Abstract:
Bio-oil adalah bahan bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap, dan
diproduksi dari biomassa melalui teknologi pirolisis atau pirolisis cepat (fast
pyrolysis). Bio-oil merupakan bahan bakar yang dapat dioksigenasi, mengandung
karbon, hidrogen, oksigen dan dengan kandungan nitrogen dan sulfur yang sangat
sedikit, bahkan kandungan sulfurnya dapat diabaikan. Bio-oil dapat digunakan sebagai
pengganti minyak tanah, bahan bakar boiler dan dimanfaatkan untuk turbin dan mesin
diesel kecepatan rendah dan medium untuk menghasilkan listrik. Pada penelitian ini
biomassa yang dipergunakan adalah sabut sawit, yang tersedia melimpah di Riau.
Selama ini pembuatan bio-oil menggunakan proses pirolisis konvensional, yaitu
thermal cracking yang menggunakan suhu diatas 500oC untuk menghasilkan bio-oil.
Proses ini masih memiliki masih memiliki kelemahan yaitu dari segi yield produk yang
relatif kecil dan konsumsi energi yang besar. Untuk itu, penggunaan thermo-oil sebagai
media pemanas biomassa dalam pirolisis telah dikembangkan dengan menggunakan
suhu yang lebih rendah. Pembuatan bio-oil dilakukan dengan proses pencairan
langsung menggunakan thermo-oil (silinap) 500 ml dengan variasi berat biomassa 30,
40, 50, 60 dan 70 gram, kecepatan pengadukan 900, 1100 dan 1300 rpm dan
temperatur reaksi 300, 310 dan 320oC.
Hasil optimum diperoleh pada variasi berat biomassa 50 gram, kecepatan
pengadukan 900 rpm, dan variasi temperatur reaksi 320oC sebesar 59,4%. Pada
karakterisasi bio-oil ditentukan kandungan air, massa jenis (densitas), viskositas, titik
nyala, nilai kalori dan identifikasi senyawa yang terdapat pada bio-oil dengan
menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (GC-MS) dan hasilnya berturutturut
adalah 8,394% ; 935,4 kg/m3 ; 11,131cP ; 60oC ; 22,912 MJ/Kg. Hasil tersebut
tidak melewati nilai standar dari Smallwood. Senyawa yang terdapat pada bio-oil dari
bahan baku sabut kelapa sawit adalah alkena, keton, dan furans, hasil ini sesuai
dengan kandungan senyawa yang terdapat pada bio-oil menurut Goyal dkk (2006).