linda, Roza; Lestari, Renia DebiAmpas tebu merupakan biomassa berlignOselulQ.\s yang betum dimanfaatkan secara optimal, dan sangat berpotensi untuk dimanfttatkan menjadi bahan baku pulp. Proses acetosolv merupakan salah satu proses pembuatan pulp alternatif yang dapat memanfaatkan seluruh komponen utama biomass a dan ramah lingkungan. Penelitian ini mempelajari pengaruh konsentrasi katalis HCI (0,1, 0,15., dan O,2%-berat), dan waktu pemasakan (1, 2 , dan 3 jam) dalam pelarut asam asetat 80%-berat dan nisbah cairan terhadap padatan 20/1, terhadap kualitas pulp yang dihasilkan, baik yield maupun kadar lignin dan selulosa pulp. Percobaan dilakukan dalam reaktor bacth dengan suhu pemasakan pada titik didih normal cairan pemasak. Hasil penelitlan menunjukkan bahwa pulp dari ampas tebu dapat dibuat dengan proses acetosolv, dengan yield 39,58 - 43,54%, kadar lignin pulp 11,72 - 22,21% dan Kadar selulosa pulp 77,79 - 88,28%, yang bervariasi menu rut kondisi operasi. Peningkatan konsentrasi katalis dan waktu pemasakan dapat menurunkan Kadar lignin dalam pulp, namun waktu pemasakan yang terlalu lama dan konsetrasi katalis yang tinggi menyebabkan selulosa terdegradasi. Kondisi terbaik yang dapat menghasilkan pulp dengan Kadar selulosa tinggi dan lignin rendah adalah pada lama pemasakan 2 jam dan konsentrasi katalis HCI 0,2%-berat, yang menghasilkan pulp dengan yield 40,51%, kadar lignin 11,72% dan kadar selulosa 88,28%.Item Pembuatan Pulp Pelepah Sawit dengan Pelarut Asam Formiat(2014-02-04) Zulfansyah; Fermi, Muhammad Iwan; Amraini, Said ZulThe pulping of oil palm fronds with formic acid medium. has been studied in an effort to develop an efficient and environmentally safe process. This research is conducted to study the effect of pulping conditions on the pulp yield and lignin content. The experiment was run at concentration of formic acid in cooking liquor of 65, 75, 85%-wt, hydrogen peroxide concentration in cooking liquor of 1, 3" 5%-wt, cooking time of 1, 2, and 3 hours. The cooking of oil palm fronds was accelerating in a reactor batch at the boiling temperature of formic acid in standard condition. The effects of dependent variables on the independent variables were studied by statistical modelling using a second-order incomplete factorial design. The emprical models were deduced to satisfactorily fit experimental data with-the values of independent variables and allow quantifiying the effects of each variables. The most influential factor on yield pulp ·wasformic acid concentration. Whereas, the cooking time has greater influence on lignin content.Item Pembuatan Pulp Sabut Sawit dengan Proses Acetosolv(2014-02-04) Amraini, Said Zul; Zulfansyah; Rionaldo, Hari; Mukhtar, AkmalSabut sawit yang merupakan produk samping pabrik CPO yang belum dimanfaatkan dengan baik. Selama ini sabut sawit digunakan sebagai bahan bakar boiler yang menghasilkan emisi gas dan dapat menyebabkan pemanasan global. Percobaan pembuatan pulp sabut sawit dimaksudkan untuk mengkaji kemungkinan pemanfaatan sabut sawit sebagai bahan baku produk pulp. Percobaaan pembuatan pulp sabut sawit dilakukan secara batch pada skala Iaboratorium. Variabel percobaan yang dipelajari, yaitu konsentrasi asamklorida 0,10; 0,15; 0,2%-berat, waktu reaksi IS, 30; 60, 90, 120, 150 menit dan nisbah cairan-padatan lOll; 12/1; 14/1, pada konsentrasi asam asetat 85%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sabut sawit dapat dijadikan pulp dengan proses acetosolv dan menghasilkan yield 75,1-85,3% dan kadar lignin pulp 26-43%, yang bervariasi menurut kondisi proses. Seluruh variabel proses berpengaruhnya terhadap yield dan kadar lignin, dan kualitas pulp yang dihasilkan masih rendah.Item PENGARUH FILLER CARBON BLACK TERHADAP SIFAT DAN MORFOLOGI KOMPOSIT NATURAL