Abstract:
Tingginya minat masyrakat terhadap usahatani kelapa sawit
menyebabkan Daerah Riau mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas di
Indonesia yakni 2.103.175 ha. Luas ini diprediksi akan selalu berkembang.
Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian bagaimana strategi pengembangan
ekonomi masyarkat, dengan tujuan menemukan strategi penataan
kelembagaan usahatani kelapa sawit dan produk turunannya dalam upaya
memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, terjaringnya sentra
produksi dan kawasan pembangunan industri hilir berbasis kelapa sawit di
daerah berpotensi. Jangka panjang adalah tersusunnya strategi pembangunan
perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan secara wilayah maupun nasional.
Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan metode perkembangan
(developmental research). Analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif
dan analisis kualitatif. Manfaat penelitian adalah dihasilkannya model
pengembangan kelembagaan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan
dalam mendukung percepatan klaster industri sawit.
Perkebunan kelapa sawit menghasilkan manfaat ekonomi cukup penting
bagi Indonesia dengan produksi mencapai 20,6 juta ton. Provinsi Riau memiliki
luas terbesar di Indonesia yakni 2,1 juta hektar, dimana perkebunan rakyat
mencapai 1,1 juta hektar (51 %). Jumlah petani yang terlibat mencapai 804.490
KK dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang. Pengembangan
klaster industri sawit terkait strategi pengembangan klaster ekonomi dalam
kebijakan pembangunan ekonomi nasional diharapkan mampu memberikan
nilai tambah yang besar terhadap produk turunan crude palm oil (CPO).
Perkembangan tersebut akan memberikan multifler effect ekonomi yang
semakin besar karena membuka lapangan kerja dan usaha, secara sinerji akan
terjadi pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dampak dari pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau telah
menciptakan multiplier effect ekonomi sebesar 3,48. Artinya setiap investasi
sebesar Rp 1,00 akan menyebabkan pertutaran uang di daerah tersebut
menjadi Rp 3,48.