Abstract:
Proses pembuatan briket diawali dengan cara menggiling batang tembakau, kemudian
batang tembakau di ayak dengan alat pengayak untuk mendapatkan ukuran partikel tertentu,
setelah itu batang tembakau diekstraksi dengan menggunakan solven ethanol 96% untuk
menghilangkan nikotin yang terkandung. Setelah diekstraksi batang tembakau kemudian
dikeringkan dan dilakukan pirolisis dengan alat pirolisis. Arang yang telah terbentuk dari
hasil pirolisis dicampur dengan perekat lem tepung kanji setelah itu dicetak dengan alat pres
kemudian dioven. Untuk mengetahui kualitas dari briket yang dihasilkan dilakukan uji nilai
kalor briket, uji volatilitas dan uji emisi gas pembakaran.
Faktor perubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu pirolisis batang
tembakau yaitu 300oC dan 350oC, waktu pirolisis batang tembakau yaitu 30; 90; dan 150
menit dan tekanan pengempaan yaitu 1 ton: 2 ton; 3 ton; 4 ton; dan 5 ton. Dan faktor
tetapnya adalah massa arang serbuk gergaji 30 gram, perbandingan berat tepung kanji
dengan berat arang 0,05 bagian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor briket
terbesar diperoleh pada variabel suhu pirolisis 300oC, lama waktu pirolisis 90 menit dan
tekanan pengempaan 1 ton dan nilai kalornya sebesar 5587.523 kal/g. Kadar volatil matter
pada briket yang dibuat dari bahan baku dengan treatment awal ekstraksi Etanol yaitu
50,298%, lebih kecil dibandingkan dengan kadar volatile matter pada briket yang dibuat dari
bahan baku tanpa treatment awal ekstraksi Etanol yaitu 61,757%. Treatment awal ekstraksi
memberikan efek terhadap emisi gas pembakaran briket dan proses pembakaran briket.