dc.description.abstract |
Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah
Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah negara yang salah memandang
dan mengurus kemiskinan. Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan
yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat
jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan
membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi,
kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan,
kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya
arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan
rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Kemiskinan, menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi
keselamatan hidupn(safety life), mempertaruhkan tenaga fisik untuk
memproduksi keuntungan bagi tengkulak lokal dan menerima upah yang tidak
sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh tani desa bekerja
sepanjang hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit (James.
C.Scott, dalam Gregorius Sahdan 2005). Kemiskinan menyebabkan
keterbelakangan penduduk dan termarginalkan kehidupan mereka. Mereka
tidak punya akses baik akses pengembangan ekonomi maupun akses terhadap
kebijakan. Mereka menerima apaadanya. Dampak ini menyebabkan daerah
mereka merasa terabaikan dan terisolir. Ketimpangan pembangunan muncul
dan berdampak terhadap semakin tertinggalnya perkampungan miskin terebut. |
en_US |