RUBBER/POLYPROPYLENE(2014-02-04) Bahruddin; Zahrina, Ida; Amraini, Said ZulPenelitian ini mempelajari pengarub komposisi dan teknlk penambahan filler carbon black (CB) terhadap sifat tensil dan morfologi campuran natural rubber/polypropylene (NR/PP). Sampel campuran disiapkan dengan menggunakan Internal mixer pada rasto Massa ·NR/PP 70/30. Filler ditambahkan ke dalam campuran NR/PP dengan komposlsi 10%, 20% dan 30% Massa. Penambahan filler dilakukan dengan dua cara, pertama dicampur dengan NR terlebih dahulu sebelum pencampuran NR dan PP, dan kedua dicampur bersama-sama NR dan PP dalam Internal mixer. Ke dalam campuran juga ditambahkan plastlslzer 2% Massa dan kornpatibllizer MA-g·PP sebesar 5% Massa. Proses pencampuran menggunakan metode vulkanlsasi dinamik pada suhu 180 oC dan kecepatan rotor 60 rpm. Sebagai curative agent digunakan sulfur dengari komposisi 3 phr (per hundred rubber). Slfat tensil campuran dlukur menggunakan standar ISO 527-2 Tipe SA. Morfologi campuran dianaltsa menggunakan /scanning electron microscopy. Diperoleh bahwa sifat tensil dan morfologi campuran terbatk ! dtperoleh pada komposisl CB 30% menggunakan teknik pencampuran yang pertania. Pada ; kondisl tersebue kuat tarlk dan elongation at break campuran maslng-maslng adilah 9,8 MPa dan 413%.Item PENGARUH KOMPOSISI POLIPROPILEN (PP) DAN KARET ALAM (NR) TERHADAP KUAT TARIK DAN MORFOLOGI CAMPURAN PP/NR(2014-02-05) Amraini, Said Zul; Novendri; Zahrina, Ida; BabruddinPenelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh komposisi campuran polipropilen (PP) dengan karet alam (Natural Rubber) terbadap kuat tarik dan morfologi campuran PP/NR dengan vulkanisasi dinamis. Pembuatan karet mastikasi dan kompon karet dilakukan dengan menggunakan roll mill dengan kondisi operasi pada subu kamar dan kecepatan putar roll 18 rpm. Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam internal mixer dengan perbandingan rasio massa PP/NR 30nO, 40/60,50/50,60/40. Sulfur digunakan sebagai bahan curative agar teIjadi vukanisasi dinamis pada karet a1am, komposisi sulfur yag digunakan adalah 3 phr (per hundred rubber). Pencampnran PP dan NR dilakukan didalam Internal Mixer pada suhu 180 °c dan kecepatan rotor 60 rpm. Properti yang di analisa adalah kekuatan tarik (tensile strength) campuran PPINR dan diuji dengan menggunakan alat universal testing machine, standar yang dignnakan adalah ISO 527-3-5. Morfologi campuran di analisa dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscopy (SEM). Dari basil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa komposisi NR berpengaruh terhadap kuat tarik campuran PP/NR dimana kuat tarik terbaik diperoleh pada campuran dengan komposisi PP/NR 30170. Hal ini ditonjukkan dengan deviasi hasil uji tarik yang kecil pada 4 spesimen uji. Pada analisa morfologi dapat disimpulkan bahwa komposisi karetyang Iebih besar akan menghasilkan ukuran partikeL fasa karet yang terdistribusi kedalam matriks PP kecil, dan partikel karet terdistribusi merata didalam matriks PP. Hal ini terlihat dati hasil foto SEM dimana terdapat ruang kosong dengan uk:uran yang kecil. Ruang kosong ini adalah distribusi partikel karet yang telah terlarut saat perendaman sampel didalam sildohexane sebelwn di lakukan uji SEM.Item PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TANGKI DESTILASI TERHADAP KINERJA PERMEASI UAP DENGAN MEMBRAN KERAMIK DALAM PEMURNIAN LARUTAN ETANOL-AIR(2014-06-30) Gozan, Misri; Amraini, Said Zul; Pramana, Alief NasrullahKinerja permiasi uap (vapor permiation) dengan membran NaA-Ze dalam pemurnian etanol dipelajari dalam penelitian ini. Suhu pada rentang 110, 120, dan 130oC; serta tekanan tangki destilasi pada rentang (½, 1, dan 1½ bar diamati pengaruhnya terhadap selektivitas membran yang memisahkan larutan etanol dan air. Besaran fluks sebagai