Integrasi Segitiga:Pemerintah-Perusahaan Swasta dan Rakyat dalam Pembangunan Perkebunan di Indonesia
No Thumbnail Available
Date
2013-05-31
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk; (1).Menganalisis realitas pembangunan perkebunan
berbasiskan subjek agraria di Propinsi Riau; (2) Menganalisis sebuah kebijakan
pembangunan perkebunan dari aspek agraria untuk mengetahui bagaimana konsep atau
model pembangunan yang pernah dilakukan itu sudah mengimplementasikan konsep agraria
dalam pembangunan perkebunan secara adil, seimbang dan berkelanjutan. (3). Menemukan
konsep/model pembangunan yang mengintegrasikan ketiga subjek agraria dalam
pembangunan perkebunan yaitu Pemerintah-Perusahaan Besar Swasta dan Rakyat dalam
sebuah sistem pembangunan yang memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial Secara
proporsional untuk ketiga pihak sehingga pembangunan dapat berlangsung secara Simetris-
Trilatelaral, Co-existensi, sustanability dalam waktu yang tidak terbatas. Penelitian di
Kabupaten Kuantan Singingi desa Ibul Sungai besar kecamatan kuantan mudik. Penelitian
ini merupakan gabungan survei dan studi kasus serta analisa data sekunder. Penelitian survei
adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Untuk menguji hipotesa digunakan Uji Chi
kuadrat (chi square test) untuk melihat hubungan antar variabel dan untuk melihat variabel
yang paling berpengaruh digunakan uji regresi logistik ganda (binary Logistic) dengan
bantuan program SPSS 17.0 for windows. Hasil Penelitian terhadap realitas pembangunan
perkebunan Rakyat Pola PIR, Pola Swadaya dan Perkebunan Besar Swasta dari Aspek-aspek
Agraria, Hubungan luas kepemilikan lahan (X1) dengan pendapatan petani dari berbagai
pola pembangunan perkebunan, ditemukan nilainya 0,003, artinya hubungannya signifikan.
;Hubungan metode pengelolaan lahan dengan pendapatan yang yang diterima petani setiap
bulannya, ditemukan nilainya 0,001, artinya hubungannya signifikan. ;Hubungan kondisi
fisik lahan dengan hasil bersih yang diterima petani setiap bulannya ditemukan nilainya
0,064, artinya hubungannya tidak signifikan. Hubungan waktu konversi lahan dengan
pendapatan yang diterima petani setiap bulannya, ditemukan nilainya 0,072, artinya
hubungannya tidak signifikan. Faktor yang paling dominan mempengaruhi produksi petani
adalah faktor model pengelolaan lahan dengan nilai exp (β) 13.181. Hasil terhadap analisis
Kebijakan Agraria terhadap pembangunan perkebunan baik Perkebunan Besar Swasta
maupun terhadap Perkebunan Rakyat pola PIR dan Swadaya ditemukan bahwa model
pembangunan agraria yang sudah ada tidak memberikan kesejahteraan kepada petani peserta
sebab hubungan antara pemerintah, swasta dan rakyat tidak terintegrasi dalam sistem
managemen pembangunan perkebunan. Untuk itu diperlukan model pembangunan
perkebunan baru yang mampu mengintegrasikan kebijakan Agraria Pemerintah,
implementasinya kepada Perusahaan Besar Swasta Perkebunan dan Perkebunan Rakyat yaitu
dengan cara mengintegrasikan para pihak segigita antara pemerintah-swasta dan rakyat
dalam manajemen pembangunan perkebunan dalam aspek Planing sampai dengan aspek
Pengawasan.
Description
Keywords
Istigppars, Integrasi Segitiga Perkebunan Pemerintah -Swasta dan Rakyat