Efektivitas Mikroorganisme Selulolitik Dalam MeningkatkanPertumbuhan dan Produksi Bawang yang Ditanam Di Lahan Gambut
No Thumbnail Available
Date
2013-01-04
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan komoditi hortikultura
yang tergolong sayuran yang banyak dibutuhkan karena manfaatnya yang begitu
besar terutama sebagai bumbu masakan. Kebutuhan terhadap bawang merah bisa
terpenuhi apabila diimbangi dengan peningkatan produksinya.
Tanah gambut merupakan lahan marginal yang cukup potensial sebagai
lahan pertanian dan belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan ini memiliki
banyak kendala yang menyebabkan rendahnya produktifitas, sehingga memerlukan
usaha tertentu agar menjadi lebih produktif dalam pemanfaataimya seperti usaha
tani tanaman bawang merah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan imtuk
memperbaiki kondisi lahan gambut ini dengan pemberian mikroorganisme
selulolitik.
Mikroorganisme selulolitik merupakan mikroorganisme yang mempimyai
kemampuan merombak selulolsa bahan organik karena eksresi enzim selulasenya.
Dengan enzim ini mikroorganisme tersebut dapat menghidrolisis selulosa menjadi
gula terlarut yang selanjutnya digunakan sebagai sumber karbon dan nutrisi bagi
pertumbuhannya. Sebagian dari mikroorganisme tanah tersebut sangat berperan
dalam mekanisme efisiensi pelarutan unsur hara di dalam tanah. Oleh karena itu,
apabila aktifitas mikroorganisme tanah/bahan organik tanah ditingkatkan maka
efisiensi penyediaan unsur hara dapat ditingkatkan sehingga pemberian pupuk
NPK akan lebih efisien.
Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk anorganik (NPK)
yang terendah dengan menggunakan mikroorganisme selulolitik dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah yang ditanam di lahan
gambut.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Gambut Fakultas Pertanian
Universitas Riau, Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar, dimulai bulan Mei
sampai September 2007, metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) 3 ulangan dan 2 perlakuan yaitu: I. Pemberian mikroorganisme
selulolitik dalam 3 taraf: 0 ml/plot, 10 ml/plot dan 20 ml/plot. II. Pemberian pupuk
NPK dalam 3 taraf: dosis anjuran (37,5 g urea/plot, 22,5 g TSP/plot, 15 g
KCyplot), 1/2 dosis anjuran (18,75 g urea/plot, 11,25 g TSP/plot, 7,5 g KCl/plot),
1/3 dosis anjuran (12,5 g urea/plot, 7,5 g TSP/plot, 5 g KCl/plot). Parameter yang
diamati adalah berat kering tanaman 55 HST, laju tumbuh relatif tanaman, jumlah
siung, lingkar umbi terbesar, berat umbi basah per plot dan berat umbi kering per
plot.
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan
uji lanjut dengan DNMRT taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaruh interaksi yang nyata pada parameter berat kering tanaman 55 HST.
Pemberian mikroorganisme selulolitik mempengaruhi pertumbuhan tanaman
bawang merah terhadap parameter berat kering tanaman 55 HST, berat umbi basah
per plot dan berat umbi kering per plot. Pemberian perlakuan dosis pupuk NPK
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah yakni pada
berat kering tanaman 55 HST dan laju tumbuh relatif tanaman.