fungsi tekanan juga diukur sebagai salah satu kinerja membran. Hasil menunjukkan bahwa pada variasi suhu, konsentrasi retentat tertinggi 62% dan konsentrasi permeat terendah 5% terjadi pada suhu 130oC. Pada suhu tersebut dicapai volume tertinggi untuk rententat 202 mL; volume tertinggi permeat 679 mL; fluks tertinggi 0,0011 kg/m2.menit; dan selektivitas tertinggi 1,066. Variasi tekanan tangki destilasi memberikan konsentrasi rententat tertinggi 66% dan konsentrasi permeat terendah 3% terjadi pada tekanan 1½ bar. Pada tekanan tersebut dicapai volume tertinggi retentat 180 mL; volume tertinggi permeat 1062 mL; fluks tertinggi 0,0016 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi 1,089Item PENGARUH WAKTU TINGGAL HIDROIIK (wth) TERHADAP PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PABRIK MINYAK SAWIT MENGGUNAKAN BIOREAKTOR HIBRID ANAEROB BERMEDIA BATU SKALA PILOT PLANT(2014-02-05) Firdha, Irena; Ahmad, Adrianto; Amraini, Said ZulIndustrial palm oil waste water has increased along with growth the palm oil industry in the Indonesia; Industrial palm oil waste water is a very dangerous organic poUutants. In conllentionoJ wastewater treatment with anaerobic pond. microorganisms capable of degrading organic compounds from wastewater in a long time. For this case operation of an anaerobic hybrid bioreactor with the stone be the media expected to increase the ability of microorganisms to degrade organic material. The purpose of this mldy are to assess and study the hydraulic residence time of substrate to reduce COD Industrial palm oil waste water in anaerobic hybrid bioreactor. Research carried out by a few variations ofWTll. i.e. I, 2. 3. and 4 day. Each WIH'operateduntil steady state was obtained based on COD data. Results showed that WTll· offect COD removal efficiency. that are concentration of COD of 80% on WIll 1 day, 82% on WTH 2 day. 88% on Wl1l 3 day, and 90% in WTH 4 dtJy. So, designed a hybrid bioreactor with the stone be the media system lhnt utilkes the ability maintain the biomass can be realized; so the ejfort to; build a technology that is used to treat wastewater effectively and efficiently can be applied.Item Pengembangan Produksi Bioetanol Dari Reject Pulp Pabrik Pulp & Paper Dengan Proses Sakarifikasi & Ko Fermentasi Serentak(2015-07-27) Chairul; Amraini, Said Zul; Muria, Sri RejekiReject pulp merupakan limbah padat dari industri Pulp and Paper. Reject pulp adalah sisa potongan kayu yang tidak sempurna dimasak pada tangki digester pabrik pulp karena adanya mata kayu {knot) dan ukurannya tidak memenuhi standar pulp . Komposisi reject pulp terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan ekstraktif. Selulosa dan hemiselulosa reject pulp dapat dikonversi menjadi bioetanol. Teknik konversi reject pulp menjadi bioetanol dilakukan dengan metode Sakarifikasi dan ko-fermentasi serentak (SKFS). SKFS merupakan modifikasi dari sakarifikasi dan fermentasi serentak (SFS) dimana SKFS dihubungkan pada fermentasi gula pentosa (xilosa) dan gula heksosa (glukosa) menjadi bioetanol menggunakan dua atau lebih agen fermentasi sementara proses sakarifikasinya merupakan reaksi hidrolisis enzimatik. Pada penelitian ini reject pulp yang digunakan berasal dari PT.RAPP berlokasi di Pengkalan Kerinci Kabupaten Palalawan Propinsi Riau. Reject pulp dicuci dengan air kemudian dikeringkan dan dihaluskan menjadi ukuran 40-60 mesh selanjutnya ditentukan komposisinya Kemudian reject pulp dikonversi menjadi bioetanol melalui proses Sakarifikasi dan ko-fermentasi serentak (SKFS). Tahap hidrolisis menggunakan kombinasi enzim selulase, enzim xilanase, dan enzim selubiose. Tahap fermentasi menggunakan kombinasi khamir Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis. Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis segar dari stok pembiakan masing-masing diinokulasi dalam medium inokulasi (glukosa, 10 gl'^; yeast extract, 1 gl"'; KH2PO4, 0,1 gf'; MgS04.7H20, 0,1 gl"'; dan (NH4)2S04, 0,1 gl"'). Sebelum diinokulasi, medium disterilisasi uap dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit, kemudian didinginkan. Setelah dingin khamir dimasukan ke dalam medium lalu dishaker selama 24 jam. Kemudian konsentrasi sel khamir dalam satuan optical density (OD) dianalisis menggunakan Spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm. Reject pulp sebanyak 0,5 gram kemudian dimasukan ke dalam erlenmeyer 100 ml, lalu ditambahkan nutrien medium, Na-sitrat buffer (0,1 M) (pH = 4; 4,5; 5; 5,5 dan 6) dan aquades hingga total volume media fermentasi 27,5 mL. Kemudian disterilisasi uap dengan menggunakan autoclave selama 15 menit. Setelah dingin kemudian ditambahkan enzim masing-masing 0,05 gram selulase, 0,05 gram xilanase dan inokulum khamir masing-masing 7,5 ml inokulum Saccharomyces cerevisiae dan 7,5 ml inokulum Pichia stipitis. Campuran media SKFS dishaker sesuai variabel waktu (6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam). Hasil proses SKSF kemudian dipisahkan dengan menggunakan sentifuge tube sehingga diperoleh cairan bersih. Cairan bersih yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan Gas Kromatografi (Shimadzu GC- 14B, Kolom Poll (Shimadzu GC-14B, Kolom Poll Etilen Glikol Adipat (PEG-20).Item PRODUKSI GULA DARI JAGUNG DENGAN PROSES ENZIMATIK SECARA FERMENTASI KULTUR PADAT(2014-02-06) Amraini, Said ZulCorn is an on important food as the third number of world production after rice and wheat. In Indonesia corn takes the second place after rice. Corn also can sugar. The using corn to produce sugar based on high content of carbohydrate, starch and sugar. Tre can used as fermentation substrate on sugar production. Amylase can be produced by most of microorganisms such bacteria, fungi and yeast. The objective of this research was to investigate sugar production by the growth of'fungi celJs Aspergillus niger in solid fermentation, 'hat used corn as medium. The optimizing was done by surface response method. The experiment was done by bulk technique in afermentor. by semi-solid cultivation technique. Fungi cells were spread evenly on medium surface in the tray. The temperature was maintained at 37c. The variation were aeration rate, particle size, inoculum volume and fermentation duration. The results show that the obtained enzyme activity and glucose content on corn starch substrate 40 mesh was higher than of 60 mesh. The obtained glucose content and enzyme activity from both of them were•9.9? % and 6.96 %, 9.7 unit/ml and 7.3 unit/ml, respectively. More amount of inoculum being added on the substrate would cause the highest enzyme activity for both of type substrate particle sizes, described that at inoculum volume of 60 ml, produced sugar was much than those of 20 mi. The best aeration rate on this research was 1.5 liter/min. the highest of enzyme activity and sugar produced were on 60-70 hours oj fermentation duration. The extract activity was measured by the number offree reducer groups; I % soluble starch solution on pH and temperature of 45.Item REVIEW TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN KAKAO(2014-02-06) Amraini, Said Zul; Rionaldo, Hari; Hermanto; Kurniawan, Nyoman; ZulfansyahIndonesia merupakan negara pemasok kakao terbesar ke-3 di dunia dengan persentasi 13,6% setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (17,6%). Namun, produk kakao Indonesia yang diekspor dalam bentuk biji kakao (cocoa beans) memiliki kualitas yang masih rendah karen a pengolahannya masih tradisional, sehingga harganya pun dikenai potongan sebesar 10-15% dari harga biji kakao di dunia. Kakao adalah salah satu