Abstract:
Terdapat paling tidak dua masalah utama yang dihadapi Indonesia dalam
mewujudkan ketahanan pangan komoditas gula, meliputi lingkungan internal,
baik penawaran maupun permintaan, yang masih menggantungkan pasokan
impor; dan lingkungan eksternal ekonomi dunia menghadapi liberalisasi
perdagangan. Untuk itu diperlukan altematif kebijakan dalam meningkatkan
ketahanan pangan sehingga tidak tergantung pada pasokan impor. Penelitian ini
beruasha untuk: a) Menganalisis variabel penting yang mempengaruhi ketahanan
pangan komoditas gula dengan membangun model ekonomi; b) Menganalisis
dampak ekonomi liberalisasi perdagangan terhadap ketahanan pangan gula; c)
Menyusun altematif kebijakan yang memberikan dampak positif terhadap
peningkatan ketahanan pangan gula. Penelitian dilakukan menggunakan data time
series periode 1970-2002 dengan membangun model ekonomi ketahanan pangan
gula seeara simultan. Estimasi dilakukan menggunakan teknik 2SLS,dan analisis
dampak liberalisasi dilakukan dengan teknik simulasi historis periode 2005-2010.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa simpulan penting: a) Liberalisasi
perdagangan mengancam ketahanan pangan komoditas gula karena berdampak
negatif terhadap penurunan harga dan produksi, meningkatkan permintaan dan
petani dirugikan karena penerimaan usahataninya menurun. b) Penurunan harga
domestik menurunkan produksi dan meningkatkan permintaan; pada gilirannya
berdampak pada peningkatan impor yang merupakan indikasi ketidaksiapan
Indonesia menghadapi liberalisasi. c) Peningkatan impor akan meningkatkan
harga gula dunia sehingga dikhawatirkan selama periode 2005-2010 ketahanan
pangan gula Indonesia melemah karena harus mengimpor dengan harga lebih
tinggi. d) Analisis simulasi kebijakan tunggal meliputi investasi pertanian 50
persen, fasilitasi kredit pertanian 30 persen dan kebijakan subsidi pupuk 30
persen, semua berdampak positif bagi ketahanan pangan gula karena mampu
meningkatkan produksi dalam menyediakan gula dengan harga yang terjangkau
sehingga ketergantimgan terhadap hnpor berkurang. e) Berdasar indikator
ketersediaan, aksesibilitas dan kerentanan pangan, terpilih dua kebijakan dalam
memperbaiki ketahanan pangan gula Indonesia^ masmg-masing kombinasi
kebijakan investasi pertanian 50 persen dan subsidi harga pupuk 30 persen; dan
kombinasi kebijakan kredit pertanian 50 persen dan subsidi harga pupuk 30
persen. Kedua jenis kebijakan tersebut mendorong produksi dan pendapatan dan
menyediakan pangan dengan harga lebih rendah sehingga terjangkau oleh
masyarakat umum