produk unggulan pertanian Indonesia yang masuk ke dalam program jangka panjang pemerintah dalam usaha hilirisasi industri pertanian guna meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Sayangnya di Indonesia, hingga saat ini, teknologi pengolahan kakao menjadi produk hilirnya seperti, cocoa liquor, cocoa butter, dan cocoa powder masih sangat minim. Review teknologi pengolahan kakao mengulas berbagai aspek pengolahan kakao. Dimulai dari pengolahan hulu, yaitu teknik pengolahan untuk mendapatkan kualitas biji yang baik hingga tahapan proses hilir yang meliputi, cleaning, roasting, winnowing dan breaking, alkalisation, drying, grinding, crushing dan pulverising. Berbagai infonnasi yang dipaparkan dalatn artikel ini diharapkan dapat membantu perkembangan teknologi pengolahan kakoa hingga menjadi produk hilirnya.Item SAKARIFIKASI DAN KO-FERMENTASI SERENTAK (SKFS) UNTUK PRODUKSI BIOETANOL DARI LIMBAH PADAT INDUSTRI PULP DAN PAPER(2014-02-06) Sri Rezeki, Muria; Sari, Putri Safariani; Chairul; Gozan, Misri; Salmi, Hendri; Amraini, Said ZulReject pulp merupakan limbah padat dari industri pulp dan paper yang belum banyak dimanfaatkan menjadi produk bemilai tambah. Reject pulp memiliki 95,51% holoselulosa, sedangkan holoselulosa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi bioetanol. Pada penelitian ini dilakukan konversi reject pulp menjadi bioetanol menggunakan proses Sakarifikasi dan Ko-Fermentasi Serentak (SKfS) menggunakan bioreaktor 5 L. Proses sakarifikasi menggunakan enzim selulase, selobiose dan xilanase serta proses fermentasi menggunakan dua jenis yeast yaitu Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis, Penambahkan yeast Pichia stipitis selama proses akan meningkatkan perolehan kuantitas etanol, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimum SKFS dan membandingkan penggunaan enzim selulase, selobiose dan xilanase pada proses SKFS menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae dan Pichia stipitis. Waktu SKFS yang digunakan yaitu 6, 12.24,48, 72 dan 96 jam serta penggunaan enzim selulase, selobiose dan xilanase pada kondisi optimum pH 5. Waktu tercepat proses SKFS yang didapat selama 48 jam dengan menggunakan 3 jenis enzim. Konsentrasi etanol tertinggi didapat pada proses SKFS menggunakan enzim selulase dengan konsentrasi mencapai 10,97 grlL pada waktu SKFS 72 jam. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan enzim maka waktu untuk mencapai konsentrasi etanol maksimum semakin cepat.Item UJI KlNERJA BIOREAKTOR HIBRIO ANAEROB DALAM MENGOLAH LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN BEBAN KEJUT(2014-02-06) Ahmad, Adrianto; Bahruddin; Amraini, Said Zul; Andrio, DavidThe performance of anaerobic processes in the bioconversion of palm oil mill effluent into gaseous fuel is ve/y dependent on the concentration of biomass. Effort to increase the concentration of anaerobic biomass can be done by using anaerobic hybrid bioreactor. The bioreactor used had 3 chambers, each divided for an up and down flow pattem and having a working volume of 2,5 rrr. This study uses two anaerobic hybrid bioreactors equipped with cell immobilization media. Media used in cell immobilization is a medium density form of solid palm oil mills waste, namely: empty fmit bunch and palm midrib. Both bioreactors tested their performance by increasing feed flow rate unexpectedly by 50%, 100% and 150% under room temperature conditions and continuous operation. The results showed that the anaerobic hybrid bioreactor system was capable of converting single-phase oil palm mill effluent with a good performance, and testing with the feed Dow rate increased abruptly by 50%, 100%, and 150% indicates that the recovery time of the anaerobic hybrid bioreactor system is Single-phase of media empty fruit bunches